Mempersiapkan Perpisahan

7 3 1
                                    

🎁


Jika pada awal masuk sekolah puncaknya adalah inagurasi, maka awal dari melepas masa sekolah puncaknya terletak pada pelepasan siswa-siswi.

Sederhanyannya adalah wisuda sekolah menengah atas.

Satu bulan libur adalah untuk mempersiapkan hal ini, mulai dari perlengkapan dan lain-lainnya.

Tok! Tok! Tok!

"iyaa"

Decit pintu terbuka menguara perlahan, menampakkan seseorang dengan aura kebanggaan yang selama ini aku damba akan dekapannya.

"Ayah"

Laki-laki itu tersenyum dan memelukku, saat dekap tanganku meraih tubuhnya.

"Ayah sudah dengar kabar nilai hasil ujian kamu nak"

"Maaf"

Aku semakin mengeratkan pelukannya dan badanku mulai bergetar, karena ulah genangan yang sangat sulit untuk ku tahan.

Ayah menarikku perlahan, melepaskan pelukanku dan menangkupkan kedua telapak tangannya pada wajahku.

"Maaf untuk apa nak?"

Aku merasakan ibu jarinya penuh kasih mengusap air mataku, menguatkanku pada rindu yang semakin penuh.

"Maaf karena aku belum bisa jadi juara sekolah, seperti apa yang ayah banggakan padaku setiap hari"

Aku kembali terisak dan memeluknya erat, dekap hangat yang aku kagumi adalah miliknya.

"Mau menjadi nomor berapapun di sekolah, kau tetap kebanggaan Ayah dan Bunda nak."

"Menjadi nomor dua dalam satu sekolah bukan berarti yang paling belakang sayang"

Ada suara lain yang menggema, sosok Bunda dengan teduh senyumnya melangkah memelukku juga.

"Abangmu juga pasti bangga denganmu nak, yakinlah"

Imbuh bunda, belai lembut di puncak kepalaku begitu nyaman dan tentram.

Kami diam, menikmati hangatnya suasana yang begitu sulit untuk teraih jika bukan tiba-tiba atau jauh-jauh hari direncanakan.

"anak Ayah sekarang sudah lulus SMA loh bun, cepat sekali kau tumbuh nak"

"anak Bunda mau jadi mahasiswi loh yah, tetap rendah hati dan menjadi diri sendiri apapun yang terjadi"

"Abang bilang, kejujuran itu adalah kunci keberhasilan dalam hidup"

Ayah dan Bunda mengangguk setelah aku pandang bergantian, kamipun melangkah menuju ruang keluarga setelah menikmati privacy time di kamarku.

"Sayang, atribut pelepasan siswanya sudah kah?"

Aku mengangguk dan tersenyum pada Bunda, lalu beralih duduk diantara Ayah dan Bunda.

"Apapun kebutuhan untuk pendidikan juga masa depanmu, Ayah dan Bunda akan support kamu sepenuhnya nak"

Aku mengangguk dan tersenyum pada Ayah dan Bunda bergantian, aku bahagia memiliki mereka Tuhan.

"Oh iya. Ayah, Bunda, aku mau izin ke kamar lagi ya, mau lipet gift untuk tukar gift di acara pelepasannya"

Setelah mendapat anggukan dari keduanya, aku baru beranjak.

...

Kotak putih yang tengah terduduk rapih di lantai, dengan beberapa gulungan kertas pelapis berwarna merah dan pita kuning keemasan sebagai pelengkapnya.

Lipat sana, lipat sini.

Rekat sana, rekat sini.

Hal terakhir sebelum senyumku mengembang adalah mengikat, mengikat secara perlahan dan dengan penuh keyakinan.

Drrrtttt..

Terdengar ada sebuah getaran di sekitarku, tepat setelah aku selesai merapikan ikatan pada gift yang tengah aku siapkan.

Aku meraih benda pipih tanpa melihat siapa yang melakukan panggilan seberang sana, aku mengangkat telepon tanpa berniat untuk menguarakan sesuatu terlebih dahulu.

📲

"Dhelima Shavrheya..."

Suara itu...

Aku diam membeku dengan napas yang mulai penuh, namun tetap mendengarkan apa yang akan di suakan pada seseorang di seberang sana.

"Saya akan pergi untuk waktu tak terhitung entah kapan akan kembali, saya menghubungi kamu hanya ingin meminta sedikit waktu sebelum.."

"Don't leaves.."

"....."

"Please"


Pertahanan yang sedari dia menyebut namaku aku tahan mulai runtuh, luruh perlahan tak terhentikan oleh apapun di sekitarku.

"Sorry.."

Isakku semakin menggema, tak tertahankan bagaimanapun juga.

"boleh kita bertemu?"

"Satu hari setelah pelepasan siswa sekolah"

"Sungguh?"

"Taman sekolah, sebelum senja"

"Baiklah"

"....."

"jangan menangis.."

"...."

"Maafkan aku"

'Click!'


🎁

@rheyadhelima
Kesempatan untuk mempersiapkan perpisahan adalah salah satu cara agar suatu hari saat berpisah itu datang, tak ada suatu yang terburu-buru untuk melepas maupun terpisah seketika.
#mempersiapkanperpisahan

🎁

Akhirnya selesai juga di part ini, entah udah hampir lima kali dalam proses edit.

Masih saja ada yang kurang pas, maaf kalo masih ada typo yang tertinggal.

Semoga part selanjutnya bisa cepet kelar dan cepet post, maaf ya ini baru sempat post.


Terimakasih🙏

Salam manis,
@rheyadhelima

-penaberjalan-

Dhelima ShavrheyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang