Chelsea sudah mengingat sebagian besar hal-hal yang terjadi dalam kehidupannya sejauh ini. Siapa dia, Diffa, Troy dan mamanya. Bagaimana dia dan kehidupannya. Walaupun belum sepenuhnya, seperti dia belum mengingat siapa Bagas dan bagaimana perasaannya, hubungan mereka atau Alvin dan ayahnya. Diffa sengaja tidak menceritakan hal itu pada Chelsea.
Sebab cinta membuatnya serakah, sebab cinta membuatnya lupa pada kebahagiaan yang lain.
Diffa tidak peduli kalaupun suatu hari Chelsea tiba-tiba ingat siapa Bagas dan bagaimana hubungan mereka. Diffa tidak peduli kalaupun suatu hari kemungkinannya besar Chelsea meninggalkan dirinya untuk kesekian kalinya.
"Dif, ini cantik gak?" ucap Chelsea menunjukkan jam tangan polos berwarna gelap.
Diffa mengangguk.
Selepas mereka sekolah hari ini, Diffa mengajak Chelsea pergi ke pusat perbelanjaan setelah Diffa selesai latihan basket.
"Dif sini deh" panggil Chelsea lagi.
Diffa beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri Chelsea. Dia membiarkan gadis itu memasang jam tangan yang warnanya sama dengan jam tangan yang dipakai Chelsea.
"Lo suka?" tanya Chelsea antusias yang langsung dibalas anggukan oleh Diffa.
"Mbk beli ini ya" ucap Chelsea
Diffa baru saja akan mengeluarkan dompet miliknya sebelum tangan Chelsea menghentikan gerakan tangan Diffa.
"Itu hadiah dari gue karena lo udah bantuin gue selama ini" ucap Chelsea
'Seandainya lo tahu kalau gue justru ngejauhin lo dari cinta lo. Apa kita masih bisa sedekat ini, Chel?'
Selepas keluar dari toko jam tangan tersebut, Chelsea menarik lengan Diffa dan mengajaknya duduk di salahsatu kedai oenjual ice cream.
"Lo suka rasa apa?" tanya Chelsea semangat
"Ng... Coklat"
"Oke" jawab Chelsea membentuk O pada jarinya dan segera memesan ice cream.
Diffa memandang punggung Chelsea. Dan tersenyum singkat.
Sebuah pesan masuk memenuhi layar ponselnya. Seperti biasa, itu Bagas yang tidak pernah bosan menanyakan bagaimana perkembangan keadaan Chelsea.
"Nih Dif" ucap Chelsea singkat
Diffa buru-buru menutup ponsel dan menjauhkannya dari Chelsea.
"Chel, lo semangat banget hari ini" ucap Diffa
"Iya lah. Ini pertamakalinya sejak gue hilang ingatan dan gue di bolehin main keluar sama mama" jawab Chelsea di sela-sela mulutnya yang mengunyah ice cream.
"Dan itu semua berkat lo. Kalau lo gak ngebantu gue buat nginget banyak hal. Mungkin sampai sekarang gue bakalan jadi orang bego yang gak tahu dirinya sendiri" kekeh Chelsea
"Lo kan belum inget semuanya" sela Diffa
"Emang, tapi seenggaknya, gue inget nyokab gue" lanjut Chelsea sambil menunjukkan gigi putihnya.
Diffa ikut terkekeh kecil.
Mereka membicarakan banyak hal. Walau lebih banyak Chelsea yang bercerita karena Diffa terlalu fokus pada wajah Chelsea.
"Chel, gue ke toilet bentar ya?" ucap Diffa yang dibalas anggukan oleh Chelsea.
Menatap sekitar, pandangan Chelsea jatuh pada seorang gadis berseragam yang tengah bercanda dengan seorang pria yang Chelsea tebak adalah kekasih gadis itu. Mereka tampak bahagia. Bahkan tanpa sadar, Chelsea ikut tersenyum.
Chelseatersadar dari lamunanya setelah mendengar dering telephone pada ponsel Duffa. Menatap sebentar, nama Bagas tertera disana. Chelsea mengerutkan kening, apakah Bagas ini adalah Bagas yang sama yang mengaku sahabat Chelsea? Iseng, Chelsea mengambil ponsel Diffa dan membuka percakapan mereka.
Tadinya biasa saja sebelum Chelsea semakin penasaran dan menscroll keatas isi pesan tersebut. Chelsea memperdalam kerutan di keningnya sampai akhirnya dia meletakkan ponsel Diffa dengan tergesa ketika pria itu sudah kembali dari toilet.
"Tadi handphone lo bunyi terus" ucap Chelsea berusaha senatural mungkin.
Diffa mengecek ponselnya sebentar, sementara Chelsea sudah kehilangan fokusnya dengan mengingat isi percakapan mereka tadi.
"Chel, pulang yuk" ajak Diffa yang langsung dibakas anggukan oleh Chelsea
Pun' Chelsea juga ingin buru-buru sampai di rumah dan mencaritahu siapa Bagas.
_
Diffa melambaikan tangan pada Chelsea dan memastikan bahwa gadia itu masuk rumahnya dengan selamat.
'Sorry Gas, gue suka Chelsea'
_
Chelsea masuk kedalam kamar dan menghempaskan tubuh diatas kasur empuknya. Menerawang jauh, kini pandangan Chelsea jatuh pada jam tangan gelap dan sebuah gelang yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.
"Bagas" gumam Chelsea
Chelsea mencari-cari sesuatu di kamarnya namun tidak menemukan apapun yang menjadi petunjuk siapa Bagas sebetulnya.
Mendengus, Chelsea terduduk di pinggir tempat tidur dan memainkan gelang itu perlahan.
Tak sengaja, pandangannya jatuh pada kamera di atas meja belajarnya. Chelsea mengambil benda itu dan melihat-lihat isinya.
Chelsea terkejut ketika mendapati beberapa foto dirinya bersama seorang pria yang begitu dekat dengannya. Mereka bahkan berfoto dengan senyum lebar dan Chelsea semakin di kejutkan ketika tulisan Bagas diatas pasir menjadi bagian foto itu.
Menatap wajah pria yang duduk di sampingnya dengan latar belakang pantai dan senja, Chelsea bergumam dengan yakin.
"Bagas"
Menatap gelangnya lagi, Chelsea mulai mengingat banyak hal dan dalam dua menit Chelsea mengingat dengan detil siapa Bagas dan apa sebab dirinya kehilangan ingatan.
Bagas, adalah bagian dari itu semua.
Chelsea mengutak-atik ponsel dan membaca ulang email yang Bagas kirimkan untuk dirinya. Dan untuk pertamakalinya, gadis itu menangis untuk Bagas.
"Gas, gue inget lo. Gue inget siapa kita" ucap Chelsea pada dirinya sendiri.
"Kak?" ucap Troy melongokan kepala pada pintu kamar Chelsea, membuat gadis itu mengalihkan perhatiannya sejenak.
"Gue mau cerita sesuatu. Boleh gue masuk?" ucap Troy yang dibalas anggukan oleh Chelsea
"Kak, lo tahu Bagas?" ucap Troy hati-hati
Chelsea mengangguk semangat. Troy nampak kaget dengan itu.
"Gue inget siapa dia, gue inget siapa gue buat dia" ucap Chelsea semakin menambah keterkejutan Troy.
Chelsea menurunkan senyum dan menatap heran adiknya.
"Kenapa?" tanya Chelsea
"Bagas ... Kecelakaan, dan dinyatakan meninggal kak" ucap Troy penuh penyesalan
"Apa?" jawab Chelsea tak percaya
Chelsea tertawa keras dengan air mata mengalir di wajahnya.
"Troy, please ini bukan drama oke. Gue bahkan belum ngasih tahu Bagas kalau gue udah inget. Bercanda lo gak lucu tauk" ucap Chelsea frustasi
"Gue gak bercanda kak. Bagas bakalan di bawa pulang dari Hongkong malam ini juga" lanjut Troy
"Dia baru aja ngirim pesan buat Diffa siang tadi" Chelsea masih bersikukuh
Troy menghela nafas panjang dan memeluk kakaknya.
Chelsea terisak dan semakin lama, isakannya terdengar keras.
Bego! Hidup gue bukan drama Bagas Rahman
_
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby, You
Fiksi Penggemar"gue suka sama lo. udah gitu aja" On 22 mei 2018 #12 in #chelgas #23 in #icl #56 in #bagas #30 in #chelsea On 24 mei 2018 #31 in #chelsea #70 in #bagas #28 in #icl #17 in #chelgas #15 in #icl Thanks so much😘😘