Chapter XII

1.4K 192 38
                                    

NC 🔞 (Mature Content)

Butir-butir air jatuh membasahi tubuh lelaki tampan tersebut. Aliran air yang sangat lembut membelai kulit berwarna tan milik Taehyung.

Mata bulat yang tajam itu terpejam, merasakan sensasi nikmat dari guyuran air hangat yang menerpa tubuhnya. Tubuhnya yang dingin perlahan menghangat dengan tiba-tiba. Rasa hangat tersebut menjalar dari seluruh saraf di tubuhnya dan berpusat di pangkal pahanya.

'Shitt!' Taehyung mengumpat kesal dalam hati.

Kepalanya mendadak pening akan gairah di tubuhnya yang berkobar tanpa alasan.

'Damnn!' Ia kembali mengumpat dalam hati.

Bisa-bisanya dia bergairah hanya karna benda cair yang mengguyur tubuhnya.

Keadaan lampu bathroom yang sedikit remang dan suara gemericik air yang terciprat dari tubuhnya, tidaklah membantu sama sekali. Malah, membuat gairah itu meletup-letup ingin segera dikeluarkan.

"Hahh..." Helaan napas panas keluar dari mulut Taehyung.

Ia membenturkankan keningnya pelan pada dinding porselen kamar mandi. Napasnya terengah-engah, menahan gairah yang keluar dari tubuh kekarnya.

Gigi putihnya menggertak, mencoba menahan gejolak tak tertahankan tersebut. Sungguh, rasanya sangat sakit dan melelahkan.

Taehyung meletakkan kedua tangannya pada pemukaan dinding bathroom. Jari-jarinya yang besar mencakar permukaan dinding porselen mahal tersebut hingga menimbulkan suara deritan yang sedikit berisik. Mata besarnya sedikit sayu dan terlihat sangat berkabut; penuh dengan segala jenis nafsu dan gairah yang belum terpuaskan.

Mata tersebut melirik sekilas bagian bawah tubuhnya; sumber dari segala kekacauan itu berasal. Dan benar saja, Taehyung melihat benda yang berada diantara kedua paha berototnya tersebut, menegang kaku.

"Hahh.... akhh.." Gumamnya lirih.

Taehyung sudah tidak sanggup lagi. Ia membutuhkan seseorang saat ini. Lebih spesifiknya seseorang yang memiliki sesuatu yang hangat dan lembab dalam tubuhnya yang mampu menenangkan benda kaku milik Taehyung.

"Damnhh...." Taehyung sudah tidak punya pilihan lain. Ia mungkin bisa menghubungi entah siapa pun itu, untuk menidurkan kembali kelelakiannya tersebut. Namun, jangankan untuk bergerak keluar dari kamar mandinya, mengucapkan sepatah kata pun, bibirnya tidak mampu. Semua anggota tubuhnya seolah lumpuh termakan gairah.

Mata bulatnya bergerak liar melihat benda-benda disekitar, berharap ada sebuah benda alternatif yang bisa menjadi solusi pintas untuk menenangkan benda berurat nan kaku di bawah sana. Matanya jatuh pada tangan besarnya sendiri.

"Oh god... hahh..." Taehyung merasa dunia disekitarnya sudah berputar-putar.

'Kali ini saja..., taehyung. Untuk yang pertama dan yang terakhir kalinya.' Taehyung bergumam dalam hati.

Dengan ragu-ragu ia membawa tangannya sendiri untuk menyentuh sesuatu yang menjadi kebanggaannya tersebut. Sungguh, ini bukanlah sesuatu yang diharapkan oleh Taehyung. Bersolo di dalam kamar mandi dengan tangannya sendiri, bukannlah style dari lelaki perkasa sepertinya.

'Shitt!' lagi-lagi umpatan itu menguar dalam hatinya.

Jika ketiga hyungnya tahu akan hal memalukan ini, Taehyung bisa menjamin ia akan menjadi bahan lelucon dan akan berakhir mati kutu karena malu.

Namun saat ini, persetan dengan hal yang Taehyung anggap tabu untuk dilakukan. Ia membutuhkan sesuatu untuk menenangkan kelelakiannya yang sudah ingin meledak karena dorongan gairah.

FATE : PAIN, REVENGE AND LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang