Tetes demi tetes air hujan jatuh tanpa henti sejak tengah malam hingga pagi hari. Sepasang kekasih dengan romansanya kini masih saling memeluk dengan balutan selimut tebal. Di baliknya, tak ada yang tahu jika mereka sama sekali tak mengenakan sehelai benang pun.
Jungkook mengeratkan dekapannya pada tubuh mungil sang gadis yang masih terlelap. Rasa hangat yang menjalar di seluruh tubuhnya terasa sangat nyaman dan enggan rasanya ia meninggalkan tanda miliknya malam tadi. Dengan kedua mata terpejam rapat, Jungkook mulai asyik menjelajahi leher jenjang Haemi dengan bibirnya.
"Ngh,"
"Oppa,"
Haemi melenguh sembari menyebut nama kekasihnya itu dengan kedua mata terpejam. Ia bergerak gelisah mendapat perlakuan lembut Jungkook. Tangan kanan Jungkook mulai menyusuri belahan paha sang gadis hingga akhirnya bermain di kewanitaan Haemi, membuat gadisnya lekas membuka kedua mata. Jungkook terus menciumi ceruk leher Haemi, meninggalkan kecupan-kecupan lembut tanpa membuat tanda.
"Akh," sebuah desahan kali ini terdengar menggoda indera pendengaran. Jungkook baru saja menusukkan jari tengahnya pada lubang kewanitaan Haemi tanpa memberikan peringatan lantas sang gadis lekas mendesah, merasakan perih yang menjerat di bawah sana. Haemi memejamkan matanya rapat. Kedua tangannya melingkar erat pada pinggul milik sang kekasih.
"Ah," kali ini suara desahan yang terdengar lebih berat keluar dari bibir Jungkook karena lutut Haemi dengan sengaja menyentuh kejantanannya. Jungkook memejamkan mata, bernapas di antara ceruk leher kekasihnya. Jari tengah yang berada di dalam lubang hangat Haemi kini mulai bergerak keluar masuk, meliuk-liuk mengaduk lubang rapat itu.
"Ah hentikan―kumohon." Pinta sang gadis dengan suara tersengal. Jungkook sama sekali tak mengindahkan permintaan Haemi, alih-alih jari tengahnya semakin bergerak brutal di dalam sana. "Oppa ah―i want you, ah stop this Oppa please arght!" Haemi menyemburkan cairannya pada jari tengah Jungkook. Keduanya saling membuka mata. Jari tengah milik Jungkook terasa begitu mengganjal dan belum keluar dari lubang hangat sang gadis.
"Do you want me?" tanya Jungkook setengah berbisik. Haemi menggigit bibir bawahnya dengan tatapan sayu. Kepalanya bergerak mendekat pada ceruk leher Jungkook, tak lama kemudian bibir dinginnya menempel di sana. Bibir Haemi bergerak mendekat pada telinga pria itu.
"I want you, Master."
"Kau mulai pintar menggodaku sekarang." Sebal Jungkook sambil menghentakkan jari tengahnya di dalam lubang hangat Haemi dengan sangat keras.
"Angh, sakit." Ringis gadisnya dengan kedua mata terpejam. Jungkook menunjukkan senyum seringainya.
"Wanna play with Kookie? I'm horny now, your moans sounds so good." Haemi membuka kedua matanya dengan perlahan, kembali menggigit bibir bawahnya. Rambut panjangnya yang tergerai dan sedikit berantakan jatuh dengan indahnya di sisi wajah sang kekasih saat ia mulai mendekatkan bibirnya pada bibir Jungkook.
Kedua mata Jungkook menatap dalam ke arah sepasang manik milik gadisnya yang menunjukkan bahwa ada tanda gairah tinggi di sana. Jungkook mengernyit sejenak, mengeluarkan jari tengahnya dari dalam lubang hangat itu lalu mengusapkannya pada belahan pantat Haemi lantas membuat gadis itu kembali mendesah tepat di depan bibirnya dengan kedua mata terpejam.
"Haemi-ya apa kau berpura-pura polos?"
"Huh?" Haemi kembali membuka kedua mata, menatap kekasihnya dengan mimik wajah bingung. Haemi benar-benar gagal mencerna pertanyaan Jungkook barusan. Ia sama sekali tak mengerti maksud pria itu. Jungkook tengah menatapnya tajam saat ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Toy
Fanfiction(DI PRIVATE, FOLLOW TERLEBIH DAHULU UNTUK MEMBACA) [21+] Awalnya, Jeon Jungkook pikir ia dapat memiliki gadis itu hingga akhir hayatㅡmembawa kabur raga dengan sesuka hatinya. Namun, imajinasinya yang indah berakhir berbuah pahit saat diakhir cerita...