Episode 8

644 114 8
                                    

"CHANHEE!"

Baru saja aku masuk ke dalam kelas, salah satu teman kelasku meneriaki namaku. Aku langsung membatu ditempat dan berbalik ke arahnya. Dia, yang memanggilku, bernama Kim Sejeong. Gadis periang yang punya senyum kotak dengan giginya yang selalu terlihat dan matanya yang menghilang. Salah satu teman dekatku. Tapi tidak sedekat Hani. Hanya teman bicara selama aku sekolah disini.

Dia buru-buru menghampiriku dan menabrakkan tangannya di bahuku.

"A-apa?" tanyaku gagap. Jujur saja, tangannya yang berada di bahuku membuat rasa perih yang tak tertahankan. Aku ingin meringis tapi tampaknya bukan itu yang penting sekarang.

"Kudengar kak Chanyeol pindah! Beneran?!" tanyanya menggebu-gebu.

Benar kan? Untung saja aku tidak mengaduh tentang sakit di bahuku akibat tangannya.

Aku mengangguk. "I-iya! Kenapa emangnya?"

"Kok bisa?!" teriaknya tak percaya. Aku harus menjauhkan diriku sebelum telingaku rusak.

"Kak Chanyeol mau lebih dekat ama kampus. Makanya dia pindah," jawabku sambil melepaskan tangannya dari bahuku.

Sejeong mendadak sedih. Bibirnya mengerucut sampai ke dagunya. Lucu sekali melihatnya kecewa seperti itu. Kupukul bahunya sekuat tenaga, sama seperti yang dia lakukan pada bahuku tadi. Sejeong mengaduh kecil.

"Semangat lah! Kak Chanyeol hanya pergi ke kota yang berbeda. Kau bisa mengunjunginya kapanpun." Aku tertawa.

Aku sangat paham perasaan Sejeong yang tulus menyukai Chanyeol. Bahkan saat pertama kali aku mengajaknya ke rumah sewaku yang lama, dia melihat Chanyeol dan langsung menyukainya. Mendadak terlintas dipikiranku untuk mengganggu Sejeong.

"Mungkin kak Chanyeol mau menghindari seseorang," kataku dengan wajah tanpa dosa. Padahal aku sedang mati-matian menahan tawa.

Tak lama Hani masuk ke dalam kelas. Dia tak sengaja ikut tertarik dalam pembicaraan ini dan berhenti di antara kami berdua.

"Seseorang? Maksudmu, aku gitu?" tanya Sejeong menatapku horor. Hani yang hanya menonton, langsung mengerti akan mengarah kemana pembicaraan ini.

"Kudengar kak Chanyeol punya pacar baru," kata Hani mendadak.

Ucapan Hani sukses mengundang tatapan kaget dari kami berdua. Hani... berani sekali.

"Pacar?" gumam Sejeong masih syok.

Sejeong ingin bertanya lebih banyak ke Hani namun suara bel menghentikan Sejeong. Aku pergi meninggalkannya setelah memberi tepukan semangat di bahunya, tepat di tempat aku memukulnya. Aku seperti memberinya luka lalu memberikannya obat.

Hani mencolek bahuku dari belakang. Kebetulan Hani duduk di belakangku, lalu dibelakang Hani adalah Sejeong.

"Kenapa dia?" tanyanya penasaran.

"Nggak tau. Tiba-tiba aja dia bilang tentang kak Chanyeol yang pindah," jawabku sambil mengendikkan bahu.

Pagi itu pelajaran dimulai dengan matematika. Pelajaran yang paling membosankan untuk orang yang tak tahu rumus. Seharusnya senin diawali dengan sesuatu yang ringan. Seperti bahasa dan seni mungkin.


.


"Dia gimana?"

Hani membuyarkan perhatianku pada piring makan siangku. Dia berhenti mengunyah dan menatapku penasaran.

"Apanya?" tanyaku balik lalu menyuap sesendok nasi ke dalam mulut.

"My Strange Housemate" SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang