semoga cepat sembuh

3.2K 889 91
                                    


Hari ini, entah apa yang membuat perasaan Nadhira sangat kalut. Pasti ada yang dia lupain atau pasti terjadi sesuatu yang Nadhira gak tau.

Hari ini Gibran tak masuk sekolah. Dia sakit dan Nadhira gak tahu apa-apa.

Mungkin karena itu, perasaan Nadhira jadi sedikit kalut.

Karena belum melihat Gibran walau sebentar saja.

Nadhira pikir, mungkin cowok itu bolos lagi. Makannya Nadhira mencoba untuk tidak peduli.

Nadhira hari ini pulang agak sore. Dia harus mempersiapkan latihan saman untuk lombanya dua bulan kedepan.

Pukul tiga sore, jam pelajaran telah berakhir. Nadhira butuh satu jam latihan saman. Namun baru beberapa menit latihan bersama teman-temannya, dia mendapatkan satu pasan.

tante suzy

|nadhira..
|bisa tlg tante gk sepulang sekolah
|tlg dtng ke rumah ya nak..
|temanin gibran, dia deman tinggi..

Nadhira menghela napas. Badannya memang di sekolah, namun hati dan pikirannya ada pada Gibran.

Ah, cowok itu, selalu saja membuat Nadhira kalut berkepanjangan.

🐈🐱

"Assalamualaikum tante..." setiba di rumah Gibran, Nadhira sudah di sambut oleh tante Suzy aka Mama Gibran yang tengah memasak di dapur.

"Akhirnya, kamu jarang banget dateng kesini...." ucap tante Suzy pelan, wajahnya merasa bersalah dan itu bikin Nadhira gak enak,"enggak tante...aku lagi banyak tugas sama mau lomba dua bulan lagi jadi gak sempet main kesini lagi..."

Alasan itu mungkin cukup menyakinkan tante Suzy..namun pada kenyataannya, hubungan antara dirinya dan Gibran sebenarnya sedang merenggang setahun terakhir.

Dan mereka berdua tak mau orang tua mereka yang juga bersahabat, tau tentang ini.

"Gibran di kamar, kamu bawain makan ya. Dari semalem dia gak makan, ngigau terus...demamnya masih tinggi.." ucap tante Suzy memberi semangkuk bubur dan air mineral serta obat gibran untuk Gibran di atas.

"Maaf ya tante ngerepotin kamu sampai gak sempet ganti baju.."

"Gak apa-apa kok tante! aku juga gak keberatan, aku ke atas ya." tante suzy mengangguk, lalu tersenyum.

Oh betapa baiknya seorang Nadhira Hyunjin pada anak semata wayangnya ini. Suzy mengerti dan merasakan perubahan pada Gibran, namun, seorang Nadhira Hyunjin tak pernah sekalipun berubah.

Tetap menjadi Nadhira yang manis seperti saat dulu Gibran mengenalkannya pada Suzy.

Sudah lama sekali sejak setahun lalu Nadhira tak pernah memasuki kamar Gibran. Masih sama suasananya..namun bedanya, disana Gibran masih terbaring lemah dengan kompresan di keningnya.

Nadhira duduk di samping Gibran, lalu meletakkan nampannya pada meja belajar Gibran.

Sedangkan Gibran merasakan ada getaran pada. Ranjangnya, laki-laki itu mengintip sebentar pada matanya.

Hampir saja dia kelewatan untuk tersenyum. Dia tak benar-benar tidur.

Tadi, beberapa menit lalu ketika ia lihat Nadhira ingin menghampiri rumahnya dengan wajah khawatir, Gibran langsung berinsiatif untuk pura-pura tidur.

Habis ini dia mau berterima kasih pada bundanya karena telah memanggil Nadhira.

"Dasar, nakal. Sok-sokan pulang malem sih, kamu kan anak bunda Gib." gumam Nadhira pelan, dan Gibran jelas mendengarnya.

"Gib kamu tidur beneran kan?"

Tak ada jawaban. Gibran ingin tersenyum geli namun dirasanya ini adalah waktu yang tepat untuk mendengarkan Nadhira berceloteh.

"Tidur ya...semoga cepet sembuh ya...jangan aneh-aneh lagi...aku kangennya kamu yang dulu."

Gak bisa. Gibran belum bisa berubah kayak dulu lagi sebelum pertanyaan di hatinya terjawab. Pertanyaan yang selama dua tahun ini gak kunjung terjawab.

Niat Gibran untuk bangun disaat ada Nadhira, ia urung kan. Nadhira meninggalkannya lagi setelah tiga puluh menit menunggunya.

Dan Gibran, masih setia di posisinya. Ia membuka matanya, menatap langit-langit kamarnya, lalu berguman,

"Nadhira...gua juga. Kangen kita yang dulu."

He said he missed old them, but he's the one who changed and killed old them.

--

Gibran sama Nadhira kalau bener bener lokal namanya, Salman Al-Gibran sama Salma Nadhira. Hehehe.

blue dusk ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang