Tujuh

815 38 1
                                    

“ Yo! ”

Aldi melambaikan tangannya saat memasuki kamar Andre. Di dalamnya sudah ada Andre, Richard, dan juga Deva. Andre tampak berkutat dengan Laptopnya sementara Richard dan Deva sibuk main game PS3 yang ada di kamar Andre.

“ Cupu! Sini giliran gue. ”

Aldi merebut stik PS di tangan Deva yang baru saja kalah melawan Richard. Mereka bermain Game Naruto.

“ Kuy Chad. ” Ajak Aldi yang sudah duduk sambil menggesekan kedua telapak tangannya sebagai pemanasan.

“ Males ah. ” Richard malah ngeloyor dan tiduran di kasur Andre.

“ Kunyuk! ” Umpat Aldi.

“ Lagian Lo datengnya lama sih. Kita udah cape tau main daritadi. ” Ujar Deva.

“ Novel Lo belum jadi Ndre? ” Tanya Richard pada Andre yang sedari tadi serius.

“ Emm. ” Andre menggelengkan kepalanya.

“ Udah jadi berapa banyak? ” Tanya Aldi.

“ Baru 2 halaman. ”

“ Lah? Lo kan nulisnya udah dari dua bulan lalu Ndre. ”

“ Emang. Tapi gue banyak magernya. ”

Deva menarik Laptop Andre ke pangkuannya.

“ Sekarang Lo nulis apa sih? ”

“ Khayalan Gue. Jadi gue ngebayangin kalau seandainya novel gue udah jadi terus best seller, bakalan banyak orang-orang terkenal yang muji novel gue ini. ” Jelas Aldi.

“ Kebanyakan Ngayal Lo. ”

Richard dan Aldi kini beralih ke samping Deva yang memandangi Layar Laptop Andre. Tertulis di halaman wordnya sebuah judul buku dengan font New Times Roman dan dicetak tebal.
“ Budidaya Itik ”.

“ Lah? Katanya Lo nulis Novel Ndre. ” Deva mengernyitkan dahinya. Richard dan Andre malah menahan tawa.

“ Gue mau kasih buku yang bermanfaat buat pengetahuan sama bisa nambah perekonomian juga. ” Aldi terkekeh bangga. Jangankan melihara Itik, liat Itik aja Aldi jarang. Belakangan Deva tau kalau semua Informasi di tulisan Aldi itu didapat dari Internet.

Deva melihat halaman selanjutnya, terisi dengan kata-kata sanjungan dari beberapa tokoh sentral maupun tokoh rekaan yang ditulis sendiri oleh Andre sesuai khayalan ngawurnya.

“ Ide penulisan buku ini sangat cemerlang! Saya belum pernah menemukan buku yang begitu menginspirasi seperti ini. Jika sebelumnya saat para pemain Bulu Tangkis pensiun, mereka akan membuka usaha raket atau menjadi pelatih. Namun dengan adanya buku ini, mereka bisa membuka usaha peternakan Itik yang tentunya juga menguntungkan. Ini tentu saja sebuah terobosan baru setelah melakukan riset untuk bisa menulis buku seperti ini. Penulisnya sangat hebat! ”
- Lim Swie King ( Pemain Bulutangkis ) -

“  Ini Buku yang sangat bermanfaat untuk menekan angka kelahiran di Indonesia dan juga mampu mendukung program KB. Masyarakat Indonesia terutama di daerah pelosok yang minim hiburan bisa disibukan dengan aktivitas memelihara Itik sehingga malamnya mereka akan kelelahan dan memperkecil kemungkinan untuk melakukan kegiatan reproduksi, hal ini tentu akan memperkecil angka kelahiran dalam suatu keluarga yang kadang bisa lahir satu anak dalam satu tahun sehingga berjejer rapat seperti pagar. ”
- Wawan Gunawan ( Aktivis ) -

“ Saya sangat senang dengan kehadiran buku ini yang bisa mendongkrak jumlah Itik dan penjualannya. Saya harap dengan buku ini, Itik bisa tumbuh menjadi hewan unggas terbesar jumlahnya di dunia mengalahkan Ayam yang sampai saat ini menjadi unggas peliharaan terbanyak. ”
- Maman ( Peternak Itik Senior ) -

BADBOY 💗 GOODGIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang