Rose Pov.
Aku terkejut mendengar ucapan pria tua itu dan sepertinya chanyeol pun sama denganku kulihat dia membulatkan matanya terkejut dengan apa yang barusan dia dengar. Aku tidak tau kenapa .hanya saja aku merasa sedih mendengar Chanyeol akan tunangan dengan Irene.
"ayah apakah ini tidak terlalu cepat aku belum siap menjalin hubungan serius ?" ucap Chanyeol yang sangat terlihat kaget. Dan mencoba menolak pertungan ini secara halus.
"nanti juga kau akan terbiasa dan siap. Lagipula ayah ingin segera menimang cucu darimu chan. "
"tap "sebelum sempat ia menyelesaikan ucapanya pria tua itu memotongnya.
" sudahlah tidak perlu di pikirkan jalani saja nanti juga akan terbiasa. "jelas pria tua itu meyakinkan Chanyeol.
Chanyeol hanya terdiam tidak bisa berkata apa-apa lagi. Menolakpun akan percuma karna pria tua itu akan melakukan apapun untuk rencananya supaya terwujud.
Pria tua itu mengambil cincin dari sakunya dan memberikanya pada Chanyeol .Chanyeol perlahan membuka kotak itu ragu. Lalu mulai mengambil cincin itu dari kotak dan memasangkanya di jari manis irene. Begitupun sebaliknya dengan irene melakukan hal yang sama. Irene terlihat sangat senang dan Chanyeol hanya diam dengan memasang wajah datar.
" sekarang kita akan menetapkan tanggal pernikahan mereka. "tutur pria tua itu.
" bagaimana jika bulan depan. Kebetulan itu bulan kelahiran irene ."jawab pria di sebelah irene yang tak lain adalah ayahnya.
" ahhh baiklah aku setuju. "mereka lalu tertawa bahagia setelah menetepkan tanggal pernikahan.
Tanggal pernikahan telah di tentukan .kami beranjak menuju ruang makan menjamu keluarga irene. Aku pergi ke kamar karna tidak ada gunanya aku ikutpun karna aku akan jadi nyamuk lagi.
Aku merebahkan tubuhku di kasurku menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong.tak lama Aku memejamkan mataku karna rasa kantuk yang melanda.Brukhhhh.
Terdengar suara pintu terbuka dengan keras. Sontak aku terbangun dan melihat sosok pria tua dengan wajah yang sangat mengerikan. Dia menghampiriku dan langsung memukul wajahku hingga aku tersungkur ke lantai. Dia kembali mengangkat wajahku dengan menarik rambutku kasar."memalukan. Kau meninggalkan acara tanpa pamit sedikitpun hah "bentak pria tua itu padaku dengan nada yang tinggi.
"ohhhh aku tau kau ingin mempermalukan ku gadis jalang? "
"aku pergi karna kupikir aku tidak ada gunanya disana. " jelasku membela diri.
Dia kembali menapar pipiku kasar dan meninggalkan luka pada bagian sudut bibirku.
"dengar aku baik-baik bodoh. Yang kau lakukan tadi dengan meninggalkan acara seenaknya membuat ku maluu kau mengerti. apa kata mereka seorang tuan rumah tidak menemani dan menjamu tamunya sendiri."dia semakin menarik rambutku kasar .
"jika kejadian ini terulang lagi akan kupastikan kau mendapat perlakuan yang lebih buruk dari ini .kau mengertii " bentaknya lagi padaku dengan mendorong tubuhku ke lantai dengan kakinya yang membuatku tersungkur kembali.
Setelah kepergian pria tua itu dari kamarku .aku mengangkat tubuhku untuk berdiri dan menudukan tubuhku di kasur .aku meringis menahan sakit pada wajahku yang sudah terlihat bengkak karna pukulan tadi.
Aku mengambil kotak P3K di bawah meja dan mulai mengobati luka pada bibirku. Tak ada air mata setetespun yang jatuh dari mataku karna aku sudah terlalu lelah menangisi takdirku. Menangispun akan percuma tidak akan merubah keadaan. Yang aku harapkan sekarang hanya ingin pergi dari neraka ini.