Lima

796 42 1
                                    

“ Dev, Lo mau ke kantin? ” Tanya Andre saat melihat Deva yang ingin keluar saat jam Istirahat pertama.

“ Mau ke toilet. ” Ujar Deva singkat.

“ Nitip beliin Maici satu dong, yang level 10. ” Kata Andre.

“ Gue mau ke Toilet, Malihh. Mana ada yang jual Maici di Toilet. ”

“ Sekalian Dev, gue sama Aldi juga mau nitip beli minum. ” Richard menyambung diikuti anggukan Aldi.

“ Beli sendiri! ”

Deva langsung keluar kelas dengan buru-buru biar tidak di titipi ini itu oleh sahabat-sahabatnya itu.

“ Lah, penuh. ” Gumam Deva saat dia melihat Toilet di lantai atas tidak ada satupun yang kosong. Beberapa orang siswa juga masih menunggu di luar, termasuk Rio teman sekelasnya Deva.

Deva akhirnya memutuskan untuk ke Toilet di lantai bawah saja, sebab biasanya di situ jarang ada yang pakai, karena beredar rumor kalau Toilet itu berhantu. Lagipula memang suasananya cukup seram dan berdekatan dengan gudang.

“ Bodo amat lah. ”

Deva memutuskan untuk ke Toilet itu setelah terdiam sejenak di depan lorongnya karena sudah tidak tahan untuk buang air. Sebetulnya dia ngeri juga, karena Deva itu cukup takut dengan yang namanya Hantu.

Deva sengaja tidak mau lihat kiri kanan karena takut kalau memang ada hantu di situ. Meskipun cuma rumor, namun Deva sedikit banyak tetap terpengaruh.

“ Hiks.. Hiks.. ”

“ Buset! ”

Deva terlonjak kaget saat mendengar isakan dari dalam gudang. Perasaannya semakin was-was bercampur takut, apalagi isakan itu khas perempuan.

“ Dari Film Horror yang gue tonton, biasanya Hantu cewe lebih serem, lebih buas. Apalagi kalau itu hantu cewenya lagi PMS. ” Gumam Deva.

“ Kasih Nomor Hp Lo! ”

“ Nggak Kak. Hikss.. ”

Deva mengernyitkan Dahinya saat mendengar suara pria dari arah yang sama. Timbul keraguan di hatinya.

“ Lah masa iya ada hantu maksa minta nomer Hp? Apa hantu jones ya? ”

Deva memberanikan dirinya untuk berjalan pelan-pelan menuju Gudang, masih terdengar suara bentakan-bentakan kecil tercampur isakan. Dia segera melongok ke dalam gudang dan di dapatinya Sosok Vienna yang sedang dipepet ke dinding dan ditahan di situ oleh Panji. Ternyata suara Isakan itu dari Vienna yang tampak ketakutan dengan Panji.

“ Ehm. ” Deva berdehem sembari masuk sehingga Panji menoleh kearahnya.

“ Mau apa Lo? ” Tanya Panji beringas.

Deva menunjuk ke arah Vienna.

“ Lepasin tuh. Kasian anak orang. ”

“ Gak usah ikut campur! ” Panji nampak naik pitam.

“ Muka Lo kaya Es Campur. ”

“ Bangsat! ”

Panji tidak bisa menahan emosinya lagi, Vienna yang tadi ditahan dilepasnya begitu saja sementara dia langsung menerjang Deva dengan sebuah tendangan.

“ Wuih! ”

Deva masih sempat berseru dan langsung menggeser tubuhnya ke samping sehingga tendangan Panji menerpa tempat kosong. Panji segera menyeimbangkan tubuhnya lalu berbalik menghadap Deva, dilayangkannya sebuah pukulan tangan kanan ke pipi Deva yang langsung ditahan oleh Remaja itu dengan tangan kiri sementara tangan kanannya sukses mendaratkan sebuah bogem mentah ke pipi Panji, lalu Deva dengan kuat mendorong Panji sehingga terjengkang menabrak beberapa kotak di Gudang sehingga menimbulkan keributan dan menarik perhatian para murid yang kebetulan lewat di depan lorong untuk melihat apa yang menimbulkan keributan itu. Beberapa dari mereka segera pergi melapor ke guru.

BADBOY 💗 GOODGIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang