"Not cute, just psycho"
...
Terdengar langkah kaki kecil berdecit di setiap tangga yang ia lewati,melangkah pelan namun pasti menghampiri sepasang umat manusia yang tengah berdiri menatap satu sama lain. "Mama.. sasa mau beli permen karet kayak punya lena—" gadis manis itu terpaku memandang kearah mama yang berdiri menggenggam sebilah pisau yang sudah berlumuran darah.
"Mama..." mata gadis mungil ini menatap nanar seisi ruangan. "Papa.. papa berdarah ma,mama panggil dokter ma!!!" Pekikan gadis manis ini melengking. Membuat mama kembali terfokus padanya.
Sang wanita paruh baya yang di sapa nya mama itu berjalan mendekat,menghampiri gadis mungil bergaun merah muda dgn boneka kelici manis dipelukannya. Ia merunduk,menyama ratakan tingginya. "Sasa sayang— sasa kalo udh gede juga harus kayak mama,bunuh semua orang yang menyakiti sasa. Sasa inget ya sayang—" wanita itu memberikan sebilah pisau berlumuran darahnya pada sang anak.
Plak. Satu tamparan mendarat di pipi kiri gadis manis ini. Grep. Kembali ia menjambak rambut hitam panjang yang tergerai milik sang gadis manis.
"Mama sakit ma sakit..." rintih nya setengah menjerit. "Ma lepasin ma,mama kenapa jahat sama sasa"
Wanita muda yang berlumuran darah itu tertawa kencang,untuk beberapa saat dia menangis. Semakin kencang menjambak rambut anak nya. "Dasar sialan! Anak sampah! Krna kamu aku harus nikah sma laki-laki sampah macam dia!" Plak. Satu tamparan lagi mengenai pipi kanan gadis mungil dihadapannya.
"Mama maafin sasa,tolong lepasin sasa ma. Sasa sayang mama,mama jangn jadi orang jahat ma" sasa menangis,berusaha menjangkau tubuh mama nya. "Mama peluk sasa ma,sasa sayang mama. Mama juga selalu sayang sasa" tangannya tak kuasa menjangkau sang ibunda.
Lagi,wanita yang di sebut mama ini tertawa lepas. Seolah mendapat kemenangan atas apa yg sudah ia lakukan. "Sasa bukan anak mama! Sasa itu anak haram! Dia— dia yang terbaring itu bukan papa mu! Papa mu itu brengsek tapi dia yang mati itu juga lebih brengsek!" Tangan wanita ini bergerak,mencekik kuat leher gadis manis. "Kamu harus bunuh semua yang membuat hati mu sakit! Kamu harus tumbuh—"
Jleb. Sebilah pisau yang berlumuran darah itu,kini menancap dalam di tubuh sang mama. "Mama nyakitin sasa,mama mau bunuh sasa. Hati sasa sakit ma,mama bilang sasa haru—" ia kembali memperdalam tusukannya,menekan kuat pisau itu hingga benar benar terasa dalam. "Mama nyakitin sasa,mama bilang sasa harus bunuh orang yang nyakitin sasa. Maafin sasa ma— sasa sayang mama" gadis kecil ini merengkuh tubuh sang mama. Menangis di dalam pelukannya.
"Terimaka—sih syg. Se—karang...." sang mama memberikan ponsel yg tegeletak di sisi kiri nya. Sasa mengerti akan maksud sang ibunda. Dia menelfon kontak seseorang yang ia kenal,berharap meminta pertolongan.
Tolong selamatin papa sasa... tapi sasa harap mama bisa beristirahat dgn tenang. Sasa sayang mama,tapi tuhan lebih cinta mama.
-kim saeron-
.
.Di kediaman keluarga kim samuel kini tengah ramai,rumah berhalaman luas dgn banyak nya mobil terparkir ini terlihat sesak. Ambulance serta mobil polisi ikut serta terparkir dihalaman rumah. Garis polisi melintang di dlm ruangan. Banyak orang berdesakan saling mengintip dan bertanya apa yang sbenarnya terjadi?

KAMU SEDANG MEMBACA
BÀPÉR | pcy.osh
FanfictionStory rasa drama- terlalu bnyk adegan berbicara omong kosong. PRIVATE-FOLLOW TO READINGS!