Bagian 37 - Bermusuhan

1.8K 110 0
                                    

Rasa sakit menjengkelkan  berkembang di dalam diriku. Tanganku mengepal sendiri pada gambaran  Kaylee yg belaka. Ia belum melakukan apapun padaku dan untuk itu  faktanya aku merasa bersalah karena memiliki gambaran pahit mengenainya  tapi aku tak kuasa. Ia juga memanggilku seorang pelacur, ku harap itu  alasan yg cukup bagiku untuk tak menyukainya.

Bagaimana kalau Harry  berubah pikiran mengenai rencana pernikahannya? Bagaimana kalau ia mau  melaksanakannya setelah melihat Kaylee. Rasa tak percaya diri teraduk di  dalamku tapi mungkin aku harus lebih belajar untuk mempelajari Harry.

"Aku menetap di mobil saja." saranku. Hal yang tak ku inginkan sekarang adalah masalah lagi. Sudah cukup.

"Tidak, kita harus masuk bersama. Ini rumahku. Aku dapat membawa siapapun yang ku mau." Harry mematikan mesin dan menyentak kuncinya.

"Harry, aku tak ingin mencari masalah sekarang." ujarku.

"Aku akan menghadapi dia cepat atau lambat."

"Kau dapat melakukannya tanpaku." ucapku. "Aku hanya tak ingin dilihat sebagai perusak rumah-tangga orang atau semacamnya."

Tepat sekarang aku  merasakan pergerakan di pandangan sekelilingku. Harry dan aku menoleh ke  pintu masuk dan melihat Ny. Briffen terhuyung cepat ke tangga beranda.  Ia menepuk gaun dan meluruskannya saat tiba di mobil.

Ia sudah absen sepanjang  minggu dan aku dapat merusak pikirannya jika aku memberitahu mengenai  hal yang terjadi selagi ia pergi. Tapi aku tak ingin melakukan itu.  Seperti yg dikatakan Harry, hanya di antara aku dan dia. Itu merupakan  hal tersembunyi yg hanya dibagi kami berdua.

"Apa yg salah?" tanya  Harry selagi keluar dari mobil. Perjalanan singkat yg ia alami  kemungkinan menyebabkan pernapasannya cepat.

"K-Kaylee barusan pergi bersama..." ia menghisap napas dalam. "Dylan dan menyiapkan hal untuk pesta."

"Kemana kalian berdua pergi?" lanjutnya.

Aku keluar dari mobil, mengikuti Harry. Jadi Kaylee tak berada disana. Tapi pesta apa yg ia bicarakan?

"Tenanglah... pesta apa?" Harry langsung membicarakannya.

"Ia mengklaim kau  mengetahuinya." alis abunya saling menyatu. "Tamu akan tiba sebentar  lagi! Aku sangat cemas ketika tiba disini pagi ini karena kalian berdua  tak berada disini, tebak siapa yg menunggu dengan sabar di pintu depan.

"Kaylee." tebakku.

Ia mengangguk ragu. "Jam enam pagi. Ia disini sepanjang hari."

Harry meraba sakunya sebelum mengeluarkan ponsel. "Aku sudah melihat panggilan tak-terjawab dan pesannya tapi malas ku periksa."

"Oh sayang... itu  buruk." Ny. Briffen memberi bibir bawahnya ketukan ringan menggunakan  jarinya, tapi aksi itu berkurang saat ia mulai memeriksa pakaianku. Aku  hampir lupa kalau aku masih terlekat dalam pakaian Harry.

"Pesta apa itu?" tanyaku.

"Ia ingin mengumumkan mengenai pertunangannya, megumumkan kepada setiap orang."

Aku merasa sarafku menegang mendengar kalimatnya.

"Apa-apaan? Ia tak bisa  memasuki rumahku begitu saja dan melakukan apa yg ia mau." sangkal  Harry, jari mengusap layar ponsel sebelum ia taruh di telinganya.

"Kau darimana, sayang?" tanya Ny. Briffen selagi mengobservasi kembali pakaianku.

"Itu... cerita yang amat panjang." helaku. Aku sedang tak ingin mengingat kembali hal yg terjadi kemarin. Hal yg terjadi sekarang sudah cukup membuat hatiku berdebar dalam tingkat maksimum.

Baby Doll (Indonesian Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang