Untuk bab ini, tidak aku bedakan font biasa dan italic (menunjukkan di alam mimpi) karena satu dan lain hal yang belum aku pahami.
Hal ini termasuk fenomena yang tidak bisa aku mengerti.
Mungkin dari pembaca ada yang tahu ini termasuk fenomena apa, bisa ditulis di kolom komentar.
Baiklah aku mulai.
--------------------------------------------------------
01 Juni 2020
20.13 :
Aku tidak sanggup lagi untuk memegang ponsel. Sakit kepala ini sangat menyiksa. Memang akhir-akhir ini kepala belakangku sering kesemutan, panas banget sampai sakit parah. Dan untuk malam ini, sakit kepalanya tidak bisa aku abaikan. Kuletakkan HPku sekenanya. Dan aku mulai terlelap.
20.13 - 21.17 :
Sejam ya. Tapi berasa bentar. Aku merasa ksadaranku berada di dimensi lain. Di alam bebas. Kayak pagi hari soalny agak terang dg langit warna biru muda. Aku bersembunyi di balik pepohonan. Dan berteriak. "Mereka datang."
Ada sosok transparan dg dg menaiki kuda menghampiri. Aku mulai mengambil senjata. Kayaknya panah deh. Mulai menembaki mereka sambil berhitung.
Satu...
Dua...
Sembilan...
Sepuluh...Aku teriak lagi. "Bundaaaaaa, aku sudah dapat sepuluh". Bunda adalah sosok pejuang wanita yang sangat berpengaruh pada masanya. Beliau sering hadir bersamaku di medan perang. Entah kenapa aku suka memanggil beliau dengan Bunda.
Bunda masih disebelahku, pun untuk menyerang mereka. Makhluk transparan berkuda.
21.17 - 21.23 :
Aku terbangun. Getar di HPku sangat mengganggu. Kepalaku masih sakit. Aku buka HP dan mulai membalas whatsapp. Tapi kepalaku masih pusing. Aku tertidur lagi dengan tangan mencengkeram selimut untuk menahan rasa sakit kepala
21.23 - 22.34 :
Ini agak aneh.
Aku masih sadar aku sedang tertidur nahan sakit. Tapi "aku" yang lain berlari ke lokasi tadi. Tapi sepi. Tidak ada orang. Tidak ada siapapun atau apapun. Aku berteriak manggil bunda. Aku tersesat. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Tapi bunda tidak muncul. Aku merasa bunda mengawasiku. Beliau menatapku tajam. Tapi tidak ada. Aku kalut. Aku tahu waktunya urgent sedangkan aku tidak tahu harus melakukan apa untuk mencapai dimensi dimana bunda berada.Waktuku terdesak. Aku mulai pasrah untuk melakukan apapun sendirian.
'Aku pertama' sadar aku tertidur menahan sakit.
'Aku kedua' pergi ke ruang yang aneh. Hanya gelap. Ruang tak terbatas. Langit berbintang. Dan tidak berlantai. Aku terduduk bersila seperti meditasi. Dan mulai mengucapkan Al Fatihah terus menerus tanpa henti.
'Aku pertama' masih menahan sakit. Aku tidak mngucapkan apapun. Tapi rasanya hatiku berdoa Al Fatihah tanpa henti. Aku merasa tangan dan kakiku mulai kesemutan
'Aku kedua' masih duduk bersila dan berdoa Al Fatihah tanpa henti.
'Aku ketiga' muncul. Meluncur bebas menembus awan. Terbang bebas entah kemana. Bukan di langit Nusantara. Tapi lebih ke langit dunia. Aku semacam menembus angkasa dengan kecepatan supercepat. Aku tidak sendirian. Dan seoalah aku tahu apa yang harus aku lakukan.
'Aku kedua' masih bersila dan berdoa. Aku mendengar suara ombak dan gemuruh. Semacam ada tekanan menerjangku. Aku makin merapalkan Al Fatihah tanpa henti.
'Aku pertama' mulai mati rasa. Tangan kakiku tidak bisa aku gerakkan. Ada tekanan berat di bahu kiriku. Aku merasa duniaku bergoyang berkali-kali.
'Aku ketiga' melihat ombak dan gemuruh yang aneh. Tanganku mencoba menghentikannya.
'Aku kedua' kena serangan. Membuatku terjungkal dari dudukku. Tapi mulutku masih merapalkan Al Fatihah.
'Aku ketiga' terbang tidak stabil. Tidak keluar apapun dari tanganku. Suasana mulai ramai. Gemuruh, suara angin, lautan, teriakan-teriakan...
'Aku pertama' masih menahan sakit kepala. Dengan bahu kiri yang berat.
Duniaku berasa bergoyang limbung. Tubuhku... Rasanya benar-benar mati rasa.'Aku kedua' cepat bangkit. Duduk bersila. Mulai fokus. Mengabaikan segala tekanan yg ada. Dan tetap mengucapkan Al Fatihah tanpa henti.
'Aku ketiga' mulai stabil terbangnya. Bergerak kesana kemari untuk mencari celah. Alam dan bumi serasa mulai marah dan memberontak. Aku mengayunkan kedua tanganku. Semacam ada sesuatu berwarna biru keluar dari tanganku. Angin badai menerpa rambut dan badanku. Dan aku tetap bertahan. Yang lain sepertinya melakukan hal yang sama.
Sampai ombak, angin dan gemuruh mulai tenang. Aku tersenyum. Berhasil.
'Aku kedua' masih merapalkan Al Fatihah. Mataku mulai terbuka. Dan melihat ruangan hitam kelam dengan bintang-bintang sambil tersenyum. Sepertinya peranku untuk malam ini sudah selesai. Aku menoleh ke atas. Menatap 'Aku pertama' sambil bertanya...
"Jadi, siapa sebenarnya kamu?"'Aku pertama' terbangun. Berasa seperti tidur ayam. Tapi sudah 1 jam berlalu. Padahal aku merasa cuma beberapa menit. Badanku mulai bisa digerakkan. Meskipun masih kesemutan dan kaku. Sakit kepalaku tiba-tiba menghilang. Bingung dengan apa yang telah terjadi. Tapi badanku masih lemes. Apapun yang aku lakukan malam ini, sungguh membuat energiku terkuras. Aku teringat apa yang ditanyakan 'aku kedua'.
"Siapa aku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCID DREAM
FantasyKumpulan mimpi yang mewarnai tidur malamku. Diambil dari kisah nyata tentang mimpi sang penulis. Welcome to my dream... Note : *) Font biasa adalah dunia nyata, sedangkan font italic adalah dunia mimpi. *) Nama yang terkait dalam dunia nyata menggu...