Aku berjalan menyusuri taman kampus.tak ada hal yang menarik selama mataku memandang keseluruh taman. Aku duduk di bangku taman merasakan angin menerpa wajahku lembut. Pikiranku mulai menerawang akan masa depanku kedepanya. Tidak mungkin bagiku untuk selamanya terjerat dengan pria tua itu.saatnya bagiku untuk mulai berpikir dan bertindak. Mungkin setelah pernikahan chan aku akan pergi bagaimanapun caranya .
Langit terlihat mulai mendung awan-awan hitam mulai berkumpul di satu titik untuk menciptakan hujan. Rose berlari menuju sebuah mobil sedan hitam yang terparkir di gerbang kampus. Rose membuka pintu mobil dan duduk di samping pengemudi yang tak lain adalah baekhyun. Tak ada percakapan diantara mereka berdua keadaan di mobil hening. Baekhyun melirik rose yang menyandarkan kepalanya ke jendela mobil dengan tatapan yang terlihat kosong sepertinya ia sedang menanggung beban masalah yang sangat berat.
"Rose. "panggilnya dengan suara pelan tapi masih bisa terdengar oleh rose.
"hmm"jawab rose singkat.
"apa kau sedang ada masalah? Kau terlihat sangat prustasi."
Rose terdiam sejenak lalu melihat ke arah baekhyun."entahlah ini sangat sulit Baek. "
Baekhyun mengerutkan dahinya tidak mengerti."aku tidak mengerti rose. Tapi ceritakanlah mungkin aku bisa membantumu. "
"aku akan mengakhiri semuanya. Entah akan berhasil atau tidak yang jelas aku akan mengakhiri semua ini. Dan aku perlu bantuanmu untuk ini. "
"aku tidak tau apa yang ada dalam pikiranmu sekarang dan apa yang kau rencanakan tapi kau jangan khawatir aku pasti membantumu. "baekhyun tersenyum tulus.
"terimakasih kau bukan sekedar sahabat bagiku tapi lebih dari itu kau sudah ku anggap sebagai kakaku. Kau satu-satunya keluarga yang kumiliki sekarang. Gomawo."ucap rose sangat tulus.
"kau bisa mengandalkanku. "
------------------------------------------------Aku merebahkan diriku di kasur menatap langit-langit kamar yang kosong berharap aku bisa menempelkan semua masalahku di atas sana.
"pernikahannya tinggal 2 minggu lagi dan aku harus segara bergegas menyelesaikan semuanya. "gumamku pada diriku sendiri.
Tok
Tok
TokSuara ketukan pintu kamar membuyarkan lamunanku dan aku bergegas membukakan pintu.
"ishhh lama sekali kau sedang apa eoh? "tanya seorang pria jangkung di hadapanku yang tak lain adalah chanyeol.
"apa"jawabku singkat.
"tadi ayahku menghubungiku dan mengatakan ada yang ingin dia bicarakan padamu. Kau di suruh keruangannya nanti pukul 8 malam. "
"baiklah. Lagipula aku juga ingin menyampaikan sesuatu padanya. "
"kau mau biacara apa pada ayahku.? "tanya chan penasaran.
"aku ingin menenggelamkanmu. "jawab rose dan langsung menutup pintunya rapat.
"cihhhhhh gadis gila. "teriak chanyeol dari balik pintu.
Entahlah akhir-akhir ini chanyeol sedikit berbeda dia sekarang menjadi lebih menyebalkan dan suka memerintah. Sejak kejadian malam itu sikapnya berubah .
Aku mengambil sebuah map di dalam laci meja.ini bukanlah map penting melainkan surat dari dosen kampus yang mengharuskanku meminta tanda tangan si tua itu dan yaa hal yang mau aku bicarakan adalah tentang ini. Sebenarnya aku malas harus meminta tanda tangannya mengingat dia sangat teliti urusan tanda tangan. Karna pernah dulu aku meminta tanda tangan untuk izin pergi perkemahan dan itu introgasinya sampai larut malam. mendapatkan tanda tangan si tua lebih susah di banding mendapatkan tanda tangan seorang artis .