ThirtyFour

1.4K 70 2
                                    

Mencintai seseorang membuatmu bahagia, tapi seiring waktu kamu pasti akan kehilangan nya bagaimana pun juga cara nya kamu mempertahankan.

                              ***

13 Feb 2018

Senin kali ini berbeda dengan senin senin sebelum nya, karna apa? Karna hari ini aku sudah melepas masa jomblo ku.

Aku rasa senin kali ini aku akan bersemangat untuk bersekolah demi menemui angga.

05.25

Beep.. Beep

Alarm handponeku berbunyi, aku segera membuka mataku dan sangat bersemangat untuk sekolah di senin ini.

Aku segera melenggang masuk ke dalam kamar mandi, lalu setelah itu aku langsung ber rias di depan meja riasku. Aku hanya menguncir rambutku, dan mekakaikan parfum ke segala arah tubuhku namun seperti nya parfum kali ini terlalu banyak.

Tanpa memakaikan bedak, pelembab, liptint, atau lain sebagai nya seperti Kebanyakan temanku. Karna bukankah natural lebih baik?

Aku bergegas membuka pintu lalu satu per satu kaki ku segera menuruni anak tangga yang berada di rumahku.

"Pagi bun, yah, bang. " Sapaku mereka segera membalas sapaanku dengan ramah.

"Baru jam enam, udah rapih aja?. " Tanya bunda dengan tatapan heran.

"Iya, biasa nya juga jam enam lewat an baru rapih. Ada apa sih hari ini, kasih tau dong." Timpal ayah. Aku hanya terkekeh melihat mereka yang amat sangat Ingin tahu.

"Kalian mau tau ya? Aku kan emang rajin, yang kemarin kemarin mah cuma khilaf dikit doang. "

"Khilaf kok setiap hari? Heran gua sama alasan lo. " Kini bang rafa ikut membuka suara.

"Nggak papa suka suka leta, yaudah leta mau sarapan bun. "

"Ciaaa abang! Yang udah mau ujian mah beda ya, bang? Udah mau lulus bang? Aduh nggak bisa nikmatin masa masa SMA yang sangat indah lagi, dong. "

"Bodo amat nggak ada indah indah nya buat gua. " Ucap nya singkat.

"Nggak ada gebetan ya soalnya? Haha. "

"Ad-. "

"Wah ada, siapa bang? Ayah nggak tau?. "

"Nama nya kayak boneka kamu, dulu. "

"Agatha? Wahh nanti kenalin gebetan kakak ke aku ya kak. "

"Ayah! Kok dikasih tau. Bodoamat nggak mau. "

"Yaudah sini, kamu daritadi berdiri aja disitu. " Aku segera duduk di samping bangku bang rafa.

"Eh eh?. " Ucap bang rafa secara tiba tiba.

"Kenapa dih, bang?. " Tanyaku keheranan.

"Gua mencium bau bau. " Ucap nya seraya mengendus ngendus seperti hewan saja.

"Bau apa raf ?" Tanya bunda heran.

"Bau parfum kebanyakan. " Sambung nya dan bang rafa lalu membuyarkan tawa nya membuat kami mengerutkan kening.

"Apaan sih maksudnya kok ayah ndak ngerti." Jawab ayah dengan tampang tak mengerti nya itu.

"Iya, abang tadi nyium bau,eh kayaknya si dede kebanyakan pakek parfum nya. " Tutur bang rafa.

"Iya, emang kebanyakan tau tadi. " Ujarku.

"Nahkan, abang mah tau. "

"Ohya, sejak kapan abang panggil pakek dede gitu? Kok bunda mual dengar nya. "

ALETTA [COMPLETED]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang