3. Sang Mantan

133 33 35
                                    

"Minhyun-ssi" ucap Taemi kaget.

"Taemi-ya, annyeong. Sudah lama tidak bertemu" kata Minhyun dengan santainya.

Taemi langsung beranjak pergi dari tempat itu dan di ikuti oleh para sahabatnya. Tetapi Minhyun segera menarik tangannya.

"Taemi-ya kita harus bicara" kata Minhyun lagi.

"Tidak ada lagi yang harus kita bicarakan." kata Taemi sambil menepis tangannya.

"Mian, mianhae. Tentang hari itu aku sungguh minta maaf. Aku ingin kau kembali lagi kepadaku. Kamu harus ikut denganku sekarang" kata Minhyun sambil menyeret Taemi pergi.

"Yyaak. Lepaskan. Aku tidak ingin kembali lagi padamu. Aku tidak butuh leleki bren**ek sepertimu" teriak Taemi kesal.

"Bagaimana ini? Kita tidak bisa membiarkan Minhyun membawa Taemi pergi begitu saja" kata Jaesa.

"Eottokae?" kata Jinna yang panik.

"Jihoon. Cepat hubungi Jihoon." teriak Sayoung.

***

"Jihoon, bukankah itu Taemi?" tanya Jaehwan.

"Odiya?" tanya Jihoon.

"Itu. Yang lagi diseret sama seorang lelaki" jawab Jaehwan lagi.

"Seongwoo. Hentikan mobilnya" kata Jihoon yang langsung di turuti oleh Seungwoo.

Mereka semua turun dan langsung menghampiri para sahabat Taemi yang masih didepan kampus.

"Yak. Siapa lelaki yang menyeret Taemi itu?" tanya Jihoon.

"Jihoon" teriak mereka bersama.

"Jihoon-ah. Taemi-ya, Taemi-ya" ucap sayoung yang tidak bisa melanjutkan ucapannya.

"Taemi kenapa?" tanya Jihoon.

"Lelaki yang menyeretnya itu adalah mantannya. Dia memaksa Taemi untuk menjadi kekasihnya lagi. Taemi memberontak, tapi Minhyun menyeretnya pergi dengan paksa. Kami tidak tau harus berbuat apa dan kami tidak tau apa yang akan di perbuat Minhyun kepada Taemi. Kamu taukan selama mereka pacaran, Taemi tidak pernah membiarkan Minhyun menyentuhnya dan yang kami takutkan Minhyun akan melakukan hal yang tidak seharusnya kepada Taemi. Jadi tolong selamatkan Taemi dari Minhyun. " kata Jaesa dengan panjang lebar karena terlalu panik.

Jihoon langsung berlari dengan cepat mengejar Taemi dan di ikuti oleh mereka yang ada disana.

[RUMAH MINHYUN]

"Kenapa kamu membawaku ke rumahmu?" tanya Taemi.

"Kamu tidak ingin kembali lagi padaku. Ya baiklah. Aku terima. Tapi setidaknya berikan aku kesempatan untuk menyentuhmu" kata Minhyun sambil tersenyum sinis.

"Andwaeyo. Lepaskan. Apa yang sedang akan kau berbuat kepadaku?" tanya Taemi panik.

Minhyun mengikat tangan dan kaki Taemi, serta menutup mulutnya dengan sebuah kain dan membiarkannya dia duduk di sebuah kursi di rumahnya.

"Taemi-ya ini adalah hukuman untukmu karena tidak mau mendengarkan aku."

Minhyun mengambil sebuah kursi dan mendekatkannya pada kursi Taemi. Minhyun mendekatkan wajahnya menuju telinganya dan berkata.

"Kita akan bermain hari ini. Setelah itu aku akan membiarkanmu pergi"

Taemi hanya bisa terdiam karena mulutnya ditutupi oleh sebuah kain.

Destiny (운명)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang