menjadi semakin benci

3.5K 962 241
                                    

Jangan tanya bagaimana perasaan Nadhira pada Gibran. Sudah pasti Nadhira membenci Gibran yang sekarang.

Saking bencinya, Nadhira kerap menangis di tengah malam karena memikirkan banyak hal. Entah kepikiran tugasnya yang tak kunjung selesai, bahkan memikirkan Gibran.

Nadhira rindu? tentu saja.

Namun rasa benci yang menggumpal di dada, menghalangi itu semua. Gibran juga tak berniat melangkah maju; memperbaiki hubungan persahabatan mereka.

Di saat seperti ini, setiap malam, Nadhira menjadi semakin benci pada apapun. Termasuk Girban.

Tapi anehnya, setiap kali dia melihat atau bertemu Gibran. Rasa benci itu seakan sedikit mulai lenyap.

Di malam hari itu juga, setiap Gibran baru pulang dari jam mainnya, dia dapat melihat jelas dari jendela kamar Nadhira jika gadis itu tengah menangis. Seperti saat ini.

Ingin sekali dia menghampiri Nadhira, lalu memeluknya.

Namun dia hanya menggumamkan,"Nadhira maafin gua." sembari tersenyum sendu.

🐱🐈

Gibran menghisap sebatang rokoknya. Warkop pagi ini masih terasa sangaat sepi. Karena hanya ada dirinya, Jeno dan Sunwoo disini.

"Gibran, gila. gua baru ngeliat lo kayak begini." ucap Sunwoo yang memang jarang ada interaksi pada gibran.

Yang di lihat Sunwoo dulu adalah Gibran adalah anak baik-baik yang berprestasi. Tak berani macam-macam seperti sekarang ini.

"Ah, lo kurang main sih Woo." celetuk Gibran, menghisap sebatang rokoknya lagi.

"Putus sama ceweknya kali tuh dia, sampe kayak begini. Liat aja, urak-urakan kayak ga keurus." ucap Jeno asal sembari menyeruput kopinya. Gibran tanpa sadar terkekeh pelan.

Benar. Setelah dia lepas dari Nadhira, dia jadi semakin urak-urakan dan nggak keurus. Karena bisanya, Nadhira yang mengingatkan banyak hal pada Gibran.

"Oh pantesan. Btw dia kemaren pas gua ribut ama Felix kena tempelengannya Felix tuh kesian gua."

Sial. Gibran lupa tentang ini. Dia langsung berdiri, panik,"dimana si Felix sekarang!?"

"Wet santai aja napa. Lagian lo kenapa panik banget dah tai," kata Jeno menenangkan. Gibran tetap saja tak bisa tenang,"gila aja No, Felix tangannya ngepel gitu ngenain pala cewe gua gimana gua ga panik."

Oh. Beri tepuk tangan pada Hyunjin Al-Gibran yang kemarin berlagak tak peduli namun sekarang malah misuh-misuh gak jelas. Karena Gibran memang selalu berisik dan bisa misuh-misuh hanya di depan teman-temannya.

"Cewek lo?"

Datang-datang, Adrian Jisung langsung nyosor kopi milik Gibran, lalu duduk ,"lah Nadhira cewek lo tapi kemaren kenapa malah nyuruh gua ngasih susu sama roti? kenapa gak lo aja sendiri?" tanya Adrian, masih butuh penjelasan atas yang kemarin Gibran lakukan.

Gibran justru malah tertawa,"cewek gua? hahaha. Gua aja udah gagal jadi sahabatnya lo semua mau bilang dia cewe gua?"

Jeno, Sunwoo dan Jisung saling tatap. Gibran sepertinya kurang enak badan.

---

hai jadi, aku ingin betanya, apakah fanfiction ini ngefeel untuk kalian??

blue dusk ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang