Surai hitam panjang, tebal, lebat, bergelombang besar bak gulungan ombak samudra, yang selalu tergerai menutupi punggungku.
Sebuah buku dengan sampul biru muda lengkap dengan sebuah pena hitam yang menyelinap rapih dibagian tengahnya.
Ya!
Ini adalah duniaku.
Dingin.
Sombong.
Aneh.
Kaku.
Beku.
Huft..
Aku lelah ketika semua menilaiku seperti itu.
Hanya karena kacamata minus yang selalu bertengger sebagai penerangku, dan tak terlalu minat untuk bergabung dengan orang sekitar, dengan mudah semua mengatakan hal yang sama seperti itu padaku.
Tunggu!
Tidak semua manusia memiliki pandangan buruk tentang aku.
Seorang laki-laki yang sedari dulu tengah sudi masuk kedalam hidupku, memberikan warna baru dalam duniaku, dan menghangatkan pandangku.
Entah bermula dari mana sebuah perasaan aneh ini muncul memenuhi relung jiwaku, dan dengan mudah membuat linangku mengalir antara luka dan bahagia.
Jika dia adalah perahu yang terus mengarung hingga ketengah lautan, maka aku adalah dermaga yang selalu kokoh bertahan sekalipun waktu yang memaksaku untuk roboh dan berganti dalam sebuah kerinduan.
@rheyadhelima :
Ada yang menguara dibalik nada, dengan diam penuh irama, akankah lebih indah dari Rasa yang tengah tercipta?"
-penaberjalan-Maaf banget, sebenernya ini bagian padi part sebelumnya.
Karena ada bagian yang beda banget saya pisah deh.
Jangan lupa vote ⭐ dan komen 💬 yaaaa....
Di tunggu pembaca terbaikk 😘Tertanda,
@nqoimah
KAMU SEDANG MEMBACA
Dhelima Shavrheya
Teen FictionAku adalah gadis dengan moody super cepat berubah. Gadis yang lebih memilih diam untuk dunia manusia di sekitarku. Gadis dengan dua nama panggilan yangmana itu seolah memiliki dua kepribadian berbeda dari pandangan teman-teman di sekitarku. Bukan ta...