Chapter IV

1.6K 243 9
                                    

Taehyung berjalan angkuh memasuki ruangan club. Bunyi gesekan sepatu pantofel menggema seolah menjadi tanda kedatangannya. Penampilannya yang seperti Dewa Ares, sangat mampu menarik perhatian orang. Si wajah tampan berhati kejam ini memiliki daya pikat sensual yang sangat misterius. Aura jantan yang dimiliki Taehyung terasa sangat mengintimidasi. Ia bahkan melihat beberapa orang memalingkan wajah takut saat dirinya melewati kerumunan ramai di dalam club tersebut. Penampilannya yang begitu fenomenal, membuat lelaki penghibur di club merasa lapar akan gairah. Mereka semua mungkin mengharapkan sedikit sentuhan intim dari tangannya yang kekar itu.

Matanya bergerak liar mencari tempat yang telah Minho kirimkan padanya. Dalam keadaan tegang seperti ini pun Taehyung masih terlihat begitu menggoda. Bagaimana tidak, lelaki tampan berkemeja press body dengan tiga kancing di bagian atas yang terbuka dan memperlihatkan dada bidang berwarna kecoklatan, bisa di bayangkan, bagaimana menggairahkannya seorang Kim Taehyung. Semua orang akan sangat mudah ia taklukan dengan pesonanya yang sangat menggoda itu.

Taehyung tidak menghiraukan tatapan memuja yang dilayangkan orang-orang padanya. Ia hanya ingin fokus mencari keberadaan si parkit cerewet, Minho. Ia tidak ingin hatinya yang sudah kacau bertambah kacau karena harus berurusan dengan hal mampu membuatnya hilang kendali.


"Hah..." Helaan napas kembali terdengar. Taehyung sudah sangat lelah. Ia sudah berkeliling dan melihat ke semua penjuru ruangan. Namun, keberadaan hyungnya tersebut tersembunyi entah dimana. Apakah hyungnya sedang melakukan april mop dan menjadikan-nya kelinci percobaan? Tiba-tiba saja pertanyaan bodoh menari di dalam kepalanya. Shitt! Taehyung mengumpat dalam hati. Perasaan marah muncul memenuhi benaknya. Taehyung tidak habis pikir, hyungnya begitu brengsek dan dengan sengaja bermain-main dengannya. Sekali lagi ia mengumpat dalam hati. Taehyung merutuk kebodohan yang ia lakukan. Dengan emosi yang siap meledak, Taehyung melangkah keluar ruangan. Tidak terhitung berapa kali mulutnya yang sexy itu mengeluarkan kata-kata kasar, bahkan, di tengah perjalanan ia tanpa sengaja menabrak bartender cerewet yang berhasil membuat kemarahannya kembali meroket.

"Hei, Ya! Berhenti kau lelaki mata besar! Kau harus ganti rugi. Hei, Berhenti!" Teriakan sang bartender tidak dihiraukan sedikit pun oleh Taehyung. Ia tidak ingin tangannya yang berharga harus berurusan dengan darah, mengingat jika ia marah hanya kematianlah yang mampu menghentikan aksi brutalnya. Jadi, ia harus sedikit menahan diri sekarang.

Hal kacau seperti ini seharusnya tidak akan mempengaruhi Taehyung. Tapi siapa suruh ia dengan ringan tangan melempar ponselnya, yang sekarang mungkin sudah menjadi onggokan sampah, hingga membuat lelaki gagah tersebut mencari keberadaan hyungnya dengan cara manual, seperti sapi dungu yang bingung mencari kawanannya.

Kakinya yang panjang sudah tiba di pembatas pintu keluar, saat telinganya yang peka menangkap suara dan tawa khas yang disusul dengan kata-kata aneh. Taehyung sangat mengetahui siapa pemilik suara khas tersebut. Ia membalikkan badan guna mencari keberadaan suara tersebut. Lelaki tinggi bermata bulat itu mengedarkan matanya ke semua penjuru ruangan, hingga netra bulat nan kelam miliknya mendapati tiga lelaki dewasa saling tertawa lepas -lebih tepatnya dua dari tiga orang lelaki di sana tertawa tidak jelas dan lelaki yang satunya hanya duduk diam melihat aksi kedua lelaki tersebut. Tempat duduk mereka yang dipojok dengan penerangan yang minim alias remang-remang tentunya sangat tidak membantu.

Taehyung menggerutu, "Inikah tempat yang di pesan oleh Minho hyung?" Ia mengusap wajahnya kasar.

"Si bodoh itu. Apa Minho hyung tidak punya ide yang lebih cemerlang untuk sekadar memilih tempat?! Kenapa harus di tempat yang remang-remang dan tidak elite seperti itu?!" omelnya kembali.

Taehyung menarik napas. Ia melangkah malas untuk menggapai tempat yang baginya sangat terkutuk.

....


Minho dan kedua rekannya terlihat larut dalam aktivitas mereka. Mereka bertiga kedapatan sedang menikmati cairan bening beralkohol bernama Soju. Begitu banyak botol-botol kosong berserakan di atas meja. Jangan heran jika mereka bisa menghabiskan banyak minuman beralkohol tersebut. Tingkat toleransi alkohol mereka berada di atas angin. Bahkan saat mereka menuntut ilmu di New York, hampir setiap hari mereka berempat menghabiskan banyak cairan memabukkan tersebut. Sebut saja Wine, Champagne, Wisky, Brandy dan Vodka. Hampir semua jenis minuman beralkohol pernah mereka cicipi. Tetapi, tidak ada yang mampu membuat mereka mabuk. Kecuali, jika mereka ditemani lelaki cantik nan sexy dan menggoda. Karena prinsip mereka berempat sama. Mereka mabuk bukan oleh alkohol, melainkan karena belaian disertai cumbuan menggairahkan dari jemari mungil dan bibir menggoda milik lelaki cantik yang siap memuaskan mereka. Terdengar sangat liar, tapi seperti itulah kehidupan mereka. Kumpulan lelaki binal yang berhasil menutupi sifat buruk mereka dengan segudang prestasi mengagumkan bagi perusahaan yang mereka genggam.

Mereka bertiga terlalu larut dalam dunia masing-masing, hingga tidak menyadari kedatangan sosok tinggi besar yang sedang menahan segala amarah di hatinya.

Taehyung berjalan mendekat dalam diam. Ia mengutuk keputusannya untuk melakukan reuni dengan kedua hyungnya yang bodoh. Kenapa hanya dua? Karena hyung yang satunya lagi masih termasuk dalam kategori manusia normal. Hah, Taehyung merasa hati dan pikirannya tidaklah sejalan saat ini.

"Taehyung! Ha.. ha.. akhirnya kau datang, litle brother." Salah satu dari ketiga lelaki di sana menyadari kehadirannya dan berseru heboh layaknya orang gila. Lelaki berkulit gelap tersebut memang terkenal dengan sebutan kasanova banyak bicara, yang selalu sukses membuat dirinya dan kedua hyungnya yang lain merasakan apa yang dinamakan malu. Sungguh menggelikan jika dilihat.

Teahyung segera menghampiri ketiga hyungnya yang pantas ia sebut pengganggu -karena mengganggu dirinya yang memiliki segudang pekerjaan yang belum terselesaikan.

"Wow!" Si hitam berseru heboh

"Astaga! Siapa lelaki sexy ini, hmm? Ha.. ha.." Kembali, si hitam menyapanya. Taehyung menghela napas malas.

"Kau terlalu berlebihan Kim hitam!" Jawab Taehyung sarkastis.

"Oh?! Tidakkah kau lihat wajahmu ketika mengatakan itu, Kim? Ck, sudah hyung katakan, jangan terlalu sering bercinta dengan kertas di kantormu, Taehyung." Jongin menjeda. Tangannya menuangkan soju ke dalam gelas kecil, sebelum meneguk cairan beralkohol itu dengan rakus.

"Sifatmu sama sekali tidak berubah. Mudah marah dan sangat arogan. Aku benarkan?" Tambah Jongin mencari pembenaran.

Minho dan Sehun hanya bisa memutar bola mata jengah. Mereka berdua sudah sangat hafal tingkah laku dari kedua orang lelaki tampan di hadapannya yang mengaku mempunyai kepribadian yang berbeda. Namun realitasnya tidak ada beda sama sekali. Mereka berdua sama-sama keras kepala dan arogan.


TBC

Hai kawan-kawan. Aku update lagi, nih. Semoga terhibur, iya. Seperti biasa maaf atas kekurangannya, ok. Thank you so much buat dukungan dan kommennya.


Salam penulis,

Adianggraeni

FATE : PAIN, REVENGE AND LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang