"Arsena!"
Cowok itu balik badan, dan pemilik suara yang tadi memanggil namanya kini sudah berjarak kurang dari 5 meter dari tempatnya berdiri.
"Iya, Pak?"
"Gimana proposalnya? Saya dengar kena revisi?" Tanya pria paruh baya yang menjadi guru fisikanya itu.
"Iya, Pak, saya juga baru tau dari wakil ketua acara, nanti sore mau dirapatin lagi sama ketuanya."
"Oh, ya udah kalo gitu. Dibimbing terus ya, temannya."
"Eh, iya, Pak, siap."
"Ini sekarang kamu mau kemana?"
"Mau dhuha, Pak, hehe."
Arsena Arden Syarief, Sena
+
"Woy, Gatra! Kemaren lo kemana nyet pas pelajaran Bu Nisa?" Seorang teman sekelas menepuk bahu cowok jangkung berkacamata yang sedang makan itu.
"Toilet, kan gua udah ijin?" jawabnya dengan mulut yang masih penuh nasi.
"Kok lo ga balik-balik sampe pulang?"
Cowok itu menelan makanannya, dibantu dengan es jeruk milik temennya yang dia main minum aja.
"Toilet rumah gua, kan gua ga bilang toilet mana."
Gatra Rayhan Aristo, Gatra
+
"Nah kalau kelainan yang disebabkan oleh alel resesif kromosom X itu bisa jadi buta warna, anodontia, hemo-"
"Samlekum." Pintu kelas terbuka, seorang cowok dengan tas ransel yang cuma dipake sebelah masuk dengan salam.
Masalahnya, sekarang sudah memasuki jam ke-3.
KAMU SEDANG MEMBACA
the things we do for love; day6
Fiksi Remaja[HIATUS] Oh, nothing, just a bunch of guys, doing a bunch of stuff just to put a smile on some faces, not knowing it was just a very intense feeling of pure happiness and warmth towards someone... also known as love. ✨notes✨ -day6 lokal -school life