Harry's POV
Aku berkeringat, gumpalan tebal bertumbuh di tenggorokkanku. Aku merasa bahwa alam-sadarku menghukumku karena sudah melakukan ini. Tapi sejak kapan aku memiliki alam-sadar? Aku tak pernah merasa bersalah karena sudah tidur dengan setiap orang... hingga sekarang. Aku duduk di pinggir kasur dalam sebuah kamar apartemen berperabotan baru dimana aroma perempuan yang mengapung tercium, tapi otakku terlalu sibuk untuk memikirkan Thalia. Aku diingatkan akan betapa tersakitinya ia dihadapanku, dan bagaimana aku merasakan koneksi aneh antara diriku dengannya selagi ia menangis.
Aku melakukan ini dengan Kaylee agar aku dapat melupakan Lia dan melanjutkan hidupku, tapi tampaknya tak berhasil. Ia-lah yang hanya dapat kupikirkan sekarang, bahkan saat Kaylee melangkah keluar dari kamar mandi. Kaylee terbungkus dengan gaun tidur hitam-tipis yang menampilkan bh serta celana dalam di baliknya. Normalnya, aku akan menjadi pria yang paling senang. Kesenangan dan ketidak-sabaran untuk melepas gaun itu darinya. Tapi aku mengejutkan diriku sendiri saat aku tak merasakan itu. Apa-apaan yang salah denganku?
Kaylee berjalan di hadapanku, menyisir rambut hitamnya. Ia menyender di mej- rias setelah dengan tak-berdaya menjatuhkan sisirnya. Ia menyeringai padaku, menggigit jarinya sementara tangan lainnya menarik tali yang menjaga utuh gaun tidurnya. "Ingat waktu kita berumur lima-belaa? Kita tak terlalu tahu apa yang sedang kita lakukan tapi itu lucu. Namun sekarang kita sudah tahu apa yang akan kita lakukan..." ia berhenti, menggigit bibir bawah kemilaunya.
Material tipis, hitam itu dilempar ke lantai dan ia tertinggal dengan sedikit busana. "Bagaimana jika orang-tuamu datang?" ucapku, mengulur apa yang akan kami lakukan.
"Sekarang sudah tengah-malam. Mereka tampaknya sudah tidur di mansion mereka. Mereka tak akan datang seawal ini, setidaknya tidak malam ini." ia tersenyum, maju untuk mengangkangiku.
Ia menekan jarinya ke bahuku untuk memijatku namun bukannya mengurangi ketidak-nyamananku, ia malah semakin memperkuatnya. "Kau sangat tegang, boo bear. Aku tahu ini lah yang kau butuhkan. Kau pergi dari Crestling karena kau frustasi saat melihatku memakai bikini. Kau pulang karena berharap akan mendapatkannya dari perempuan itu padahal kau bisa meminta padaku." ia menambah tawa kikikan.Itu menjengkelkanku betapa dangkal dan tak-matang dugaannya itu. Pada waktu yang sama, aku hampir tertawa keras mendengarkan betapa kontradiktif kalimatnya karena statusnya sebagai 'orang yang berbakat' di Fleese. Tapi sejak kapan aku peduli terhadap betapa dangkalnya seseorang?
"Kau tak tahu betapa salahnya engkau." aku hampir tak berbicara, sedikit mengibaskan kepalaku.
"Sayang, aku tak pernah salah. Aku mengetahuimu lebih dari dirimu sendiri." Kaylee mulai menciumi leherku.
"Tidak. Percaya padaku, kau tidak." tambahku.
Ia melepas. "Aku tak mengingat kau secerewet ini."
"Aku pergi dari air-terjun karena kalian terus membicarakan pernikahannya yang bahkan tak akan terjadi." aku harus menjaga agar tak meninggikan suaraku.
"Apa maksudmu dengan mengatakan itu? Tentu akan terjadi." Alisnya menurun.
"Tidak lagi. Aku tak dapat menahan hal sialan ini." aku mendorongnya dengan ringan dariku sebelum berdiri.
"Kau bilang... kau bilang kita akan belajar untuk mencintai satu sama lain suatu saat nanti." ia mengambil gaun-tipis dari lantai sebelum mengintipku dengan mata bergelinang. "Lima tahun yang lalu, saat kau bilang kau belum dapat mencintaiku, aku mengerti. Tapi aku tetap menunggu, Harry. Aku menunggu saat ini."
"Tapi kau tak dapat memaksa siapapun untuk mencintaimu." aku melembutkan suaraku.
Wajah Kaylee berkerut dengan penderitaan dalam, mendadak ia tak terlihat dikenali. Ia menggertakkkan giginya selagi ia melempar gaun itu padaku. "Kau tak dapat merasakan cinta, Harry! Kau tak dapat mencintai seseorang atau sesuatu karena kau bajingan yang egois, dan kau akan mati sebagai bajingan! Semua orang tahu aku layak mendapatkan seseorang yang lebih baik dari kau. Kau tahu kalau kau bukanlah apa-apa tanpaku. Aku seorang bintang, dan kau bahkan tak dapat melewati kuliah. Kau membawa
pulang perempuan yang berada setiap malamnya dan kau tidak akan pernah puas dengan hidupmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Doll (Indonesian Translation)
Fiksi PenggemarDalam komunitas yang korup, gadis-gadis muda dijual kepada para pria untuk dijadikan sebagai objek pemuas belaka dan mereka disandra sesuai kehendak para pria. Namun semuanya berubah ketika anak lelaki manja dari seorang pengusaha kaya melintasi bat...