14

287 11 0
                                    

"Udah pulang Dek?"

"Iya"

Mood gue masih belum membaik. Dari pada nyemprot orang, lebih baik diam. Itulah yang gue lakuin kalo mood gue down. Gue butuh tidur, hanya dengan tidur mesti mood gue bisa kembali.

Jam 4 sore gue baru bangun, langsung mandi dan sholat. Turun kebawah, ada Bunda lagi di dapur membuat sesuatu.

"Bunda!!!!"

"Ga usah teriak Ra"

"Bunda bikin apa?"

"Brownis"

"Aira mau!!!"

"Nanti belum jadi. Sana nonton tv aja jangan gangguin Bunda" sebenernya masih agak ga enak sih manggil Bunda, lagian ngapain sih sok gaul banget pengen di panggil Bunda.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" jawab gue sama Bunda. Abang baru pulang kayaknya, bawa tas sama jaket. Tumben pulang jam segini.

"Dari mana aja. Tumben keluar, biasanya dekem sama PS" Abang duduk di sebelah gue dan bersandar sandaran sofa. Kayaknya capek banget.

"Tugas Kuliah Dek"

"Udah selesai ujianya?"

"Udah"

"Berarti Abang bisa dong antar jemput Ade lagi"

"Kan udah ada Ian"

"Ga mau. Maunya sama Abang aja"

"Kenapa? Lagi marahan?"

"Enggak Abang. Aira cuma risih aja kalo sama Jeka. Dia itu populer di sekolahan"

"Bagus dong, lo jadi bisa populer juga"

"Yaudah kalo ga mau nganter, biar Aira pake angkutan umum aja"

Abang itu paling ga suka kalo gue naik Bus ataupun metro mini. Katanya, gue ini cewek, kalo ada apa-apa kan repot, mending naik taksi. Padahal naik angkutan umum kaya gitu seru juga, lebih murah lagi dari pada naik taksi. Tapi Abangnya aja terlalu over.

"Iya gue anterin"

Akhirnya, mimpi buruk akan menghilang juga. Berarti dengan ini, gue juga menjauh dari Jeka. Gue jahat ga sih, kaya gini sama Jeka. Dia kan baik, yang jahat itu fansnya, bukan Jeka. Tapi gimana lagi kalo gue sama dia terus di sekolahan, bisa-bisa habis gue sama fansnya.

"Ayah pulangggg... "

"Kebetulan brownisnya udah jadi. Sini Yah kita makan bareng"  Bunda naro brownis di atas meja ruang tv, gue sama Abang lesehan, sedangkan Bunda sama Ayah duduk di sofa.

"Gimana enak?" tanya Bunda. Kita yang menikmati cuma ngangguk doang.

"Ini eksperimen jadi Bunda bikinya sedikit doang"

"Bunda mah kalo masak apa aja enak, bikin banyak dong, mesti ayah abisin" Bunda senyum denger pujian Ayah. Kaya ABG aja gaya nya. Gue sama Abang lanjutin makan, ogah liat orang tua mesra-mesraan gitu.

Malam ini kita berkumpul di ruang tv, dengan brownis Bunda, dan candaan Ayah. Seneng kalo lagi kumpul gini, beban kaya keangkat semua, liat mereka ketawa gitu aja bikin seneng. Gue bersyukur, punya keluarga kaya mereka. Walaupun nunjukin kasih sayangnya dengan cara yang berbeda.

Pagi harinya, gue berangkat sekolah sama Abang tentunya. Sesuai perkiraan Jeka udah nungguin di depan rumah, walaupun gue udah bilang mau berangkat sama Abang, dia tetep nungguin. Di perjalanan Abang terus ngoceh, sedangkan Jeka berada di belakang ngikutin gue.

Cipokable ( SLOW UPDATE ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang