9. Insiden Di Taman Kota

104 25 53
                                    

Hari ini Jihoon menghubungi Taemi dan mengajaknya bertemu di caffe dekat dengan taman kota. Awalnya Taemi menolak untuk bertemu, mengingat Minhyun yang mengajaknya bertemu hari ini pukul 4 di tempat yang berhampiran. Tapi pada akhirnya Taemi setuju dengan ajakan Jihoon dan memutuskan untuk tidak bertemu dengan Minhyun.

"Huuufff, Minhyun. Apa yang kamu inginkan bila bertemu denganku?" Tanya Taemi dalam hati.

"Mengapa kamu melepaskanku jika pada akhirnya kamu ingin kembali lagi bersamaku? Dan mengapa kamu melibatkan Jihoon? Kamu membuatku bingung 😩" kata Taemi lagi dalam hati.

"Aku muak dengan semua ini" keluh Taemi.

Sorepun datang, Taemi segera pergi menemui Jihoon. Sesampainya disana, Taemi tidak menemukan tanda2 kehadiran Minhyun dan hanya ada Jihoon di caffe di seberang taman kota. Taemi berjalan menghampiri Jihoon yang sedang menunggunya tanpa ia sadari bahwa Minhyun mengawasinya sedari tadi.

"Hoon-ah, maaf aku datangnya telat" kata Taemi.

"Gwaenchanayo. Aku juga baru datang" jawab Jihoon.

"Jadi apa yang ingin kamu katakan?" tanya Taemi.

"Kamu buru2 amat, kamu ada janji lain lagi ya?" Tanya Jihoon.

"Nggak ada" jawab Taemi.

"Kalau begitu kita pesan makanan saja dulu ya. Kamu mau makan apa?" Tanya Jihoon lagi.

"Terserah kamu saja. Sesuaikan saja dengan punyamu" jawab Taemi.

"Baiklah"

Setelah selesai makan, Jihoon pun memulai percakapan mereka.

"Taemi-ya ada yang ingin aku katakan kepadamu" kata Jihoon.

"Ya katakan saja" kata Taemi.

"Jadilah kekasihku" kata Jihoon.

Taemi melihat Jihoon dan..

~PLAAKK~ sebuah tamparan mendarat di pipi Jihoon.

"Aaww. Kenapa kamu menamparku?" Tanya Jihoon kaget.

"Apa itu sakit?" tanya Taemi.

"Tentu saja itu sakit"

"Ini bukan mimpi ternyata 😅. Baiklah, aku mau jadi kekasihmu" jawab Taemi.

"Jinjja? Huff, kamu membuatku kaget saja. Aku pikir kamu akan menolakku" kata Jihoon.

"😂 mian. Pasti sakit ya tamparanku" kata Taemi.

"Nggak sakit2 amat sih, hanya saja kagetnya itu loh" kata Jihoon.

"Hehe"

"Taemi-ya, aku nggak punya cincin ataupun bunga untuk aku berikan kepada kamu" kata Jihoon.

"Tidak apa2, tanpa itupun aku juga akan menerimamu" jawab Taemi.

"Tapi, aku akan bernyanyi di atas panggung caffe ini untukmu" lanjut Jihoon.

"Oh, jinjja? Aku sangat menantikannya" kata Taemi dengan pipi merahnya.

Jihoon menuju ke atas panggung tersebut dan mengambil sebuah mikrofon.

Jihoon menuju ke atas panggung tersebut dan mengambil sebuah mikrofon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Destiny (운명)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang