#6 : Precognition?

318 22 1
                                    

11 April 2018

Hari yang cukup menyebalkan akibat kepala yang sangat pusing. Akhirnya aku memilih untuk tidur seharian dan bolos kerja.

Dan aku bermimpi itu, mimpi bertingkat yang cukup mengerikan.

Mimpi Tingkat Pertama:

Aku menatap langit yang tiba-tiba menggelap. Serta angin berhembus yang cukup kencang. Entah kenapa kondisi langit ini menyita perhatianku. Kenapa langitnya begitu suram? Apakah akan terjadi badai?

Anginnya begitu kencang, hingga membuat lautan di hadapanku kalang kabut. Lautan yang awalnya biru muda tenang, kini berwarna biru kelam dan beriak tajam. Sangat tajam hingga menimbulkan ombak yang makin lama makin tinggi. Ombak tinggi yang berada di tengah lautan makin mendekati pesisir. Makin mendekat ka arahku berdiri. Beberapa orang di sekitarku berlari. Sedangkan aku hanya diam membeku.

Apakah itu tsunami? Apakah ramalan itu benar?

Mimpi tingkat kedua :

"Mia bangun!"

Mataku mengerjap-ngerjap melihat kakakku yang berusaha keras membangunkanku.

"Apaan sih mbak? Masih ngantuk nih."

"Cepat mandi!"

Dengan setengah sadar, aku berdiri mengambil handuk, dan berjalan menuju toilet. Namun toiletnya masih ada orang. Akhirnya aku ngomel ke mbakku.

Tiba-tiba perhatianku beralih ke langit yang terlihat terang dari balik kaca jendela.

"Kenapa?" tanya mbakku, penasaran. Aku hanya menggeleng ragu. Dan akhirnya aku bercerita ke mbakku mengenai mimpiku barusan.

"Aku mimpi mbak. Aku melihat langit gelap. Lalu ada badai. Dan tsunami."

Mbakku mencoba menenangkan. "Tenang. Ini bukan di Jakarta."

"Tapi kerasa nyata mbak. Kejadiannya di depan mataku lho."

"Tenang. Itu cuma mimpi biasa. Yasudah, sekarang kamu mandi dulu."

Aku melihat masku keluar dari toilet. Dan aku memasuki toilet tersebut. Naruh handuk biruku di cantolan. Lalu mandi.

Dan aku terbangun.

Terdiam. Ada beberapa poin dalam mimpiku kali ini.

1. Mimpi bertingkat. Aku sudah jarang bermimpi bertingkat seperti ini. Terakhir kali kalau tidak salah pas jaman kuliah atau baru lulus kuliah. Rasanya pusing banget setelah mimpi bertingkat. Dan kali ini kenapa mimpi bertingkat lagi?

2. Badai? Tsunami? Jakarta? Memang akhir-akhir ini aku mendengar ramalan mengenai tsunami yang akan mengguncang Jakarta dan sekitarnya pada tgl 15 April 2018. Sebenarmya aku tidak ambil pusing toh terjadi atau tidak, tanggal tersebut harusnya aku di Pandaan, atau Surabaya. Lokasi yang aman dan tidak terkena imbas. Tapi kenapa muncul di mimpiku kali ini? Apakah aku berarti mempercayainya? Apakah mimpi itu adalah petanda?

3. Kenapa badai dan tsunami itu seperti terjadi di depan mataku? Aku tidak sedang di area prediksi tsunami.

4. Aku mimpi mandi. Bukankah itu berarti buruk?

Entahlah apapun itu. Aku harus mandi dan berangkat kerja.

Setelah mandi, aku membuka facebook. Iseng. Dan status mbak peramal muncul di tineline facebookku. Mbak itu adalah cewek indigo yang meramal akan terjadinya tsunami tgl 15 april. Status mbak indigo kali ini mengenai mimpi:

"Kalau beberapa hari belakangan ini ada mimpi yang berasa nyata, perhatikan, jangan diabaikan. 😎"

Entah kenapa status mbak indigo ini membuat tanganku gatal. Langsung aku pm mbaknya. Mau tanya-tanya mengenai mimpi dan prediksi itu.

"Kemungkinan pengelihatan dan mimpi mbak jadi kenyataan bisa berapa persen mbak?"

"100%" kata mbak indigo.

"Jadi mimpiku tadi juga bertanda khusus?" tanyaku lagi. Setelah aku bercerita tentang aku juga bermimpi hal yang sama.

"Tentu saja".

Tapi terpaksa aku skip mengingat aku harus fokus kerja. Karena aku sudah bolos kerja kemaren dan harus mengejar ketinggalan.

Ketika di kantor, aku dapat info dari atasanku yang di kantor BSD, bahwa aku akan ke kantor Tangerang minggu depan. Lebih tepatnya tanggal 16 April sudah berkantor di Tangerang.

Tiba-tiba teringat poin ke 3 dari mimpiku pagi tadi.

Waduh kenapa harus tanggal 16 April? Tanggal 15 April adalah tanggal prediksi terjadinya bencana mengerikan itu. Bukannya aku percaya, tapi aku harus cari aman. Aku harus berangkat tanggal 16 April, ambil pesawat paling pagi.

Ada seseorang yang aku percaya, yang setiap aku cerita tentang mimpiku ke dia, mimpi itu tidak jadi kenyataan. Tapi jika tidak cerita, mimpi tersebut bisa jadi kenyataan. Jadilah pulang kerja aku bertemu dia, dan bercerita banyak tentang mimpiku dan si mbak indigo.

"Waduh, jadi tsunami itu tidak akan menjadi kenyataan dong. Karena kamu sudah cerita ke aku," katanya. Aku ketawa ngakak.

"Itulah tujuanku. Ingat, minggu depan aku ke Tangerang. Dan mbak indigo bilang, prediksi jadi nyata adalah 100%."

"Kita lihat saja nanti tanggal 15 April, siapakah ramalannya yang paling kuat? Mbak indigo itu, atau aku?" katanya. Aku mengacungkan jempol.

"Oke. Jadilah kuat. Gagalkan mimpiku jadi kenyataan. Demi diriku, dan demi semua orang."

Entah kenapa kejadian hari ini membuatku sedikit merinding.

15 April 2018... semoga aman. Amin.



LUCID DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang