Chel, lo cantik kalau senyum

447 26 2
                                    

Setiap hari bertemu dan bersama Bagas membuat Chelsea cukup terbiasa dengan tingkah manja pria itu. Chelsea baru tahu bahwa pria itu memiliki sisi manja dan menyebalkan dalam satu waktu. Sifat 'laki' dan macho-nya itu hanya sebagai penutup sifat manjanya.

"Chel! Setelah pulamg sekolah nanti jalan yuk"

"Lo gak ada kelas tambahan?" tanya Chelsea

"Ada. Tapi nanti gue jemput lo di rumah aja gimana?" ucap Bagas

Chelsea berfikir sebentar sebelum akhirnya mengangguk.

"Kalau gitu gue ke kelas dulu. Bye Chel. Jangan kangen" ucap Bagas melambai pada Chelsea sampai menghilang di tikungan.

"Chel? Lo makin deket ya sama bang Bagas" tanya Diffa tiba-tiba

Chelsea mengangguk singkat

"Kalian sering jalan bareng?" tanya Diffa lagi

Kali ini Chelsea menggeleng

"Bang Bagas sering minta lo ajarin matematika ya?"

Chelsea mengangguk lagi. Diffa menghela nafas, gadis itu bahkan tidak mengucapkan satu katapun. Diffa akui dia cemburu pada Bagas yang bisa membuat Chelsea bicara. Membuat gadis itu mau bermain basket lagi. Dan yang paling membuat Diffa cemburu adalah, Bagas bisa membuat Chelsea membalas ucapannya.

Diffa akhirnya menyerah, dia balik badan dan menuju bangkunya.

_

Chelsea menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur. Lama sekali dia tidak merasa seringan ini. Satu tahun terakhir hidupnya seolah-olah hanya dipenuhi dengan beban. Chelsea bahkan tidak pernah bisa tidur kurang dari jam tiga pagi. Itu sebabnya Chelsea akan tertidur ketika di kelas.

Semenjak bertemu dan mengenal Bagas, kehidupan Chelsea mulai berubah. Chelsea akui, dia mulai tertarik mengobrol karena Bagas selalu cerewet. Walau kadang masih gugup, Chelsea sudah bisa bermain basket lagi. Dan kabar yang lebih menyenangkan, kondisi Alvin semakin membaik setiap harinya.

Chelsea beranjak dari tempat tidurnya dan membuka lemari pakaian. Untuk pertakalinya sejak setahun terakhir, Chelsea akhirnya membuka kembali lemari bajunya. Peduli pada penampilannya. Biasanya Chelsea akan mengambil sembarang pakaian yang di kenakannya. Namun hari ini, entah mengapa dia ingin berdandan sejak mendengar Bagas akan mengajaknya keluar.

Chelsea mencoba beberapa baju dan pilihannya jatuh pada dress selutut berwarna gelap dipadukan dengan blazer senada. Menatap ponselnya, Bagas baru saja mengirim pesan bahwa pria itu akan menjemputnya pukul tujuh.

Sekarang masih pukul 4.30, Chelsea masih punya cukup waktu. Dia memilih flat shoes serta tas samping yang cocok untuk dressnya. Hal yang tidak Chelsea lakukan juga selama satu tahun terakhir. Setelah waktu menunjukan pukul lima lebih sedikit, gadis itu bergegas membersihkan diri dan mulai merias dirinya. Memoles wajahnya dengan make up tipis serta lipstik merah muda.

Setengah tujuh Chelsea sudah selesai dengan aktifitasnya. Chelsea mendudukan diri di sofa depan televisi sambil menunggu Bagas.

"Ci, mau pergi?" tanya Troy-adik lelaki Chelsea sekaligus saudaranya satu-satunya.

Chelsea mengangguk singkat

"Sama siapa? Hebat sekali orang itu bisa mengajak Cici keluar. Sejak satu tahun terakhir kakak bahkan tidak dikunjungi atau berkunjung dengan siapapun" ucapnya lagi

"Atau jangan-jangan ... Dia sudah berhasil mengalihkan posisi bang Alvin?"

"Kau itu... Kenapa bicara begitu? Aku pergi." ucap Chelsea

"Lihat! Kakak bahkan sudah mau membalas obrolanku" ucap Troy setengah berteriak sebelum akhirnya tertawa renyah.

Chelsea menutup pintu sambil menggeleng kecil. Adiknya itu jika sudah menggoda tidak tahu aturan. Tapi memang benar, akhirnya Chelsea keluar bersama seseorang setelah setahun berakhir tidak tertarik pada dunia luar.

Tepat setelah Chelsea menutup pintu, suara Bagas terdengar.

"Chel!"

Chelsea menatap Bagas dan menghampiri pria itu.

Bagas turun dari motornya, memberikan jaket pada pinggang gadis itu dan memakaikan helm.

"Ayo naik" tanpa membantah, Chelsea segera naik pada sepeda motor itu.

Dan tanpa menunggu instruksi, Chelsea sudah melingkarkan tangannya pada pinggang Bagas membuat pria itu mengulum senyum sambil berusaha menetralkan detak jantungnya. Entah kenapa Chelsea merasa nyaman melakukan hal itu pada Bagas. Padahal kalau diingat, dia dulu benci sekali pada Bagas karena menganggap pria itu begitu berisik dan mengganggu.

Hampir setengah jam, mereka akhirnya tiba di salahsatu alum-alun kota. Chelsea menatap sekeliling.

"Ayo" ucap Bagas menarik lengan Chelsea

"Kau lihat yang disana itu? Disana ada berbagai komunitas seperti dance, skate, grafity, sampai basket. Dan biasanya saat pukul sembilan, mereka akan memberikan suguhan menarik" jelas Bagas

Chelsea jelas tahu itu. Dia bahkan dulu tergabung dan menjadi bagian dari mereka. Bagaimana Chelsea bisa lupa pada wajah-wajah ramah dan pada pertemuannya dengan Alvin?

"Ayo, kita lihat lebih dekat" ucap Bagas bersemangat

Chelsea tidak menolak ajakan Bagas. Dia menurut saja.

Mereka melihat beberapa anak bermain skate dan Bagas sangat antusias dengan itu. Chelsea melihat sekitar. Tidak ada yang berubah dari tempat ini sejak terakhir kali Chelsea kemari.

"Chelsea?" tepuk seseorang pada bahu Chelsea

Chelsea menoleh dan mengerutkan kening heran.

"Lo Chelsea kan? Anak basket, ah! Lo bisa nge-dance sama nyanyi juga. Apa kabar?! Lama banget gak main kesini" ucap orang itu sedikit heboh

"Bastian?" tanya Chelsea memastikan bahwa dia tidak salah orang

"Yo'i" jawabnya singkat sambil memamerkan rentetan gigi putihnya.

"Eh guys! Ada Chelsea nih!" teriak Bastian yang berhasil mengundang tatapan orang-orang di sekitar mereka termasuk Bagas.

"Woy Chel! Nyanyi lagi dong!" ucap salahsatu lelaki yang entah Chelsea lupa namanya.
Chelsea menggeleng pelan berusaha menolak halus permintaan mereka.

"Chel" kali ini suara itu datang dari orang di sampingnya, Bagas. Bagas mengangguk menatap Chelsea

"Ayolah Chel, lagian lama banget lo gak main kesini"

Chelsea akhirnya mengangguk dan mengambil gitar yang tadi disodorkan Bastian.

Chelsea berdiri dan menatap orang-orang di sekitarnya. Pandangan, senyum ramah dan cerah yang keluar dari wajah mereka masih sama. Dan entah mengapa perasaan Chelsea menghangat melihat perlakuan mereka yang masih antusias pada Chelsea setelah setahun lebih Chelsea tidak ada kabar.

Chelsea mulai memetik gitarnya,

'Kini aku tahu rasanya orang jatuh cinta serasa terbang ke angkasa...'

Chelsea menyanyikan salahsatu lagu milik Isyana tersebut dengan ringan dan entah sejak kapan senyum di bibirnya sudah terukir manis.

Setelah hampir tiga menit, Chelsea akhirnya menyelesaikan lagunya dan kembali ke tempatnya.

Bagas bertepuk tangan dengan semangat.

"Chel, lo cantik kalau senyum"

Dan di sela tawa serta tepuk tangan itu, bisikan Bagas di telinganya berhasil membuat hati Chelsea bergetar.

_

Baby, YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang