Setelah solat subuh, aku kembali tidur. Tekanan dalam bekerja selama lima hari dalam seminggu membuat kepalaku pening dan ingin tidur lebih lama lagi di sabtu pagi ini.
Kusadari aku sedang berdiri di depan suatu rumah entah milik siapa. Aku hanya mengamati rumah tersebut untuk mencari sesuatu yang spesial, tapi nihil. Hanya sebuah rumah kecil biasa.
Tiba-tiba seorang lelaki muda menghampiri dan menggendor pintu rumah tersebut dengan penuh emosi. Aku tidak tahu apa yang terjadi. Namun aku merasa ini tidak baik. Bayangan lelaki tersebut terluka membuatku merinding. Aku berlari ke lelaki tersebut, dan menyuruhnya pergi. Tapi dia tidak menggubriasku dan tetap menggedor pintu dengan emosi.
Yaudah, mungkin aku saja yang terlalu parno. Toh aku tidak mau ikut campur dengan urusan orang. Aku mulai beranjak pergi meninggalkan rumah itu. Tapi suara pintu terbuka membuatku berbalik untuk melihatnya.
Lelaki lain keluar dari pintu rumah tersebut. Mereka berdua terdengar bertengkar. Tiba-tiba lelaki pemilik rumah itu mengeluarkan pisau dan menusuk perut lawannya. Aku berteriak. Lari ke halaman rumah tersebut untuk menolong. Sedangkan pemilik rumah melempar pisau dan kabur entah kemana.
Lelaki itu terkapar di halaman rumah. Dengan darah merembes di bagian perutnya. Aku berteriak minta tolong, tapi tidak ada yang datang menolong.
"Harusnya kamu mendengar saranku tadi," kataku. Berusaha menahan tangis. Aku tidak mengenalnya, tapi kejadian barusan berhasil membuatku takut, juga khawatir.
Tidak jauh dari rumah tersebut memang ada rumah sakit kecil. Tapi tidak mungkin bagiku untuk mengangkat tubuh lelaki ini seorang diri. Aku harus menelpon ambulance. Kucari HPku dan (lagi-lagi) tidak menemukannya (sudah kubilang sebelumnya bukan, bahwa di dunia mimpi aku tidak bisa memanfaatkan HPku, entah kamera yang tidak berfungsi atau HPku yang hilang mendadak).
Untunglah seorang cewek datang menghampiriku. Dia tiba-tiba memeluk tubuh lelaki itu sambil menangis. "Ayo kita bawa ke rumah sakit sana," katanya. Aku mengangguk setuju. Kita berdua berusaha menggotong tubuh lelaki itu dengan kesusahan, tapi untunglah berhasil. Ternyata rumah sakit itu jaraknya cuma sejengkal, thanks God.
Sampai di rumah sakit, dokter langsung mengobati lelaki itu. Untunglah tusukannya tidak terlalu dalam dan tidak melukai organ di dalamnya. Cukup dijahit beberapa jahitan saja katanya. Akhirnya aku bisa bernafas dengan lega.
Sambil diinfus, lelaki tadi terduduk di tempat tidur pasien. Ditemani cewek berambut panjang tadi. Karena aku tidak tahu nama mereka, anggap saja si lelaki bernama Dio, dan cewek cantik berambut panjang itu bernama Shinta. Dio dan Shinta terlibat pembicaraan serius, lalu mereka berpelukan. Bahkan nyaris saling berciuman sebelum mereka sadar masih ada aku terduduk sebagai obat nyamuk disitu.
"Maaf," kata Shinta. Aku tersenyum dan beranjak pergi dari kamar. Tidak mau jadi pengganggu atau obat nyamuk.
Berapa menit kemudian kami kedatangan banyak tamu. Hampir semua cowok, kecuali 1 cewek, yang kukenal di dunia nyata adalah roommateku di kos jaman kuliah. Faiz namanya.
"Lho ada Mia," kata Faiz. Aku tersenyum. Kali ini Faiz mampir ke mimpiku dan jadi bintang tamu. "Kamu kok ada disini, Mi?"
"Dia yang menemukan Dio pertama kali," kata Shinta. Ternyata mereka datang untuk menjenguk Dio. Dan Shinta menceritakan kronologi yang menyebabkan Dio tertusuk pisau.
Dunia mimpi memang aneh. Orang yang tertusuk pisau di perut bisa langsung pulang pada hari yang sama. Begitu pula dengan Dio yang sudah segar bugar dan bisa langsung pulang bersama kami.
Kami berjalan menuruni tangga. Dan Shinta masih bercerita panjang lebar. Sedangkan aku hanya terdiam. Teringat pengelihatan yang tiba-tiba muncul sebelum Dio tertusuk. Pengelihatan macam apapun itu, berhasil membuatku merinding ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCID DREAM
FantasyKumpulan mimpi yang mewarnai tidur malamku. Diambil dari kisah nyata tentang mimpi sang penulis. Welcome to my dream... Note : *) Font biasa adalah dunia nyata, sedangkan font italic adalah dunia mimpi. *) Nama yang terkait dalam dunia nyata menggu...