Tidak pernah terbukti jika selama ini prasangka buruk mengenai sikap Radit akan berubah setelah dia berada jauh dariku. Aku masih bisa merasakan kehangatan pelukannya dari dalam sukmaku, senyumnya tidak pernah hilang dari pandangan, dan kehadiranya tidak pernah jemu berkuasa atas hati dan pikiranku.
Aku berhasil memasuki tahap dua setelah berbulan-bulan perjalanan yang tidak bisa dikatakan gampang. Jika awalnya aku ketakutan dan merasa tidak sanggup menjalani ini semua kemudian dia terus saja memberiku semangat dengan menemaniku di ruang perawat setiap aku mendapatkan giliran untuk jaga malam, namun setelah kepergiannya di akhir tahun lalu aku sempat ragu walaupun sebenarnya aku tahu komitmenku untuk menjadi dokter sangat besar tetapi sebenarnya perasaan tidak ingin dia pergi juga sama ketinggian kadarnya.
Semua kekhawatiran hasil dugaanku sendiri tidak pernah aku rasakan secara nyata itu hanyalah hasil dari jajahan perasaan yang menggoda diriku untuk melepas cincin pemberiannya. Selama ini dia tidak pernah lupa untuk memberikanku kabar jika terlambat itu karena sinyal. Kau tahu, sinyal adalah musuh terbesar kami. Saat kamu saling tindu dan sedang melakukan panggilan video tiba-tiba muncul tulisan di layar ponsel "tidak ada konektifitas" sehingga membuat kami terpaksa untuk mengakhiri. Kenapa sinyal selalu menghambat hubungan kami? Tidak kah kau tahu jika langit sedang cerah dan kenapa kau terus saja mengusik kami yang sedang menghapus rindu?
Malam ini adalah suatu keberuntungan untuk kami, sinyal sudah berjalan lancar sesuai yang kami harapkan. Kau tahu, saat kami merayakan kelulusan aku di koas tahap satu dengan makan chiken wing kesuakaanku di tempat makan siap saji sama sekali tidak ada gangguan dan semua berjalan sesuai rencana. Tadi sore ada pemberitahuan e-banking karena ada yang mentrasfer uang atas nama Raditian Nugraha ke dalam rekeningku dan katanya untuk pesta malam ini secara tidak langsung aku ditraktir olehnya.
Aku pergi ke sana dengan memesan taksi online, aku kira sudah terlambat namun ternyata dia juga belum datang. Aku meletakkan ponselku di atas meja sembari memperhatikan lima potong ayam bagian sayap yang tersaji di depanku. Sepuluh menit kemudian dia meneleponku dengan panggilan video. Aku segera membukanya dan sungguh dia juga memesan apa yang aku pesan. Aku langsung tertawa melihatnya dengan jelas karena ya kau tahu sinyal lagi lancar.
Kami menyantap makanan bersama dengan tawa yang mengelegar karena Radit menjatuhkan ayamnya karena keteledorannya. kau tahu kami membuat tantangan siapa yang terakhir menghabiskan ayam harus mendapatkan hukuman dari yang pertama menghabiskan ayam. Dia juga sesekali menunjukan sisa makanan yang berada di sekitar mulutku yang belepotan. Hingga berhasil dinyatakan bahwa aku adalah pemenangnya. Aku memberika hukuman kepadanya untuk berkenalan dengan tiga pengunjung. Awalnya dia menolak namun akhirnya dia menyetujui karena aku meledeknya sebagai pengecut.
Pertama dia mengajak perkenalan dengan anak kecil berumur tujuh tahun yang datang bersama kedua orang tuanya, anak itu bernama Batiar. Kemudian dia berkenalan dengan seorang pria muda berumur tujuh belas tahun bernama Yudistira, pria muda itu ternyata sedang kencan bersama dengan kekasihnya yang berna Ayuni. Kemuda dia segera meninggalkan dua pemuda itu lalu mendatangi seoran pria yang sedang berkerja membersihakan meja yang tadi di tempati olehnya. Pria itu beranama Budiman.
Hukuman itu akhirnya berhasil dilakukannya. Dia aku nobatkan sebagai pria yang berani dan tidak pemgecut. Kau tahu, Dari ketiga orang yang ajak berkenalan Radit juga tidak pernah lupa memperkenalkanku kepada mereka dia selalu menunjukan ponselnya kepada mereka dan aku hanya bisa melambaikan tangan sambil tertawa ramah dan sedikit tertawa.
Sekita pukul sembilan malam aku sudah perjalan pulang namun sebelum sampai dia meneleponku kembali namun kali ini hanya panggilan suara. Dia memintaku untuk menyalakan speaker dan aku menurutinya kemudia dia berkata dengan lantangnya memanggil pak sopir taksi.
"Pak sopir?" katanya. Dan supir taksi yang mengantarkanku pulang. "Pak sopir apakah anda mau uang tambahan dari saya sebesar seratus ribu setelah mengantar tunangan saya pulang?"
Pak sopir waktu itu terlihat bingun dan menanyakan kepadaku siapa yang memanggilnya. Aku segera menjelaskannya dan mengulang perkataan Radit untuk memperjelaskan kepadanya. Pak sopir waktu itu berkata, "Ya saya jelas mau Mas." Pak sopir waktu itu langsung tertawa.
Namun Radiy segera menjawab, "Tetapi ada syaratnya." Boleh jadi aku langsung menegurnya namun dia tidak menghiraukan. "Bapak harus mengucapkan kepada tunagan saya seperti ini 'Saya perwakilan dari Raja Raditian Nugraha mengucapkan selamat malam untuk Ratu Aila Larasati yang kecantikannya melebihi ibu kantin di rumah sakit' jika bapak berhasil maka seratus ribu untuk bapak."
Dan lak sopir waktu itu menyetujuhinya dan aku hanya mampu menahan tawa. Radit tidak ingin aku menutup teleponnya sampai pak sopir berhasil mengatakan apa yang dimintanya. Hingga akhirmya di halaman rumah aku mengatakan kepada Radit bahwa pak sopir berhasil mengantarkanku dampai di depan rumah. Kau tahu Radit mengatakatakan apa? Seperti ini.
"Saya Raja Raditan Nugraha hendak menyampaikan pesa kepada Ratu Aila Larasati yang akan diwakilkan boleh bapak... eh, pak sopir namanya siapa?"
"Ridwan."
"Oke," kata Radit. "Saya Raja Raditan Nugraha hendak menyampaikan pesa kepada Ratu Aila Larasati yang akan diwakilkan boleh bapak Ridwan selaku pengendara kereta kencana milik putri cindrella."
Tanpa menunggu lama pak sopir segera menyauti. "Saya perwakilan dari Raja Raditian Nugraha mengucapkan selamat malam untuk Ratu Aila Larasati yang kecantikannya melebihi ibu kantin di rumah sakit."
Tawaku langsung meledak bersama pak Ridwan dan Radit ketika masih di dalam mobil taksi, hingga sekarang ketika mengingat kejadian itu aku selalu ingin tertawa. Tidak lama setelah itu ponselku mendapatakan pesan e-banking karena Radit baru saja mengirim uamg seratus ribu dibrekeningku. Untung saat itu aku membawa uang tunai lebih jadi aku bisa segera memberikan kepada pak Ridwan sekaligus ongkos atas jasanya mengantarkanku pulang.
Sebelum pak Ridwan pergi dia sempat berpesan kepadaku seperti ini. "Mbak yang baik-baik sama tunangannya jangan sampai mbak terbujuk dengan apa yang mbak lihat atau apa yang mbak lihat sejatinya jawaban akan selalu ada di hati mbak." Aku hanya mengangguk waktu itu dan mepelas pak Ridwan pergi.
Boleh jadi aku mencatat pesan pak Ridwan dengan baik sampai aku menulisnya di sini dengan tinta warna emas. Sedikit berlebihan tetapi aku yakin pesan dari pak Ridwan sangat berarti untukku yang menjaga perasaan atas Radit yang berada jauh di Surabaya.
Aku rasa sudah saatnya aku pergi tidur dan tidak lagi membohongi Radit bahwa aku selama ini selalu pergi untuk menulis setelah aku mengucapkan selamat tidur untuknya.
Selamat malam langit kota Semarang, sampaikan salamku untuknya di langit kota Surabaya.
((BERSAMBUNG))
Kisah dan cerita akan menyisahkan kenangan dibelakangnya seperti jejak yang akan menuntun kita ke tempat yang bahagia walau rindu menjerat.
Rekomen buat kalian yang lagi LDR kurasa cara Aila dan Radit akan cukup ampuh untuk menghapus kerinduan pasangan kalian. Maaf untuk yang lagi jomblo dan yang mengharapkan seseorang di ujung sana. Semoga kalian semua bahagia.
Vote atau comment. Whatever kalian bisa memilih salah satu atau keduanya atau mengabaikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aila dan Radit (OPEN PO)
ChickLit!!!SEGERA TERBIT!!! COMPLETE Setiap manusia mempunyai jalannya masing-masing, setiap langkah yang diambil adalah penentu takdir di masa mendatang. Jika salah maka akan terperangkap ke dalam jurang, maka berhati-hatilah. Keputusan Radit untuk mencint...