Pt. 12

10.5K 367 8
                                    

Dengan napas yang masih tersisa, dengan rasa cinta yang semakin hari semakin menggebu, Jungkook masih belum meninggalkan tempatnya. Setelah disadari, ia telah banyak berubah semenjak mengenal Haemi. Dia bukan pria yang dulu sering bercinta dengan berbagai macam wanita malam. Bukan pula pria yang gemar menapakkan kakinya di tempat-tempat hiburan malam. Entah hal apa yang membuatnya mampu melupakan semua kebiasaan buruknya.

Sudah hampir seminggu waktu berlalu dan Haemi masih belum sadarkan diri hingga saat ini. Jungkook menerka-nerka mimpi apakah yang membuat gadisnya betah terlelap untuk waktu yang cukup lama.

Hari ini setelah menyelesaikan pekerjaan, Jungkook langsung datang menjenguk sang gadis seperti hari-hari yang lalu. Kadang ia berharap lebih, setiap kali ia datang untuk menjenguk ia sangat ingin menemukan Haemi sudah dalam keadaan sadar. Namun angannya itu belum juga terwujud.

Jungkook menatap ke arah jendela ruang inap yang ditempati Haemi. Langit jingga di luar sana sudah mulai menunjukkan pesonanya guna memberitahu bahwa hari akan segera berganti menjadi malam. Perlahan Jungkook melangkah mendekati jendela lalu menutupnya. Ia memandangi sisi wajah Haemi dari jauh. Wajah gadisnya tampak begitu tenang dan damai dengan mulut dan hidung yang dipasang alat bantu pernapasan.

Luka-luka yang menghampiri tubuh Haemi, perlahan mulai menghilang walau pun bekasnya belum benar-benar hilang sempurna karena hal tersebut membutuhkan proses yang sedikit lebih lama, terlebih lagi para dokter harus selalu memberikan obat secara rutin untuk membantu mempercepat pemulihan tubuh Haemi.

Jungkook menatap sang gadis lekat, punggungnya kini masih bersandar pada pinggiran jendela yang menghadap ke arah tempat tidur pasien. Tiba-tiba ia menangkap pergerakan dari tubuh gadis itu. Kedua mata dan juga salah satu tangan Haemi tampak bergerak pelan. Jungkook membuka lebar kedua matanya, bergegas melangkah mendekati tempat tidur pasien untuk memastikan keadaan Haemi.

"Haemi-ya," panggilnya lirih mendekatkan wajah pada gadis itu dengan tangan kanan yang mendarat tepat di puncak kepala gadisnya.

Haemi dapat mendengar suara pria itu. Suara yang rasanya sangat familiar dan ia rindukan selama ia tertidur. Mulut gadis itu sedikit membuka seolah ingin menyampaikan sesuatu, Jungkook melihat hal itu, kembali menatap wajah sang gadis dan berharap Haemi siuman saat ini.

"Buka matamu, kumohon Sayang." Pinta Jungkook berbisik tepat di telinga Haemi. Jungkook menggenggam tangan sang gadis yang tadi sempat bergerak.

Beberapa saat kemudian, tampak sepasang kelopak mata Haemi mulai membuka. Jungkook mengulas senyuman bahagia lantas menggenggam tangan gadisnya lebih erat. Kedua mata mereka bertemu dalam satu waktu, sementara Haemi masih belum mampu menatap jelas wajah kekasihnya itu. Kedua matanya tampak menyipit dan mengerjap beberapa kali hingga akhirnya penglihatan Haemi mulai jelas.

"Oppa," katanya dengan suara parau yang tak terlalu jelas.

"Haemi-ya." Jungkook menyambut sang gadis dengan dekapan hangat. Ia bahkan berulang kali mendaratkan kecupan hangat tepat pada kening gadis itu. Haemi memejam lembut, membiarkan Jungkook mendekap tubuhnya lebih lama meski ia harus menahan rasa sakit yang masih menguasai sekujur tubuhnya. "Aku merindukanmu," bisik pria itu lembut.

....

Suara ketukan sepatu terdengar jelas menyentuh lantai koridor rumah sakit. Hoseok dan Hana tampak melangkah beriringan dan terburu-buru. Ketika keduanya sampai di depan sebuah pintu ruang inap, mereka langsung masuk. Hoseok berlari cepat, mendekap tubuh Haemi yang saat ini tengah dalam posisi setengah tidur.

"NghOppa sakit." Rintih gadis itu karena Hoseok mendekapnya terlalu erat hingga menyentuh punggungnya yang masih terluka. Hana menatap senang, sedang Hoseok mulai melepaskan dekapan dengan hati-hati. Jungkook masih duduk di tempatnya sembari memotongi apel. Alat pernapasan yang terpasang pada Haemi juga sudah dilepaskan sejak beberapa jam lalu.

My ToyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang