#7 : PERANG

323 22 9
                                    

Aku tidak tahu harus memberi judul apa. Tapi mimpi ini adalah mimpi berlanjut, dan ada pesan khusus dari seseorang. Seseorang yang tidak aku kenal dan hanya kutemui dalam mimpi 2x.

Kali pertama adalah pada akhir Maret lalu. Malam sebelum sepupuku, mas Sofyan menikah. Dan mimpi itu dimulai...

Aku tergesa-gesa menyiapkan segala hal untuk hari resepsi pernikahannya mas Sofyan. Bisa-bisanya aku bangun kesiangan. Harusnya aku sudah di tempat resepsi dan menjadi penerima tamu. Nyatanya aku baru terbangun dari tidur.

Mandi, sudah. Baju rapi sudah siap. Tinggal berangkat ke rumah sepupuku.

Aku menatap kakiku yang menginjak perahu yang terus bergoyang melawan arus lautan. Tunggu, ini dimana? Kenapa aku berdiri di perahu ini?

"Mia? Kenapa kamu ada disini?"

Aku berbalik, dan melihat mbak Lia menatapku heran. Namanya adalah Lia Puji Lestari. Dia adalah gadis imut, seniorku jaman kuliah, dan kakak sekretaris divisiku, divisi Seni Olahraga di BELM FTSP. Kini Mbak Lia adalah seorang enterpreneur muda yang sukses.

Entah kenapa aku cukup lega melihat mbak Lia juga ada di perahu ini.

"Mbak, kita mau kemana? Kurasa, aku tersesat."

Mbak Lia makin menatapku bingung. Pun orang-orang yang berada di belakangnya mbak Lia. Aku tidak mengenal mereka kecuali mbak Lia.

"Kita mau pergi ke sebuah pulau. Lalu, bagaimana caramu sampai sini, di kapal ini?"

Aku hanya menggeleng. Bingung. Tiba-tiba teringat resepsi pernikahannya mas Sofyan. Aku harus datang tepat waktu.

"Mbak Lia, kita bisa balik ke daratan, nggak? Aku mau pulang. Aku harus jadi penerima tamu," mohonku.

"Tidak bisa. Kita sedang terburu-buru. Tidak bisa kembali ke daratan," kata seorang lelaki di belakang mbak Lia.

Mbak Lia mengangguk setuju. "Mending kamu ikut rombongan kami saja."

Hatiku mencelos. Ingin nangis. "Kemana?"

"Cuma jalan-jalan ke sebuah pulau kok. Pulaunya bagus deh. Pasti kamu suka."

Sial. Aku bakal terlambat datang ke resepsinya mas Sofyan. Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa.

Entah beberapa lama kita mengarungi lautan, akhirnya sampai juga di pulau kecil. Warna air lautnya biru muda yang sangat jernih. Serta pasir pantai yang putih dan bersih. Mengingatkanku pada pulau Gili Labak, tempat kali pertama aku snorkeling dulu.

 Mengingatkanku pada pulau Gili Labak, tempat kali pertama aku snorkeling dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin rombongannya mbak Lia mau snorkelingan di pulau ini.

Tapi sayangnya rombongannya mbak Lia tidak bermain di pantai, melainkan berjalan lebih ke tengah pulau. Aku hanya mengikuti dari belakang. Kami berjalan menembus hutan. Kami mulai mendengar suara aneh dan berisik dari kejauhan.

LUCID DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang