Di luar mendung. Nadhira tebak akan hujan sore ini. Dia juga meragukan abang Nadhif bakal ngejemput dia karena ini mendung banget dan kemungkinan daerah kampusnya abang Nadhif udah hujan.
"Nadhira, pulang sama siapa?" tanya Chaeyoung dari samping Nadhira yang menatap mendungnya langit sore.
"Gak tau deh Chaey.." jawabnya pelan. Entah Chaeyoung mendengarnya atau tidak, gadis tomboy itu melangkah keluar kelas, di luar ada keributan. Nadhira pun terpancing untuk ikut keluar.
"Brengsek lo gak tau diri banget gila!"
"Ngaca lah anjing gak usah ngatain gua!"
Itu Felix sama Faqih. Teman sekalas Nadhira dan juga Chaeyoung. Kedua gadis itu langsung berlarian mendekat ke arah mereka yang saling baku hantam.
"Sunwoo Al-Faqih, stop lo ngapain?" Chaeyoung memegangi tangan Sunwoo sedangkan Nadhira menenangkan Felix. Nggak biasanya mereka ribut gini padahal biasanya akur.
"Tanya sendiri kenapa sama cowok lo ini, Chae!" Felix berusaha lepas dari Nadhira,"dia tuh brengsek abis." dia mau coba mukul Sunwoo lagi tapi tangannya malah kena pelipisnya Nadhira.
"Nadhira, pulang aja. Mereka biar gue yang ngurus, laporin ke ruang guru." karena sadar Felix udah ngenain pelipisnya Nadhira yang lagi meringis kesakitan, akhirnya Chaeyoung bersuara. Nadhira menjauh, di tarik oleh seseorang.
"Udah gua lakuin, Nadhira ayo pulang. Felix, besok kepala lo yang abis sama gua."
Itu suara Gibran.
🐱🐈
Mereka berhenti di halte, meneduh. Gibran tak membawa jas hujannya. Nadhira melepaskan helmnya, dan duduk di bangku halte terlebih dulu. Sudah lama dia nggak boncengan dengan Gibran. Dan rasanya canggung.
Tapi bahkan cowok itu masih aja bawa dua buah helm. Buat dia, dan buat Nadhira. Dan selalu aja begitu.
"Nadhira."
"Hm?"
"Kenapa gak langsung pulang aja tadi?"
Nadhira hanya diam, menghela napas,"kenapa harus peduli?" Jawabnya datar dan penuh penekanan. Membuatnya menjadi ucapan sakarsme. Dan Nadhira nggak pernah sedatar ini pada sahabatnya ini sebelumnya.
Oh, masih pantaskah Gibran Nadhira sebut sebagai sahabat?
Sahabat macam apa yang merubah sahabatnya menjadi pendiam seperti ini? Nadhira lebih sedikit bicara jika berada di dekat Gibran sekarang.
Gibran duduk menjauh, menyodorkan jaket kulitnya pada Nadhira lalu mengeluarkan sebatang rokoknya.
Nadhira masih terdiam, menatap hujan.
Gibran memang merasa bersalah. Namun egonya sangat tinggi.
Dia benar-benar tega merokok di samping Nadhira bahkan sebenarnya dia tahu, Nadhira tidak suka Gibran yang seperti ini.
Di sisi lain, Nadhira, benar-benar bertahan terhadap semuanya. Segala macam perasaan benci dan rindu yang bercampur menjadi satu.
Dan senja tetap tak seindah itu ketika bahkan hujan telah berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
blue dusk ✔️
Fanfictionintinya, senja tak pernah terlihat seindah itu ketika gibran menemui nadhira. 2018, by nat.