Figlia Carina

939 32 0
                                    

Namaku Figlia Carina sudah membaca buku merah milik Bunda dan aku kebingungan di lembaran terakhinya. Tulisan tebal di bawah setiap lembaran cerita itu adalah tulisan Ayahku yang berusaha masuk ke dunia milik Bunda. Entah aku tak tahu kapan Ayahku menuliskannya

Kota kelahiran Surabaya, 28 Sepetember 2021. Sekarang aku menjadi gadis muda yang berusaha memaknai cinta. Akan tetapi aku terhalang rasa kebencian terhadap Bunda yang melahirkanku dan Ayah membiarkan ini terjadi. Bagaimana tidak aku ditinggalkan di rumah sakit sendiri setelah aku lahir, Bunda pergi begitu saja sekarang dia di mana aku tak tahu. Bertahun-tahun lamanya aku tak mengetahui di mana Bunda dan Ayah seolah tak ingin aku menyingung tentang ini.

Pasalnya karena saking penasarannya aku membuatku mencuri buku merah milik Bunda dengan mengedap-endap masuk ke kamar Ayah saat tengah malam beberapa hari yang lalu di hari jumat. Aku tahu buku merah ini saat Ayah pernah sekali tertidur di sofa ruang tamu sambil memeluknya sengan setetes air mata yang mengalir di pelipisnya. Dan sempat membaca tulisan depannya Aila Larasati. Nama yang tertulis di akta kelahiranku sebagi ibu.

Haduh, pokoknya ya, membaca buku merah ini sangatlah meletihkan. Dari tahun ke tahun Bunda menulisnya dan aku akhirnya selesai membaca namun ternyata akhir ceritanya menggantung seperti jemuran basah. Eh, tidak lama sekitar sehari setelah aku membaca tuntas sedikit mengabaikan setumpuk perkerjaan rumah aku sudah mengembalikan seperti caraku mencurinya.

Lagi-lagi aku berhutang maaf kepada Ayah akan ini. Okelah aku akhirnya bisa mengetahui karakter Bunda dari yang dapat aku tangkap setelah membaca bukunya. Namun sepertinya hmm aku butuh jurus super dektektif konan untuk menyelidiki ke mana perginya Bunda. Harus bisa.

Tinggal bersama Ayah di apartemen mewah sangat mengasikkan, apa lagi di waktu senggang dia selalu mengajakku jalan- jalan di mall sekadar makan menonton ataupun membeli buku sampai akhirnya aku memiliki hobi yang sama dengan bunda yaitu suka membaca novel. Koleksi novelku sudah sangat banyak dan Ayah membuatkan ruangan khusus untuk menampung semua buku-buku yang aku beli sekaligus beberapa koleksu novel milik Bunda. Bukan jalan-jalan ke mall yang mengasikkan namun setiap hari sabtu pukul sembilan malam aku dan Ayah menonton drama korea di rumah. Hahaha maaf Ayah aku telah mempengaruhimu masuk ke dunia korea ini. Masa bodoh sepertinya Ayah begitu menikmatinya.

Walaupun di rumah tanpa ada seorang ibu akan tetapi perkerjaan rumah tangga selalu beres karena Ayah mendatangkan mbak Arini yang sejak kecil sudah merawat keluarga kecil ini. Aku pernah bertanya kepada Ayah apakah tidak ingin menikah lagi? Jawaban Ayah hanya menggelengkan kepala. Padahal aku ingin mbak Arini dinikahi oleh Ayah. Sekali lagi maafkan aku Ayah.

Kemarin aku mendapatkan novel baru dari Ayah. Novelnya bagus judulnya Tentang Masa Kita pada ulang tahunku yang ke 16. Ya, kadonya memang tidak sebagus tahun lalu yaitu boneka yang gedenya empat kali dari besar tubuhku. Gede parah, bawanya aja meski pakai mobil terbuka. Tapi ada yang seru dari kado novel itu. Entah yah, setelah membaca novel itu rasanya aku menjadi penasaran kenapa Ayah membelikanku novel tentang cinta? Ya, mungkin dia ingin bernostalgia dengan kisahnya bersama Bunda.

Selama lima hari setelah berlangsungnya kegiatan yang meletihkan membaca kisah dari Bunda aku membuat list orang-orang terdekat Bunda yang nantinya aku akan berubah menjadi seorang detektif yang diam-diam menggali tentang Bunda di setiao orang itu. Terutama kisah kelanjutan Bunda pada tanggal 28 September 2021.

Pertama mungkin tante Veona, aku mengenalnya sejak kecil aku sering ke rumahnya karena aku bersahabat dengan anak laki-lakinya yang seumuranku yang aku panggil Reo yang kini tinggal di Kalimantan Timur dan aku sudah tidak lagi berhubungan dengannya mungkin dia sudah lupa denganku. Selanjutnya bisa jadi om Rendy sahabat Bunda yang tidak sengaja bertemu di stasiun pasar turi. Baru selanjutnya Ayah. Nenek mungkin tidak tetapi sepertinya sejak kecil dia pernah bercerita tentang Bunda dari cerita dongeng raja dan ratu yang bertemu di pesta dan setelah membaca buku merah tenyata yang dimaksud raja dan ratu adalah Ayah dan Bunda.

Semasa kecil aku juga sering bertanya tentang Bunda kepada nenek atau mungkin ke tante Lisa. Itupun jika aku ke Semarang. Namun sejak lebaran dua tahun yang lalu aku sudah tidak ke sana mungkin aku sudah terlalu asik dengan teman-temanku saat liburan tiba. Kalau ditanya ingin ke Semarang pastinya ingin sekali apa lagi aku ingin tahu bagaimana kondisi boneka beruang berwarna cokelat itu sekarang yang di buku merah tertulis sering disiksa.

Besok sepulang sekolah aku akan pergi ke rumah tante Veona dan om Rendy. Memulai tugasku mencari kebenaran dan mungkin aku akan bisa menemukan titik terang ke mana perginya Bunda. Semangat Lia.

For your information nih good people, aku tidak sedang menulis buku harian lebih tepatnya aku menulis secara abstrak kisah perjalananku mencari kisah sebenarnya yang terjadi kepada Bunda saat ini. Jadi kalau bingung yah maaf. Eh, jangan menambahkan daftar maaf lagu ya karena amu masih berhutang banyak kata maaf kedapa Ayah.

Alasan terbesarku menyuasun semua ini adalah aku ingin banyak orang yang tahu bagaimana kisah cinta Bunda dan Ayah sebelum akhirnya aku lahir. Aku pernah sekali menduga bahwa Bunda sudah meninggal dunia karena yang aku tahu bahwa kandungannya sangat berisiko. Akan tetapi jika Bunda meninggal kenapa selama ini Ayah tidak pernah mengajakku ke makam Bunda?

((BERSAMBUNG))

Aila dan Radit (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang