Dibalik Selimut

7 2 0
                                    


😌


'Kreekkk!'

Suara sibakan gorden menggema di telingaku, cahaya menyilaukan tengah hadir menohok kelopakku yang masih enggan untuk terbuka.

"Bangun sayang"

Wanita yang kini hampir berusia setengah abad tengah duduk menghadapku, dengan senyum dan elusan lembut di kepalaku.

Aku menggeleng lalu cepat merubah posisiku menjadi tengkurap, menaikkan tinggi-tinggi selimut tebalku hingga menutupi kepala.

"Tak ingin ikut Ayah dengan Bunda kah?"

Sebuah tangan menarik selimut bagian atasku perlahan, menampakkan wajah khas bangun tidur yang memalukan.

Segala jenis jurus bujuk-rayu dari wanita yang masih berusaha menarikku keluar dari selimut tanpa paksaan ini terlontarkan, aku hanya diam dengan napas teratur.

"Bunda tau kau tidak tidur sayangku"

Jari telunjuk dan jari tengahnya mengapit hidung minimalisku, memencetnya hingga aku menautkan alis mataku kuat karena sakit yang tidak seberapa.

Aku menarik tanganku, menjadikan bantal untuk kepalaku dan sebelahnya lagi untuk mengusap hidungku.

"Apa kau masih tak ingin pergi dengan kami nak?"

"Aku tak suka di keramaian Bundaaaa"

Aku menjawab masih dengan mata terpejam, dengan sedikit guratan tak suka membayangkan apa yang akan terjadi jika aku ikut dengan mereka.

Usapan lembut yang selalu aku rindu, hanya beberapa kali saja aku mendapatkan hal seperti ini pada beliau.

Aku mulai bergerak perlahan dan mengubah posisi berbaringku menjadi duduk, masih dengan kedua mata yang aku paksakan untuk terbuka.

Aku mengatupkan kedua tanganku didepan dada, memangkukan pada dagu dengan air muka bersalah.

"Sorry"

Satu kata itulah yang akhirnya mengaura, dengan mengerjapkan kedua mata andalan agar terlihat imut namun lebih terkesan diimut-imutkan (?)

Ada kikikan antara geli dan entahlah aku tak mengerti, namun beliau tersenyum dan mengangguk untuk mengusap kepalaku sekali.

"Kau ini. Ya sudah Bunda kebawah dulu, jangan tidur terlalu lama."

Aku mengangguk dengan rekah senyum dan mata masih sayu, kenapa kedua kelopakku tak mau terbuka juga.

Taklama setelahnya, suara pintu tertutup perlahanlah yang menghantarkanku pada pejam tak kunjung bangkit.

''Ting!'

Aku mendengus sebal, meraih tanpa semangat dengan mengerjap perlahan untuk mrngintip siapa kah penggangguku kali ini.

@Rhenayadinda

Mall kuy 😉
Gua jemput deh 😌
Gimana?
Jawab kek neng, napa cuman di read doang 😪

Mager 😴

Ahelaahhh gua traktir makan dahh
Gimana?
Ya kali lu biarin gua sendirian disini.
Tega bener lu Rhe 😕

Sorry banget 🙏

Hmm
It's okey 👌

Setelah ujian deh, gimana?

Tar lu tolak lagi ajakan gua 😪

Enggak kok, abis ujian ya 😊

Okey, gua pergi dulu.
Bye Rheyaaaaa 😪

Hati-hati

Aku tetap saja tenggelam dalam mimpi yang sudah nampak nyata, semoga suara barithonku segan untuk sekedar singgah walau hanya lewat mimpi sekalipun.

😴

@rheyadhelima
Negosiasi memang sulit, untuk bertemu denganmu misalnya.
Wahai waktu..
Walau tak bertemu dengannya secara nyata dengan mata terbuka, maka izinkan aku untuk bertemu dengannya di balik selimut dalam mimpiku saja.
#dibalikselimut

😴

Cukup part ini saja yang mager, semoga pembacanya tetep semangat okey 😉


Jangan lupa jejak Like ⭐ dan komentarnya 💬

See youuuu 😘

Salam manis,
@rheyadhelima


-penaberjalan-

Terimakasih🙏

Dhelima ShavrheyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang