Sudah hampir satu bulan dan Bagas belum mendapat berita apapun dari Diffa tentang keadaan Chelsea. Bagas hampir saja berlari pulang kalau tidak ingat dia di sini karena beasiswa. Bagas mendengus tertahan, dia bahkan sudah berfikir negatif karena Chelsea tidak mengirim pesan apapun.
Bagas menatap kosong lapangan rumput yang di penuhi mahasiswa disana. Bagas membaca ulang pesan dari Diffa dan seketika ia mengerutkan kening.
Kalau Chelsea mengalami kecelakaan di hari Bagas tiba di Hongkong, apa Chelsea kecelakaan karena dirinya? Bagas mulai melihat waktu ketika Diffa mengirim pesan kepadanya tentang kecelakaan Chelsea. Namun, dari semua pesan yang Diffa kirimkan, Bagas tidak menemukan penyebab Chelsea mengalami kecelakaan. Bagas gusar, dia segera menghubungi Diffa yang ungtungnya langsung di angkat oleh pria itu.
"Dif! Gimana ceritanya Chelsea bisa kecelakaan" tanya Bagas langsung
Untuk sesaat Diffa tidak menjawab, dan Bagas justru mendengar suara gadis yang sangat dia rindukan.
Bagas menegang sesaat dan menunggu beberapa menit hingga Diffa terdengar menghembuskan nafas panjang.
Bagas siap dengan apapun yang akan Diffa kata Bagas mulai menguatkan batinnya ketika Diffa mulai bercerita. Beberapa kali Bagas membelalakan mata sambil meremas kuat tangannya hingga menampilkan buku-buku jarinya yang memutih. Sampai Diffa menyelesaikan ceritanya, Bagas baru bisa menghela nafas. Sejak tadi pria itu menahan nafas.
"Dif, gue bisa ngomong sama Chelsea bentar?" ucap Bagas memberanikan diri
Tidak ada jawaban dari Diffa, sampai akhirnya suara Chelsea terdengar di ujung sana.
Mata Bagas memanas,
"Chel, jangan lupa tunggu gue ya" ucap Bagas kemudian menutup sambungan telephone.
Bagas menundukkan kepala dan beberapa saat setelahnya pria itu terisak. Dia menangis.
_
Diffa baru saja tiba di kediaman Chelsea. Dia melihat keadaan Chelsea yang mulai membaik terlihat dari wajahnya yang mulai cerah. Sudah hampir lima hari Chelsea di rumah dan dia mulai terbiasa dengan kehadiran orang-orang di sekitarnya. Walaupun seringkali Chelsea memegang kepalanya pening karena memaksakan diri mengingat mereka. Gadis itu cepat belahar. Dalam tiga hari dia berhasil mengingat adiknya dan segala hal yang mereka lalui. Dan sejak kemarin, Chelsea juga mulai menempel lagi pada mamanya, menunjukkan bahwa gadis itu mulai mengingat beberapa hal tentang ibunya.
"Hai Dif" sapa Chelsea ceria.
"Gimana sekolah hari ini? Ada tugas gak?" tanya Chelsea lagi
"Gue ketinggalan banyak materi ya," keluh Chelsea
"Tenang Chel, kan ada gue" ucap Diffa menyemangati.
Chelsea melempar senyum dan belum beberapa saat, handphone Diffa berbunyi. Dia sedikit terkejut mendapat panggilan dari Bagas. Setelah menggeser layar ponselnya, Diffa bersuara.
"Ada apa bang?"
"Dif! Gimana ceritanya Chelsea bisa kecelakaan"
Terdengar suara Bagas di ujung sana bertanya dengan gemas.
"Dif, lo mau minum apa? Oh iya, hari ink kita mau belajar apa? Gue sekalian ambil buku"
Diffa mengalihkan pandangannya sejenak.
"Biasa deh Chel. Hari ini kita belajar Bahasa inggris aja, sekalian tadi baru ada tugas"
"Siap Boss!" ucap Chelsea sebelum melangkah meninggalkan Diffa.
Diffa menghembuskan nafas sejenak sebelum kembali bersuara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby, You
Fanfiction"gue suka sama lo. udah gitu aja" On 22 mei 2018 #12 in #chelgas #23 in #icl #56 in #bagas #30 in #chelsea On 24 mei 2018 #31 in #chelsea #70 in #bagas #28 in #icl #17 in #chelgas #15 in #icl Thanks so much😘😘