Hari ini Bagas dan Chelsea sedang dalam perjalanan pulang. Chelsea tidak henti menarik sudut bibirnya bahagia. Dia menyalakan ponsel dan melihat layar yang menampilkan wajah Chelsea dan adiknya. Troy, adalah satu-satunya orang yang bisa menjadi saudara, teman sekaligus adik bagi Chelsea. Pria kecil itu bahkan seringkali bertindak seperti seorang kakak untuk Chelsea.
"Gas, thanks ya!" ucap Chelsea menatap Bagas dengan binar di matanya yang tidak bisa ia sembunyikan, dan hal itu membuat Bagas merinding senang.
"All for you" balas Bagas singkat
"Gas, gue punya sesuatu buat lo" ucap Chelsea merogoh saku jaket dan memperlihatkan sepasang gelang kepada Bagas.
Bagas mengerutkan kening sejenak dan menatap Chelsea.
"Ini buat lo" ucap Chelsea memakaikan satu gelang pada Bagas dan satunya lagi untuknya.
"Lo bilang kalau lo mau gue gak dengan mudah ngelepasin lo" ucap Chelsea menatap Bagas serius
"Dengan ini, semoga lo gak ngelepasinnya karena hubungan kita kayak gelang ini, gak berujung" jelas Chelsea yang berhasil membuat sudut bibir Bagas terangkat.
"Mungkin ini gak romantis atau berharga buat lo. Harganya bahkan cuma 30.000 dua yang itupun gue beli di pinggir jalan dimana setiap orang bisa dengan mudah ngedapetinnya. But, satu hal yang beda adalah, gue nginget lo saat liat gelang itu dan gue berharap lo juga selalu inget gue ketika pakai itu" jelas Chelsea panjang lebar
Bagas mengangguk dan menggeleng cepat sekaligus.
"Gue suka!" balas Bagas singkat
'Dan gak akan pernah gue lepas'
Chelsea dan Bagas hanya saling melempar senyum.
_
Selama di perjalanan dari bandara menuju rumah mereka, Bagas memberanikan diri menggenggam tangan Chelsea dan tidak melepaskannya barang sedetik.
Chelsea sekali lagi hanya mampu tersenyum menunjukkan gigi kelincinya sambil sesekali melihat ke arah tangan dan bergantian kepada wajah Bagas.
"Gas, bukannya ini sedikit alay?" ucap Chelsea akhirnya ketika mereka sudah masuk ke dalam taksi.
Bagas menggeleng cepat
"Enggak. Ini bukti kalau lo punya gue" tegas Bagas
"Gas, jangan minta gue buat bilang 'aku-kamu' ya. Gue udah nyaman sama ini" ringis Chelsea
"Bukankah hubungan itu harusnya nyiptain kenyamanan, dan bukan rasa canggung dan aneh?" imbuh Chelsea
Bagas mengacak pelan rambut Chelsea
"Iya" jawabnya singkat
"Oh iya Gas. Gue suka lo ngebuktiin ke banyak orang kalau lo pacar gue, tapi... Itu hanya ketika gue butuh perlindungan lo. Gas, bukankah hubungan itu gak perlu selalu di pamerin ke orang banyak? Bukan apa-apa, gue cuma gak mau orang menganggap hubungan kita mengganggu mereka. Bukankah seharusnya sebuah hubungan juga harusnya bisa membahagiakan oranglain?" jelas Chelsea hati-hati agar tidak menyinggung perasaan Bagas.
Bagas terdiam cukup lama, hingga akhirnya dia menghembuskan nafas panjang dan mengangguk. Chelsea tersenyum senang, dan memeluk singkat pria itu.
"Thanks Gas!" ucap Chelsea membuat Bagas menahan nafas sejenak karena tingkahnya.
"Oh iya Gas. Kemungkinan gue gak bisa nganter lo ke bandara minggu depan, ada banyak hal yang musti gue selesain setelah kematian kak Alvin. Lo... Gak papa?" ucap Chelsea berharap Bagas mengerti
Bagas akui dia kecewa. Pria itu mengalihkan pandangannya.
"Gas, kisah kita ini real life kan? Bukan drama yang tiba-tiba gue ngejar lo di bandara dan nyegah lo terus akhirnya lo gak jadi berangkat? Lo gak se-gila itu kan Gas?" ucap Chelsea polos yang membuat Bagas gemas sendiri
"Sebenernya gue kecewa, tapi gue bisa apa? Do'ain gue aja ya" ucap Bagas pasrah akhirnya
"Siap kaptain!"
Bagas mengelus punggung tangan Chelsea sebentar dan memeluk gadis itu singkat.
_
Bagas menoleh sekali lagi, dan dia benar-benar tidak menemukan keberadaan Chelsea. Mendengus panjang, pria itu akhirnya menghilang di balik pintu masuk menuju penerbangannya.
Sementara Chelsea yang sudah terburu-buru keluar dari kantor setelah menyelesaikan urusannya tadi. Dia segera melesat menuju bandara dan berusaha menghubungi nomor Bagas yang sayangnya sudah tidak aktif. Chelsea berdecak keras. Harusnya Bagas belum berangkat.
Dengan tidak sabar gadis itu menyuruh sopir taksi online yang di pesannya untuk melajukan kendaraan lebih cepat.
Chelsea turun dari taksi dengan tergesa mengabaikan pandangan kagum orang-orang akibat mode pakaiannya hari ini.
Terlalu fokus dengan pikirannya, Chelsea sampai tak sadar dan tanpa memperhatikan jalan dia menyeberang begitu saja tanpa tahu sebuah kendaraan melaju ke arahnya. Dan dalam kecepatan cahaya, gadis itu sudah terpelanting jauh sedang ponselnya entah terlempar kemana.
Tubuh Chelsea menggelinding membuat orang-orang di sekitar mereka berjerit tertahan melihat darah yang keluar dari kepala gadis itu. Segera setelahnya, orang-orang bergegas menghampiri tubuh Chelsea yang tergeletak dan memanggil ambulans.
Chelsea menatap langit biru yang cahayanya membuat matanya ingin memejam. Sedang Chelsea merasa melihat Bagas tengah khawatir akan keadaannya, gadis itu sudah terpejam tepat setelah ingatannya merekam wajah Bagas.
_
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby, You
Fanfiction"gue suka sama lo. udah gitu aja" On 22 mei 2018 #12 in #chelgas #23 in #icl #56 in #bagas #30 in #chelsea On 24 mei 2018 #31 in #chelsea #70 in #bagas #28 in #icl #17 in #chelgas #15 in #icl Thanks so much😘😘