Namjoon's Side (6)

127 30 2
                                    

"Datang kerumahku jam 8, ya."

"Oke! See u, Joonie~💕"

"See u, honey💜"

Namjoon pun mematikan panggilan itu. Senyumnya terus mengembang saat berbicara dengan pacarnya. Bahagia itu sederhana, ya?

Setelah menyelesaikan panggilan dengan Joohyun tersayang, Namjoon tiba-tiba dapat telpon masuk.

Mr. Baek menelponnya.

Nggak biasanya beliau menelpon Namjoon sore-sore begini.

Namjoon pun menjawab telpon itu tanpa ragu.

"Halo, Mr. Baek?"

"Oh, Kim. Kau ada waktu?"

"Sekarang, sir?"

"Yes! I need you in my office right now. Mind you?"

"No, i dont mind, sir. I'll be there 10 minutes." Namjoon langsung menyambar kunci mobilnya dan pergi keluar rumah dengan ponsel masih di telinga.

"Okay. Thank you, Kim." Beliau tertawa.

Panggilan itu ditutup oleh penelpon.

Tanpa banyak pikir Namjoon langsung tancap gas menuju kampusnya. Nggak butuh waktu lama dirinya sampai di parkiran depan fakultasnya.

Namjoon segera berlari ke ruang kerja pribadi Mr. Baek. Dia ketuk pintu ruangannya, lalu membuka pintunya sendiri.

"Oh, Kim!" seru Mr. Baek senang.

Namjoon tersenyum sambil membungkuk sopan. "What can I do for you, sir?"

"Tidak banyak, Kim. Tapi sebelum itu, tidak apa-apa kan waktumu aku pakai sedikit?" tanya Mr. Baek berharap.

Namjoon mengangguk. "Tidak masalah, sir. Kebetulan Saya sedang tidak sibuk."

Mr. Baek langsung girang. "Bagus! Sekarang kamu duduk di kursi itu dulu."

Namjoon menurut.

Selagi mencari-cari sesuatu yg harus Namjoon kerjakan, Mr. Baek bercerita, "Mahasiswa Saya menyerahkan tugas akhirnya tadi. Kau kan tau Saya tidak bisa menolak? Jadi Saya terima. Padahal Saya sedang mengerjakan naskah seminar untuk lusa. Untung saja kamu mau membantu. Saya sangat berterima kasih, lho."

Mr. Baek memberikan TA yg dia sebut tadi ke atas meja Namjoon.

Namjoon terperangah melihat ketebalan TA yg hampir sama dengan kamus.

"Jangan kaget, Kim. Kau cukup periksa spelling dan koherensi setiap kalimat di bab pembahasannya saja. Kau bisa, kan?"

Namjoon mengangguk ragu.

Mr. Baek tersenyum senang lalu kembali ke mejanya.

Namjoon tidak bisa pergi lagi. Dia sudah terlanjur meng-iya-kan. Dia cuma harus mengecek bab yg punya 200 halaman. Huft.

Saat sedang mengecek, Namjoon langsung teringat janjinya dengan Joohyun. Dia tadi nelpon Joohyun agar datang ke rumahnya nanti malam.

Tapi jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh. Sebentar lagi Joohyun datang.

Sebentar.

Joohyun nggak boleh ketemu Chanhee di rumahnya! Bisa-bisa dia salah paham!

"Eum, Mr. Baek? Boleh Saya permisi menelpon sebentar?"

Mr. Baek mendongak. "Tentu saja
Gunakan waktumu, Kim."

Namjoon segera berdiri dan bergumam, "Terima kasih, sir."

Namjoon segera meninggalkan ruangan dan pergi sambil menekan-nekan nomor di ponselnya.

Langkahnya berhenti di depan mesin penjual otomatis. Tangan kanannya memencet tombol minuman, tangan kirinya menahan ponsel di telinganya.

"Halo?"

"Halo? Chanhee. Kau dimana?" tanyanya cepat.

"Minimarket. Ada apa?"

"Kau akan selesai jam berapa?"

"Mungkin sekitar jam sebelas malam."

"Baguslah. Sudah ya."

Namjoon langsung mematikan panggilannya tanpa menunggu protes dari Chanhee. Aku yakin dia sekarang kebingungan, pikirnya.

Namjoon cuma punya waktu sedikit untuk menyelesaikan TA itu. Dia harus pulang sebelum Joohyun datang. Namjoon nggak mau membuat Namjoon menunggu.

Dia kembali ke ruangan Mr. Baek. Sesaat dia duduk di kursinya, dia langsung mengaktifkan mode Kilat. Membaca secepat mungkin dalam beberapa detik.

Setengah jam kemudian, Namjoon berhasil menyelesaikan pemeriksaan TA itu. Dia langsung mengenakan jaketnya terburu-buru.

"Sir, Saya sudah selesai memeriksanya. Bolehkah Saya pulang?"

"Benarkah? Cepat sekali. Apa kau punya janji bertemu dengan seseorang?"

Namjoon nggak langsung menjawab.

Seakan tau apa yg dipikirkan Namjoon, Mr. Baek langsung menggoda Namjoon.

"Dengan pacarmu? Ahey~ sudah kuduga. Baiklah. Kau bisa pergi. Makasih atas bantuanmu, Kim."

"Ahaha, iya. Sama-sama, sir."

Namjoon membungkuk cepat dengan sopan lalu bergegas pergi meninggalkan ruangan. Dia berlari menuju parkiran.

Jam di mobilnya menunjukkan pukul setengah sembilan. Dia sudah terlambat!

Mobilnya langsung bergegas pergi meninggalkan parkiran dan menembus jalanan Seoul yg ramai menuju kekasihnya yg pasti sedang menunggunya.

Maafkan aku, Joohyun. Aku akan segera sampai.

"My Strange Housemate" SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang