"Taemi-ya ini aku bawakan tteokbokki untukmu" kata Jihoon sambil masuk ke ruang inap Taemi.
"Wahh, gomawo jihoonie 😊" kata Taemi dan segera mengambil tteokbokki tersebut.
"Daniel hyung mana?" Tanya Jihoon.
"Ntahlah. Btw, aku baru beli kamera" kata Taemi dengan senyuman manisnya dan langsung mengambil gambar Jihoon menggunakan kameranya.
"Yak, tunggu. Nanti ketampananku hilang kalau ngambilnya saat aku blm siap"kata Jihoon yang kemudian merapikan pakaiannya.
"Haha, mau bagaimanapun kamu tetap tampan, coba kamu lihat sini" kata Taemi dan memperlihatkan gambar Jihoon yang ada di kameranya "Tampankan"
"Hmm benar. Kan aku dari lahir udah tampan" kata Jihoon membanggakan ketampanannya.
"😦 Menyesal juga ya aku muji tadi, kan jadi GR sendiri" kata Taemi.
"😂😂 Kan aku yang tampan kamu juga yang punya" kata Jihoon.
"Ada benarnya juga. Ihhh, gemes deh dengan pipi gembulnya kamu" kata Taemi sambil mencubit kedua pipi Jihoon.
"Iya donk. Tapi jangan di cubitin terus, lama2 sakit tau" kata Jihoon.
"😅 Iya2" kata Taemi dan melepaskan cubitannya.
"Anak baik" kata Jihoon sambil tertawa kecil.
"Hoon-ah!" Panggil Taemi.
"Waeyo? Kamu mual?" Tanya Jihoon sambil mengambil sebuah baskom.
Taemipun memuntahkan semua yang ia makan ke dalam baskom dan Jihoon menepuk pelan punggung Taemi agar Taemi merasa lebih baik.
"Kamu baik2 saja?" tanya Jihoon.
"Ah ne. Ini sudah biasa bagiku" jawab Taemi.
Jihoon meletakkan baskom itu kelantai lalu membantu Taemi untuk berbaring dikasurnya.
"Hoon-ah mianhae, aku merepotkanmu. Seharusnya kamu tidak perlu mengurusku seperti ini. Ini menjijikkan" kata Taemi.
"Gwaenchana. Ini tidak menjijikkan. Namanya juga orang lagi sakit, pasti banyak sekali gejalanya. Mana lagikan aku seorang calon dokter, masa sama itu aja jijik. Sudah, untuk sekarang kamu minum obat dulu dan setelah itu langsung istirahat" kata Jihoon.
"Hm ne Jihoon-ah. Gomawo." kata Taemi.
"Ne Chagiya, Cheonmaneyo" jawab Jihoon.
Tidak perlu menunggu lama Taemipun terlelap dari tidurnya. Dan Jihoon duduk disamping Taemi sambil memandangi wajah kekasihnya itu. Dia menundukkan wajahnya, perlahan air matanya mulai jatuh. Dia menangis dalam diamnya, melihat keadaan kekasihnya yang semakin memburuk dari hari kehari.
Sebuah tangan mendarat di kepala Jihoon, Jihoon segera menegakkan kepalanya dan melihat tangan siapakah itu.
"Hm, kamu sudah bangun?" tanya Jihoon sambil menghapus air matanya dan sedikit tersenyum.
Taemi memegang pipi Jihoon dan berkata…
"Gwaenchana… Aku baik2 saja. Jangan terlalu mengkhawatirkan ku. Karena akan terasa sakit jika aku tiba2 pergi" kata Taemi yang menahan air matanya.
"Jangan bicara begitu. Kamu tidak boleh pergi tanpa izinku. Arraseo?" Tanya Jihoon.
Taemi hanya tersenyum manis mendengar perkataan kekasihnya ini.
"Jangan menangis lagi, kamu jelek kalau lagi nangis" ejek Taemi.
"Biarin. Aku jelek kamu juga tetap suka 😏" kata Jihoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny (운명)
FanfictionKisah seorang wanita yang di tinggalkan oleh kekasihnya, kemudian secara tidak sengaja bertemu dengan seorang lelaki yang ternyata adalah takdirnya. Tetapi, sebuah rahasia wanita ini yang membuat mereka menjadi berpisah. Apakah rahasia tersebut? Dan...