Episode 10

608 115 11
                                    

Ambyar gua liat  Black Haired Namjoon di Euphoria😭😭 gantengnya nambah seribu kali lipat dari biasanyaaaaaaaaaa ya Allah
Hampir khilaf pindah bias ke Namjoon😭😭😭
Gak tahan sama sekali ngeliat dia senyum ke kamera dengan rambut hitam dan dimple😭😭
Udah deh kalian baca aja nih ceritanya Namjoon sambil ngebayangin warna rambutnya Namjoon yg item itu😭😭
And lastly, Happy Birthday my Half Happiness Jonghyun Oppa🙂😊



.


“Ah! Telat lagi! Aish!” erangku kesal saat melihat jam di ponsel yang sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Gara-gara tadi malam menemani Namjoon sampai jam tiga pagi, aku jadi kesiangan.

Tidak seharusnya aku mengeluh sesaat setelah aku bangun. Seharusnya aku senang aku bisa bangun dan menghirup udara bumi di hari berikutnya. Suatu rahmat dari Tuhan yang sangat mulia untuk umatnya. Seharusnya aku bersyukur.

Tapi, terlambat bukan hal yang harus disyukuri.

Aku keluar dari kamar dengan ponsel di tanganku. Keadaanku cukup mengenaskan sampai aku takut melihat bayangan diriku di cermin. Aku harap tidak bertemu Namjoon di luar. Dia tidak bisa melihatku baru bangun jam segini dengan pakaian berantakan. Bahkan orang mabuk pun nggak akan sekonyol ini penampilannya.

Ternyata doaku tak terkabul.

Aku lihat Namjoon tengah asik makan sarapannya sambil bermain ponsel. Oh tidak! Aku harus segera masuk ke kamar mandi. Letaknya tidak terlalu jauh. Aku hanya cukup melebarkan kakiku sejauh mungkin, lari, dan menghilang bagai angin.

Saat Namjoon terlihat benar-benar tenggelam ke dalam ponselnya, itulah kesempatan datang! Aku buru-buru lari ke dalam kamar mandi dan membanting pintu. Kesengajaan itu membuat Namjoon terkejut. Dia menoleh ke pintu, tapi kembali menatap ponselnya tanpa meninggalkan ketertarikan apapun. Dia bahkan tidak mau repot berdiri dan bertanya dari luar kamar mandi tentang diriku.

Lima belas menit di dalam kamar mandi bikin aku meriang. Sepuluh menit aku habiskan untuk menunggu sang pemilik rumah pergi. Sebenarnya itu sia-sia karena aku tidak dengar apapun dari dalam kamar mandi. Aku memutuskan keluar setelah merapikan rambut dan pakaianku.

Mendapati bar tempat Namjoon makan sudah kosong, kulepaskan nafas lega yang sejak tadi kutahan. “Akhirnya dia pergi,” gumamku senang, lalu jalan ke dapur.

“Kayaknya dia mabuk beneran. Padahal cuma minum satu kaleng,” kataku pada mangkok kosong di atas bar. Dari baunya dia baru saja makan sup penghilang mabuk.

Aku baru tau dia hanya bisa minum satu kaleng. Tingkat toleransinya tidak setinggi yang aku kira.

Kuhempaskan badanku ke atas sofa putih panjang satu-satunya di rumah ini. Mataku menatap kosong ke LCD TV berlayar 42inch di depanku. Tanganku sama sekali tidak bertenaga bahkan untuk memegang botol plastik ditanganku. Kepalaku mendadak tidak bisa memproses kegiatan yang seharusnya kulakukan hari ini. Mendadak aku tidak tau apa yang harus kulakukan.

Bosen banget kalau mendadak bolos begini.

“Enaknya ngapain ya?” gumamku panjang sambil mengedarkan pandanganku ke segala sisi.

Banyak sekali yang bisa kulihat. Buku-buku bertumpuk di segala sudut, koleksi sepatu yang tergeletak diluar rak sepatu, kotak-kotak yang belum dibuka, dan majalah-majalah Times di atas coffee table. Semuanya berserakan dimana-mana. Sepertinya dia tidak punya waktu untuk melakukan segala hal.

“Apa tidak masalah kalau aku yang membersihkannya?” tanyaku dalam hati. Ragu sih.

Ah, nggak tau deh!

"My Strange Housemate" SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang