Suara hantaman pintu terdengar jelas setelah Jungkook berhasil membantingnya secara kasar. Ia bahkan dengan gesit mengunci tubuh sang gadis yang terpojok tepat di daun pintu utama. Keduanya saling menatap. Jungkook dengan kedua mata tajamnya sedangkan sang gadis dengan tatapan takutnya. Dalam hati Haemi bertanya-tanya akan hal yang mungkin saja dilakukan Jungkook kali ini setelah lama tidak menyentuhnya meski hanya untuk berciuman. Hampir seminggu Jungkook memang tak bertemu dengan sang gadis karena ia melakukan bisnis di luar kota. Jadi hal itu mungkin saja membuatnya merasa sedikit rindu untuk menyentuh Haemi walau hubungan mereka baru sebatas saling bercumbu panas di atas ranjang.
Napas Jungkook sedikit terengah. Udara hangat terurai bebas tepat di permukaan wajah gadis yang berada di dalam penjaranya. Haemi mengeratkan pegangannya pada ujung rok setengah paha yang ia kenakan sedangkan tangan kanannya berusaha menggenggam erat bungkusan yang tadi diberikan oleh Seoulmi. Jungkook mendekatkan wajahnya, mengikis jarak sedikit demi sedikit.
"Apakah kau tidak tahu? Aku sangat merindukanmu," tanpa disangka-sangka pria itu mengucapkan kalimat yang tak pernah terpikirkan oleh Haemi jika Jungkook akan melontarkannya. Ya, hampir seminggu mereka tak bertemu. Hanya berbicara melalui telepon, itu pun ketika Jungkook sedang tidak sibuk dengan bisnisnya, tentu saja membuat Jungkook merasa sangat rindu pada sang gadis. Pasalnya semenjak ia berpacaran dengan Haemi, ia benar-benar mengalami masa sulit mengontrol nafsu birahinya dengan bermain sendiri. Bahkan ketika Nami berusaha menggoda selama mereka melakukan perjalanan bisnis di luar kota, ia langsung menolak gadis itu mengingat ia telah memiliki Haemi dan hanya ingin melakukan hal mengenai seksual cukup dengan gadisnya seorang. Ia ingin menjaga perasaan Haemi karena Hoseok sudah memperingatinya untuk menjaga sang adik sekalipun mereka mungkin akan melakukan hubungan seksual. Hoseok sudah mengancam pria itu, jika sampai sesuatu yang buruk terjadi pada sang adik, ia tak akan mengampuni Jungkook sampai kapan pun.
Sepasang manik mata Haemi mengendur dengan tatapan santai begitupula Jungkook. Sang gadis hanya diam membisu, tak lama kemudian ia memeluk Jungkook dengan hangat. Membiarkan kepalanya bersandar pada tubuh kekar sang kekasih dengan tangan kanan yang masih menggenggam bungkusan. Hanya hal itu yang dapat Haemi lakukan saat ini. Ia sangat merindukan aroma maskulin seorang Jeon Jungkook. Aroma natural yang sejak beberapa waktu lalu sudah mulai menjadi candu baginya. Jungkook membalas dekapan sang gadis dengan erat, menyembunyikan wajahnya tepat pada ceruk leher sang gadis dan membuang napas hangat di sana.
Tak lama kemudian sang gadis melepaskan dekapannya dengan perlahan. Kedua mata mereka kembali bertemu dalam satu titik. Haemi sangat menikmati setiap detiknya ia menatap wajah tampan Jungkook. Wajah prianya yang sudah membuatnya terbiasa untuk tak tenang setiap kali tak melihatnya. Wajah yang selalu membuatnya merasa nyaman dan selalu menghantui pikirannya. Jungkook meraih wajah sang gadis, menangkup dengan kedua tangan hangatnya. Hidung mereka saling menempel, tak lama kemudian Jungkook memiringkan kepala, mengecup bibir mungil sang gadis dengan lembut. Memberikan lumatan dan juga gigitan kecil, sementara Haemi memejamkan kedua matanya.
Jungkook mengakhiri cumbuan karena ia tak mendapatkan balasan, gadis itu kembali membuka kedua matanya. Ia mengerti jika sang gadis saat ini sedang merasa sungkan untuk membalas cumbuannya. Waktu berpisah yang terlalu lama membuat Haemi merasa asing akan perlakuan kekasihnya, sekaligus membuat ia rindu. Jungkook menatap kedua mata gadisnya dengan dalam.
"Oppa, um―aku minta maaf karena sudah membuatmu khawatir." Ujar Haemi untuk memecah keheningan. Gadis itu mengulum bibirnya sekilas, menyapu sisa saliva Jungkook yang meninggalkan jejak di bibirnya. Masih terasa manis.
Kedua tangan sang kekasih masih setia menangkup wajahnya dengan hangat, Jungkook lekas menyimpulkan senyuman kecil lalu mengangguk. "Bolehkah aku pulang sekarang?" tanya gadis itu tiba-tiba sontak membuat Jungkook mengernyit. Tatapan Haemi begitu datar, seolah tak menunjukkan sirat kerinduan di sana seperti yang diharapkan Jungkook.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Toy
Fiksi Penggemar(DI PRIVATE, FOLLOW TERLEBIH DAHULU UNTUK MEMBACA) [21+] Awalnya, Jeon Jungkook pikir ia dapat memiliki gadis itu hingga akhir hayatㅡmembawa kabur raga dengan sesuka hatinya. Namun, imajinasinya yang indah berakhir berbuah pahit saat diakhir cerita...