12. Kesedihan

116 26 47
                                    

"Begini kamu ingatkan yang kita bicarakan saat aku memeriksa Taemi di rumahmu?" tanya Junna.

"Ya aku ingat" jawab Daniel.

"Apa yang kalian bicarakan oppa? Dan kapan kalian bicaranya?" tanya Taemi.

"Dengar saja dulu. Nanti oppa ceritakan" jawab Daniel.

"Tadi aku sudah memeriksanya. Dengan berat hati aku harus mengatakannya kepadamu. Bahwa Taemi positif mengidap leukemia." Kata Junna.

Daniel terpaku dan tak berkutik sedikitpun setelah mendengar bahwa adik satu2nya menerusi penyakit dari ibu mereka. Hatinya terasa hancur, sangat sulit bagi Daniel untuk menerima kenyataan ini.

"Oppa, bukannya Leukemia itu kanker darah ya? Penyakit yang eomma derita dulukan? Berarti aku bakalan mati donk oppa" rengek Taemi.

"Aniyo. Kamu nggak bakalan mati. Pasti ada jalan keluarnya. Iyakan Junna?" kata Daniel.

"Iya tentu saja. Tidak usah khawatir" jawab Junna.

[DI RUMAH]

Sesampainya di rumah, tidak ada percakapan yang terjadi antara adik beradik ini. Sampai Taemi memulai dahulu percakapan mereka.

"Oppa hari ini nggak ke kantor?" tanya Taemi.

"Nanti, sekalian ada meeting" jawab Daniel.

"Ooo" jawab Taemi sambil beranjak pergi dari ruang tamu.

"Kamu mau kemana?" tanya Daniel.

"Aku mau ke kamar lagi pengen sendiri" jawab Taemi tanpa melihat oppanya.

[DI KAMAR]

Taemi merasa sangat frustasi dengan keadaannya. Dia tidak tau harus melakukan apa untuk menghindari kesedihannya. Setiap kali dia mengingat penyakitnya, dia merasa akan segera mati dan meninggalkan orang2 tersayangnya. Dia sangat takut, apa lagi harus meninggalkan oppanya sendiri.

Taemi mengambil hpnya dan duduk di depan jendela kamarnya. Dia menghubungi Jihoon, tapi dia sama sekali tidak mengatakan apa2.

"Yeoboseyo" kata Jihoon di dalam hp.

"Yeoboseyo. Taemi-ya apa kamu mendengarku?" tanya Jihoon.

Tetap saja Taemi tidak mengatakan apa2 dan pada akhirnya dia mengakhiri panggilan tsb. Sebenarnya ia ingin menceritakan semua kesedihannya kepada Jihoon, tapi sayangnya dia tidak bisa.

1 Minggu berlalu

"Hoon-ah, kamu masih ingatkan janji kita waktu di taman bermain waktu itu?" tanya Taemi.

"Ingatlah. Janji kita bakalan kesana di setiap tahun dan di tanggal yang samakan?" tanya Jihoon.

"Hehe, mana taukan kamu udah lupa" kata Taemi.

"Mana mungkin aku lupa, akukan udah janji dan janji itu harus aku tepati" kata Jihoon.

"Iya. Aku pegang ya kata2mu. Janji itu harus di tepati" kata Taemi.

"Iya, iya" jawab Jihoon.

"Hoon-ah, nanti aku ada acara yang harus di hadiri, kamu ikut ya" ajak Taemi.

"Acara apa?" tanya Jihoon.

"Tidak terlalu spesial sih acaranya, hanya pertemuan teman2 lama saja" jawab Taemi.

"Ya baiklah, aku ikut" kata Jihoon.

"Nanti aku jemput ya jam 20.00" kata Taemi.

"Nggak usah. Aku aja yang jemput, masa iya cewek yang jemput cowok" jawab Jihoon.

Destiny (운명)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang