Chapter IX

2K 246 41
                                    

Mature 🔞🔞

.....

Banyak orang berpendapat, jika keadaan kacau selalu identik dengan kata musibah dan bencana. Tapi, hal itu tidak berlaku bagi Taehyung. Hari tenangnya yang selalu sepi kini berubah menjadi kacau karena kedatangan parkit sialan bermarga Choi ke kantornya. Dan bisa ditebak siapa parkit sialan yang dimaksud.

"Ruangan yang bagus. Seleramu tidak pernah berubah Taehyung." Minho mengamati seluruh ruang kantor milik Taehyung.

"Tapi, kau seharusnya memberi warna yang sedikit cerah di bagian ini." Minho menunjuk dinding di sebelah jendela kaca.

"Warna abu-abu terlalu suram, Taehyung." Minho kembali mengeluarkan pendapatnya.

"Beri warna yang sedikit halus dan lembut. Aku jamin, ruanganmu tidak akan terasa kaku. Ruanganmu terlalu statis dan terkesan membosankan." Tambah Minho mencoba meyakinkan Taehyung. Bibirnya yang cerewet itu tak henti-henti berkomentar mengenai ruangan kerja yang Taehyung gunakan.

"Jika hyung bermaksud memberi saran agar aku mengganti warna ruangan  dengan warna lembut seperti pink atau cream, sorry hyung, harapanmu tidak akan terkabul. Warna cerah dan lembut tidak sesuai dengan karakterku. Seharusnya kau tahu itu, hyung." Jawab taehyung tegas.

"Ck! Aku hanya memberimu saran, Taehyung. Kenapa kau jadi sangat serius seperti ini?"

Taehyung terlalu malas membalas ocehan dari hyungnya tersebut. Matanya kembali tertuju pada laporan yang sempat ia abaikan karena mendengar ceramah mendadak dari Choi Minho.

.....


Minho mengamati dengan teliti ruangan bernuansa klasik tersebut. Selera Taehyung memang selalu sama, tidak pernah berubah sedikit pun. Ruangan kantor yang besar ini lebih cocok dijadikan sebagai apartemen dari pada sebuah kantor tempat bekerja, mengingat ukuran dari ruangan ini sangatlah besar. Bahkan, Minho yakin, jika ruangan ini lebih luas dari apartemen miliknya. Mata bulat Minho tiba-tiba jatuh pada sebuah pintu besar berbahan kayu eboni yang terlihat begitu kokoh.

'Bahkan toiletnya pun dibuat sangat berlebihan.' Minho membatin dalam hati.

"Kurasa kau memang gemar menghamburkan uang, bagaimana bisa kau membuat toilet dengan pintu sekokoh dan sebagus itu? Aku  berani bertaruh jika ukuran toiletnya sangat luas dan berlebihan. Untuk apa kau membuat toilet semegah itu di kantor?" Minho menunjuk pintu kokoh yang sangat menarik perhatiannya.

"Toilet?" Taehyung mengikuti arah di mana minho menunjuk. Ia tersenyum sendiri melihat wajah kaget Minho yang mengira ruangan itu adalah sebuah toilet.

"Itu bukan toilet, Minho hyung. Itu kamar tidurku." Taehyung menjawab enteng.

"Kau gila membuat kamar di kantormu, Taehyung?! Apakah kau kekurangan stok tempat tidur, hingga memilih membuat kamar tidur di tempat kerja seperti in-wow!" Minho hampir menjatuhkan rahang melihat kondisi kamar dongsaengnya. Minho dibuat terpana oleh ruangan yang dikiranya toilet itu. Di sepanjang mata memandang, hanya satu kata yang cukup menggambarkan ruangan ini, yaitu mengagumkan.

Ruangan yang Minho lihat bukanlah kamar biasa, namun, sebuah kamar layaknya istana. Minho sampai menggelengkan kepala tidak percaya. Ia tidak menyangka kesukaan Taehyung pada hal-hal klasik begitu membentuk karakternya dalam membuat sesuatu. Sampai-sampai, tempat tidur dan segala pernak-perniknya dibuat sedetail mungkin layaknya bangunan klasik jaman Romawi.

FATE : PAIN, REVENGE AND LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang