Tubuh Haemi bergetar, kepalanya terasa begitu penuh dengan pertanyaan. Ia memundurkan langkah, hendak meninggalkan tempat di mana ia tengah berdiri namun―
BRAK!
Tanpa sengaja kaki gadis itu menendang sebuah tempat sampah di dekat pintu. Haemi lekas membolakan mata sedang Jungkook yang masih berada di dalam ruangan langsung menghentikan aktivitasnya. Menatap ke arah pintu yang terlihat sedikit terbuka.
"Siapa?" suara Jungkook membuat gadis itu membeku seketika. Jungkook menghela napas, lekas menutup reseleting celananya. "Sial, aku lupa menutup pintu." Gumamnya kesal, ia bisa menebak bahwa di luar sana ada seseorang.
"Haemi?" ujarnya berusaha memastikan lalu melangkahkan kaki.
Pintu terbuka dengan cepat, berhasil membuat sepasang mata dua insan kini bertemu dalam posisi berhadapan di bawah cahaya remang. Haemi mengepalkan kedua tangannya di sisi tubuh, selanjutnya bola mata gadis itu bergerak kesana kemari untuk menghindari kontak mata kekasihnya. Haemi mengulum bibirnya sekilas.
"Kau melihat semuanya?" tanya Jungkook lembut. Haemi lekas diam menunduk.
"Um," dehemnya jujur. Jungkook mengepalkan tangan kanan, selanjutnya mengusap rahang dengan gusar.
"Kenapa kau tidak tidur hm?" tanya pria itu. Nadanya terdengar begitu datar kali ini. Entah ia tengah marah karena Haemi memergokinya atau ia malu karena gadis itu melihat semuanya. Yang jelas saat ini Haemi benar-benar bingung harus melakukan apa.
"Aku terbangun." Kata sang gadis santai, masih dengan kepala tertunduk, mengusap lengannya ragu.
Jungkook melangkah ke arah gadisnya dengan perlahan namun entah hal apa yang membuat Haemi memundurkan langkah seolah tak ingin pria itu mendekat. Jungkook mengernyit.
"Kenapa kau memundurkan langkahmu? Kau takut padaku sekarang?" tanya Jungkook. Haemi hanya diam mematung, Jungkook berdecih pelan sambil menatap ke sisi lain. "Kalau begitu aku tak akan mendekat. Pergi ke kamar dan kembali tidur." Ujar Jungkook lekas membalikkan badan hendak kembali ke ruang kerja namun tiba-tiba ia merasakan kehangatan pada punggungnya. Sepasang tangan ramping kini tengah melingkari perutnya. Benar, Haemi mendekap pria itu dari belakang. Pelukannya tak begitu erat namun terasa sangat hangat. Jungkook terdiam sejenak.
"Oppa biarkan aku melakukan sesuatu untukmu, apapun." Ungkap sang gadis sontak membuat kedua bola mata Jungkook membola karena terkejut, ia bingung dengan maksud perkataan Haemi. Kedua alisnya merapat, selanjutnya ia melepaskan dekapan dan memutar badan ke arah gadisnya yang kini tengah meluncurkan tatapan lekat. Tatapan yang begitu tenang dan meyakinkan.
"Coffee." Sahut Jungkook singkat, memberikan jawaban yang setidaknya masih terdengar normal namun hal itu malah membuat Haemi menggelengkan kepala.
"Kookie." Ujar gadis itu kembali membuat kedua mata Jungkook membola tak percaya. Apa benar gadis itu mengetahui apa yang Jungkook maksud dengan Kookie? Atau gadisnya hanya asal bicara, menganggap itu hanyalah sebagai sebutan nama belakangnya. "Aku akan melakukannya dengan baik, aku janji." Lanjutnya.
"Apa maksudmu Haemi-ya?"
"Aku ingin tahu apa itu seks." Ungkapnya yakin dengan tatapan yang begitu membara. Jungkook mengendikkan sebelah alisnya.
"Tidak. Kau belum siap untuk itu." Ujar Jungkook kembali membalikkan badan namun secepat mungkin Haemi melangkah untuk menghalangi langkah kaki prianya. Ia mengalungkan kedua tangan pada tengkuk sang kekasih dengan gesit selanjutnya menjinjitkan kedua kaki, mendaratkan kecupan pada bibir Jungkook.
Gadis itu mulai memiringkan kepala, berbeda dengan Jungkook yang kini tengah memejamkan matanya dengan bibir yang secara disengaja tetap mengatup rapat. Haemi sedikit kebingungan untuk membuat sang kekasih membalas cumbuannya. Ia terus saja melumat bibir Jungkook walau dengan pengetahuan yang masih minim. Haemi merasa sedikit kesal hingga akhirnya ia teringat cara berciuman yang dilakukan Jungkook padanya. Sang gadis lekas menggigit bibir Jungkook dengan perasaan ragu bahkan sakitnya tak terasa. Jungkook merasa bingung antara ingin terkekeh atau membalas permainan gadisnya yang polos. Sekali tak bisa melumpuhkan Jeon Jungkook, untuk kedua kalinya gadis itu kembali menggigit bibir bawah kekasihnya, menggigit lebih keras dengan keyakinan dan akhirnya membuat Jungkook melenguh. Pria itu menangkup sisi wajah gadisnya lalu mendorong dengan lembut untuk melepaskan cumbuan.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Toy
Fanfiction(DI PRIVATE, FOLLOW TERLEBIH DAHULU UNTUK MEMBACA) [21+] Awalnya, Jeon Jungkook pikir ia dapat memiliki gadis itu hingga akhir hayatㅡmembawa kabur raga dengan sesuka hatinya. Namun, imajinasinya yang indah berakhir berbuah pahit saat diakhir cerita...