blue dusk ✔️

dalam diam memperhatikan

Gibran berada pada kelas XI MIPA 3, sedangkan Nadhira berada di XI MIPA 1. Sebuah perbedaan yang mencolok. Sejak dulu, kelas Gibran dan Nadhira tak pernah terpisah.

Sekolah mereka yang sekarang memiliki sistem nilai dari setiap kelasnya. 1 berarti bisa di bilang anak rajin, 3 berarti lebih malas daripada yang rajin.

Padahal selama ini, Nadhira yang mengajari banyak hal pada Gibran. Nadhira yang selalu menemani Gibran belajar. namun semua telah leyap.

Nadhira harus sendiri lagi. Terkadang ia bersama Natasha Heejin ataupun Chaeyoung Bouwer sebagai teman dekatnya.

"Nadhira, ke kantin gak? muka lo pucet banget." tanya Natasha pada Nadhira yang masih duduk di tempatnya. Nadhira dengan pelan menggeleng,"enggak laper, gue mau ke uks aja kalian duluan."

"Yaudah sih makan dulu?????" si gadis Bouwer memaksa, Nadhira tetap tak ingin ke kantin. Mood ingin makannya sangat rendah jika sudah seperti ini.

Natasha dan Bouwer pun keluar dari kelas, Nadhira berinisiatif pergi ke uks secepat mungkin.

Padahal Gibran, disana sedang memperhatikan segalanya. Menghampiri kelas Nadhira, namun lelaki itu tetap enggan menghampiri. Hanya memperhatikannya saja.

Namun dia juga khawatir. Tak ada yang bisa dia lakukan.

🐱🐈

"Eh, Adrian? kenapa?" baru saja Nadhira duduk di salah satu ranjang di uks, Adrian Jisung Adimas datang menghampirinya.

"Gua yang nanya, kenapa lu? sakit?" tanya Adrian melettakan susu kotak dan roti pada ranjang dimana Nadhira duduk.

Nadhira tak kaget lagi dengan perlakuan Adrian. Anak itu memang baik pada siapapun.

"Iya, pusing. makasih ya, Yan."  dan memang Nadhira kerap mendapat kebaikan dari Adrian.

"Balik sama gua aja nanti kalo masih pusing. Line aja, gua ke kelas!" Adrian tersenyum singkat, yang di balas juga dengan senyuman untuk Nadhira.

Lega rasanya melihat Nadhira tersenyum manis seperti itu disaat keadaannya yang sedang tak enak badan.

Namun, dia juga tidak bisa menyangkal bahwa dia tak suka melihat Nadhiranya tersenyum pada orang lain.

Sebut saja Gibran nggak tahu diri dan egois. Karena dia hanya bisa melakukan ini. Tak berniat mendekat walau kenyataannya Nadhira juga butuh Gibran.