Semarang, 26 Juli 2018

529 34 9
                                    

Aku bahagia dan aku tidak ingin menunggu sampai di rumah untuk menulisnya.

Sudah lima hari ini aku tidak bisa tidur, namun sekarang aku sudah merasa tenang dan senang karena apa yang aku persiapkan telah membuahkan hasil membuat Radit bahagia.

Kau pasti tahu kemarin aku membeli kue di toko roti ternama di kota Semarang. Aku juga tidak lupa membeli lilin dengan angka enam dan dua. Bukan berarti berumur 62 melainkan mewakili umurnya yang menginjak 26 tahun. Tua yah? Hahahaha aku saja masih 23. Tapi bulan September aku ulang tahun. Opps semoga yang di sana bisa peka.

Bisa ditebak kalau aku selama lima hari ini aku telah mempersiapkan ulang tahun Radit. Ini kali keduaku merayakan ulang tahun Radit. Bedanya dulu aku datang ke kontrakannya di dekat kampus namun sekarang aku merayakannya di rumahku. Kenapa di rumahku? Sebentar aku mulai ceritaku saat hampir tengah malam mendekati pergantian hari ini. Tetapi sekadar mengingat kado spesial telah dipersiapkan sejak awal aku mempersiapkan yang lainnya.

Banyak sekali halangan ketika aku mempersiapkan ulang tahun Radit. Aku harus berhasil menyelesaikan laporan praktikum di laboratorium sebelum menggelar pesta untuk Radit. Setelah semua selasai perjerjaanku sekitar pukul sebelas malam aku langsung mengambil kuenya di lemari es. Setelah itu aku letakkan kuenya di atas meja makan lalu aku mencoba dengan mendekorasi ruang makan dengan balon-balon dan tulisan yang sudah aku buat sebelumnya di kamar.

Setelah semua teratur baik-baik aku mencoba menghubungi Radit untuk datang ke pestanya yang telah aku persiapkan itu. Kau tahu waktu itu dia sedang tertidur lalu terbangun karena aku meneleponnya. Dia tidak mengenakan pakaiannya terlebih dahulu ketika menerima teleponku dia hanya telanjang dada sambil menutupnya dengan selimut. Sebuah keberuntungan bagiku karena sinyal di kota Semarang dan Surabaya sedang lancar jadi aku bisa melihat wajahnya dengan jelas.

Awalnya aku menutupi kameranya kemudian aku berjalan dari kamar ke ruang makan sambil berbisik kepadanya agar tidak tidur kembali dan ternyata dia menurut dan duduk dengan bersandar pada sandaran tempat tidur. Sampai di ruang makan aku langsung membuka kameranya dan berteriak sambil benyanyi untuknya. Oops, Mama mungkin terbangun waktu itu karena aku mendengar pintu kamarnya terbuka lalu di tutupnya kembali, aku rasa dia tidak ingin ikut campur dengan pesta Radit. Maaf Ma.

Kau tahu, dia langsung duduk tegak dan senyum lebarnya katanya dia tidak menyangka aku aka merayakan ulang tahunnya dan katanya lagi dia sebenarnya lupa dengan ulang tahunnya, namun kurasa itu hanya sebagai ucapa  terimakasihnya yang melebihi dari sekadar ucapan belaka. Aku memintanya untuk meniup lilin namun sebelumnya aku meminta dia untuk meminta permohonan kepada tuhan. Dia tampak menurut dan patuh sekali. Dia tidak henti-hentinya mengucapkan terimakasih kepadaku atas pestanyabyangaku persiapkan.

Dia juga berpesan kepadaku agar menyimpan kuenya untuk dibagikan kepada teman-teman kuliahku yang sama-sama brrjuang di koas tahap dua ini karena itu aku menyimpan kembali kuenya di lemari es. Aku menunjukan semua dekorasi yang aku buat di ruang makan dia tampak heran dan memberikanku ciuman jarak jauh. Hahaha andai ciuman itu nyata.

Baiklah karena waktu sudah menunjukan pukul satu dini hari dia memintaku untuk segera tidur. Aku langsung kembali ke kamar dan membiarkan ruang makan masih penuh dengan balon-balon. Dia memintaku untu segera berbaring di tempat tidur dia tidak mau aku menutup teleponnya sebelum melihat aku benar-benar tertidur. Dia juga berbaring di tempat tidur dengan ya kau tahu dia masih tetal telanjang dada waktu itu walaupun sepertinya di kamarnya tampak redup aku masih bisa melihat wajahnya di ponselku.

Paginya ternyata aku melihat catatan panggilan tenyata dia benar-benar memutuskan sambungan setelah aku terlelap dalam tidur, saat aku sudah tidak sadar waktu. Aku pagi ini dibangunkan olehnya beruntung karena itu aku tidak jadi terlambat untuk ke kampus karena ada pertemuan dengan kepala jurusan. Aku sangat berterima kasih kepada Radit pagi ini. Kalau tidak aku bisa terlambat dan boleh jadi aku mendapatkan pengurangan nilai nanti.

Sekitar pukul sepuluh saat setelah pertemuan dengan kepala jurusan aku mendapatkan panggilan telepon darinya. Dia menunjukan sebuah kardis cokelat yang tampak tidak asing bagiku.  Kotak tersebut berisikan sepatu olahraga dan beberapa foto-fotonya yang aku rangkai dalam bentuk scrapbook. Dia menghamburkan senyum kepadaku dan aku juga tertawa melihat ekspresinya yang menirukan ekspresi lucunya yang terpampang di scrapbook.

Teman-temanku yang waktu itu duduk di sebalahku mereka menggelengkan kepada ketika meihatku tertawa sendiri. Padahal sebenarnya aku tertawa bersama Radit. Ya, waktu itu aku dan Radit sedang bernostalgia selama kita berjauhan, foto yang aku tempel di scrapbook adalah hasil foto skrin dari  layar ponselku. Hal ini memang secara tidak sengaja aku lakukan dan baru terpikirkan untuk menjadikan screpbook sekitar lima hari yang lalu.

Sekitar hampir satu jam aku melalukan panggilan video dengannya akhiri di akhiri setelah dia mengemas kembali isi dari kotak berwarna coklat itu. Yang menjadi keherananku aku tidak menyangka bahwa kardus cokelat itu datang ke apartemen Radit di waktu yang tepat yaitu saat ulamg tahunnya yang ke-26 pada tanggal yang sama yaitu 26 Juli 2018. Aku sampai tertawa-tawa sendiri saat memasuki laboratorium untuk praktikum dan teman-temanku bahkan masih menggelekan kepala melihatku, adapula beberapa yang mencoba menyadarkanku apakah aku baik-baik saja.

Aku sendiri bingung apakah mereka semua tidak tahu rasanya bahagia yang luar biasa dengan hubungan jarak jauh yang sama sekali tidak memberatkan ini. Mungkin mereka hanya bisa merasakan indahnya memiliki kekasih yang berada dekat namun mereka tidak tahu bahwa sensasi yang sangat istimewah ini.

Aku rasa sampai di sini aku bisa menulisnya, kerena hari sudah samakin sore dan aku masih berada di kampus. Mungkin Mama sekarang merasa khawatir dan berdiri di depan pintu rumah dengan ekspresi paniknya. Aku tidak mau itu terjadi.

Untuk angin, sampaikan rinduku untuk Radit dan sampaikan terima kasihku atas hari ini.

((BERSAMBUNG))

Alam pasti tahu jika kita saling rindu. Tanpa harus kamu berbisik mereka akan menyampaikan dengan sendirinya karena kita adalah dua insan yang merindukan pertemuan.

Yuhuuu... selamat ulang tahun untuk kamu yang ulang tahun di hari ini atau di kemudian hari.

Salam hangat. 😍😘😗😙😚🙈

Aila dan Radit (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang