5. Kenangan Pahit

121 29 67
                                    

"Taemi-ya" panggil Daniel panik yang langsung berlari menghampiri adiknya.

Dan tampak para sahabatnya juga ikut menghampiri Taemi di pangkuan Daniel.

"OMG, Taemi-ya. oppa otteokae?" tanya Jinna panik.

"Lagi?" tanya Jinyoung.

"Apanya?" tanya Jihoon balik.

"Itu dia mimisan lagi" jawab Jinyoung.

"ini, ini. pakai tisu ini agar darahnya tidak bertebaran" kata Jaesa.

Daniel mengambil tisu tersebut dan kemudian mengangkat adiknya menuju mobilnya.

"Hyung, izinkan aku ikut dengan kalian." pinta Jihoon.

"Tidak usah, dia akan baik2 saja" jawab Daniel.

"Tapi, aku khawatir hyung. Hyung duduk saja di belakang bersamanya dan aku yang akan mengemudi. Boleh ya hyung" pinta Jihoon lagi.

"Yang lainnya bagaimana?" tanya Daniel.

"Jangan khawatirkan kami hyung. Biarkan Jihoon ikut dengan kalian. Kami bisa pulang sendiri kok hyung" jawab Jaehwan.

"Ya baiklah kalau begitu. Jihoon ayo kita berangkat sekarang" ajak Daniel.

"Baik hyung" jawab Jihoon.

[RUMAH TAEMI/DANIEL]

"Hyung, mengapa membawa Taemi pulang ke rumah? Apa tidak sebaiknya kita bawa dia ke RS?" tanya Jihoon.

"Dia tidak suka berada disana" jawab Daniel singkat dan kemudian membawa adiknya masuk kerumah mereka.

"Yeoboseyo. Junna-ssi, bisakah kamu datang kerumahku sekarang?"

"Waeyo?"

"Adikku pinsan lagi dan dia juga mimisan. Biasanya dia tidak pernah seperti ini. Ini membuatku khawatir. Jadi bisakah kamu datang secepatnya kesini?" tanya Daniel lagi.

"Ya tentu saja. Aku akan sampai beberapa menit lagi" jawab Junna.

"Baiklah. Aku tunggu" kata Daniel yang kemudian mengakhiri panggilannya.

"Hyung, bolehkah aku tau kenapa Taemi tidak suka berada di RS?" kata Jihoon tiba2.

"Itu... Seharusnya aku tidak perlu menceritakannya. Tapi, karena kamu sudah bertanya, ya baiklah aku beritau saja" jawab Daniel.

"Kalau hyung keberatan, tidak usah menceritakannya. Jangan memaksakan diri." kata Jihoon yang merasa tidak enak.

"Tidak apa2. Aku akan menceritakannya." jawab Daniel.

Daniel terdiam sejenak dan mulai membuka mulutnya untuk menceritakannya.

"Waktu itu Taemi masih umur 10 tahun dan kami sekeluarga pergi liburan ke busan tempat tinggal kami dulu"

[FLASHBACK]

"Appa lusa aku udah mulai libur sekolah. Kita pergi liburan ya appa" ajak Taemi.

"Ya tentu saja anakku sayang. Tapi bagaimana dengan oppamu? Apa dia juga libur?" tanya ayahnya.

"Oppa? Bentar ya appa aku tanya dulu sama oppa." jawab Taemi.

"Oppa..... Oppa-ya, boleh aku masuk?" panggil Taemi yang menghampiri kamar oppanya.

"Tentu saja boleh. Waeyo?" tanya Daniel.

"Oppa, lusa aku udah mulai libur sekolah. Apa oppa juga libur?" tanya Taemi balik.

"Memangnya kenapa? Apa kamu ingin oppa temankan pergi ke taman bermain?"

Destiny (운명)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang