#4 : Precognition 2

413 35 9
                                    

Selain lucid dream, saya juga sering mengalami apa yang disebut precognitive dream. Apa itu?

Precognitive Dream adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Kalau menurutku sih precognitive dream berbeda dengan deja vu. Karena menurutku deja vu lebih mirip ke bias memory. Jangan tanya berapa kali aku deja vu. Banyak... saking banyaknya sampai aku sudah menganggap itu hal biasa dan langsung aku lupakan begitu saja. Sedangkan precognitive dream merupakan hal yang langka jadi sebagian besar masih dalam ingatan.

Precognitive pertama yang aku ingat ketika aku masih duduk di bangku SD. Kelas 3 SD kalau tidak salah. Waktu itu SD masih menggunakan sistem cawu (bukan sistem semester seperti saat ini). Sehingga ada beberapa buku pelajaran yang beli tiap 3 bulan sekali.

Ada 1 buku pelajaran yang masih aku ingat. Buku tersebut adalah kumpulan soal pelajaran, dengan cover mencolok kuning dan oranye. Dan paling khas adalah, ada TTS di sampul belakang. Jawaban TTS tersebut bisa dikirim dengan kupon yang menempel dicover. Jika benar semua, namanya akan diundi. Dan mendepat kesempatan untuk mendapatkan hadiah, entah dari mendikbud atau dari penerbit buku. Nama 10 pemenang akan tertulis cover buku referensi di jilid cawu berikutnya.

Waktu itu aku dan beberapa temenku mencoba mengirim jawaban TTS. Tak lupa menggunting kupon di cover belakang dan menyebabkan buku referensiku bolong. Lalu kami masukkan ke amplop tertutup dan diserahkan ke kepala sekolahku. Bisa dibilang SDku adalah SD yang terpencil, berdiri terlantar di tengah sawah dan hanya mempunyai 6 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah yang dirangkap dengan ruang guru, ruang uks dan perpustakaan. Toilet? Nope. Yang ada toilet alami, sebuah sungai di tengah sawah belakang sekolah kami. SD ku begitu terpencil sehingga untuk keperluan mengirim TTS via pos harus titip ke kepala sekolah.

Ketika mendekati pergantian cawu, aku bermimpi. Aku memegang buku tersebut jilid kedua. Warna masih sama mencoloknya, malah kali ini dominan ke oranye. Dan dicover belakang tertulis namaku. Yap, nama lengkap plus SDku, terpampang jelas di bawah TTS untuk jilid selanjutnya. Senang, tentu saja. Seorang anak SD bisa memenangkan undian TTS di buku referensi. Sampai bangunpun aku woro-woro ke teman dekatku mengenai mimpiku. Meskipun waktu itu cuma mimpi, tapi aku sudah senang.

Ujian berakhir. Memasuki cawu ke-2. Bu guru membawa buku oranye jilid 2 yang wajib dimiliki masing-masing siswa. Ketika buku itu dibagikan, aku merasa heran karena kali ini warna oranye lebih dominan. Jadi mirip scene di mimpiku. Langsung kulihat cover belakang, dan benar. Sebuah nama menghiasi cover belakang buku:

(Sebut Saja) ARYALANANTA, SDN KARANGJATI III.

Akhirnya SDku yang terpencil ini dikenal. Dan namaku terpampang keren disana. Yey...

Kepala sekolah memanggilku untuk memberikan hadiah undian TTS tersebut. Sedikit pamer ke teman-temanku, tapi berhasil membuat yang lain iri. Yah meskipun hadiah itu hanya buku dan alat tulis.

Kubalik buku oranyeku untuk melihat namaku. Aku tersenyum. Ternyata mimpi bisa jadi kenyataan.

LUCID DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang