Gomawo buat yg sdh baca..
Kaget juga, yg baca udah 900 lebih..
Tapi votenya mana? Vote juga dong ah...
#puppy_eyes
Ok, lanjutannya langsung cekidot..
.
.
:*:*:*:*:*:iljimae:*:*:*:*:*:
.
.
Pulang sekolah, Kai melajukan Silver Hawknya ke sebuah hotel. Setelah parkir ditempat khusus, Kai menuju sebuah gudang. Disana Kai mengeluarkan sebuah sepeda.
Setelah berganti pakaian, Kai mengendarai sepedanya lewat belakang hotel menuju rumah Soeun.
Kai menatap isi rumah Soeun dengan galau.
Orang-orang suruhan ayahnya telah mengubah isi rumah Soeun. Tidak ada sisa-sisa perabotan milik Soeun yang bisa menjadi kenangan bahwa Soeun dan anak-anak pernah tinggal di sini.
Kai menghembuskan nafasnya dengan lega. Isi kamarnya memang berubah, tapi tempat tidur Soeun masih ada. Kai merebahkan tubuhnya di ranjang. Bau tubuh Soeun masih menempel di sprei, bantal dan guling.
Kai memeluk gulingnya dengan erat. Membaui semua yang bisa dirasakannya.
Perlahan Kai bangkit.
Dia menghembuskan kuat-kuat nafasnya dan berdiri tegak.
“Kai Fighting!!!” serunya menyemangati diri sendiri.
.
.
:*:*:*:*:*:iljimae:*:*:*:*:*:
.
.
Setelah menyimpan sepedanya, Kai bergegas masuk ke dalam gedung besar tingkat 18 yang berada di tepi sungai Hangang.
Hari sudah sore. Sebagian pegawai kantor sudah pulang.
Kai sudah diterima bekerja sejak kemarin. Jadwal kerjanya adalah shift sore sampai malam.
Sambil mengalungkan ID Card nya, Kai menuju pantry di lantai 5 divisi Design Creator. Disana Kai mengecek list tugasnya sehari-hari.
“Hai!” Sapa seseorang sambil menepuk pundak Kai.
“Eoh, Annyeonghaseyo. Sudah mau pulang?” tanya Kai.
“Ne. Tugasku sudah selesai.” kata namja seumuran Kai itu sambil memberi tanda contreng di check listnya di kolom terakhir.
“Aku pulang duluan.”
“Ne, Kamsahamnida..” Kai membungkuk hormat.
Kai mulai mengambil sapu dan menuju ruang kerja. Ada beberapa karyawan yang masih berkutat dengan pekerjaannya.
Kai mulai membersihkan ruangan yang mulai sepi.
“Kau, kemari sebentar!”
Kai menoleh. Seorang karyawan memanggilnya.
“Eoh, Ne..” Kai mendekati pemuda yang tampaknya sedang sibuk dengan kertas-kertas kecil yang berwarna-warni di atas mejanya.
“Cleaning Service baru?”
“Ye. Saya masih Trainee.” Sahut Kai sopan.
“Baiklah. Bisa tolong belikan aku kopi? Aku akan lembur malam ini.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Electric Shock Therapy
Fiksi PenggemarKisah cinta seorang pemuda gay yang jatuh cinta pada seorang janda muda beranak 2. Pemuda ini masih berstatus sebagai seorang pelajar, anak chaebol (konglomerat) korea yang sangat kaya raya. Kisah cintanya yang lucu dan menarik dengan konflik-konf...