Chapter 4

2.1K 294 21
                                    

"Apa mungkin dia?"

"Aku tidak tahu," Minho mengangkat bahunya. "Kita akan mencari tahunya nanti."

***

Brenda bergabung dengan Thomas saat sarapan. Sejak bangun tidur, Brenda segera mencari Thomas dan dia tidak membiarkan dirinya jauh dari Thomas. Thomas tidak terganggu dengan keberadaan Brenda. Sebaliknya, dia senang. Dengan begitu, Thomas menyadari bahwa dia memiliki orang yang begitu peduli padanya. Brenda sempat merengek ingin ikut ketika dia mengetahui ada tiga orang perempuan yang akan pergi. Thomas tetap dengan keputusannya. Dia tidak mau Brenda ikut. Bukan menganggap rendah Brenda. Thomas tahu sekali Brenda adalah pejuang. Dia hanya tidak ingin menempatkan Brenda dalam bahaya. Sungguh, jika sesuatu terjadi kepada Brenda, Thomas tidak tahu akan jadi seperti apa dirinya.

"Please, Thomas!" Brenda sekali lagi meminta. Matanya berseri, seperti seorang anak yang meminta uang kepada ibunya.

Thomas menggeleng tegas.

"Let me in! Aku dapat menjaga diriku."

Thomas tetap menggeleng. "Aku tahu, Brenda. Kamu pejuang." Brenda menekuk wajahnya sebagai respons. Thomas berpikir sesaat. "Kita buat perjanjian."

"Apa?" Brenda mengangkat alisnya. Dia mencium sebuah harapan. Tapi, tidak cepat-cepat mengekspresikan itu ke dalam sebuah senyuman.

"Jika aku kembali-setelah aku kembali," Thomas memperbaiki kalimatnya karena dia mengingat dengan baik bahwa dia berjanji akan kembali. Dan dia tahu, Brenda tidak suka dia membahas kemungkinan dia tidak akan kembali. "Aku yakin akan ada misi selanjutnya. Kamu boleh ikut pada misi kedua."

Sejatinya, Brenda tidak suka perjanjian itu. Dia tidak suka menunggu misi berikutnya. "Aku tidak suka itu. Tapi, baiklah. Deal!"

"Bagus itu." Thomas tersenyum dan kali ini dia dapat melihat senyum di bibir Brenda.

***

Selepas sarapan, semua orang yang siap pergi berkumpul di bangsal berlantai kayu. Selain Thomas, Minho, dan Gally, ada sembilan orang lainnya yang siap pergi. Jorge dan Aris ikut serta dalam misi tersebut. Sisanya, yaitu Sonya, empat orang Glader dan dua lagi perempuan dari Grup B. Mereka mempersenjatai diri dengan sebuah tombak yang telah dibuatkan oleh Builder.

Flat Trans tepat berada di hadapan mereka. Mereka hanya tinggal menunggu intruksi dari Minho sebelum mereka melompat melewati Flat Trans. Sebelumnya, Minho telah membagi mereka menjadi enam kelompok. Thomas berpasangan dengan Aris. Minho mengubah rencana untuk mereka. Dia menugaskan mereka langsung mencari semua yang berkaitan dengan kelistrikan.

Minho masih berdiri di depan, menghadap yang lain. Dia tampak masih akan berbicara. Thomas tidak dapat mencegah dirinya untuk terkikih. Dia ingat yang Minho katakan sebelum mereka lari ke dalam Maze. Thomas berharap kali ini Minho mengatakan sesuatu yang lebih bersemangat, seperti yang dia katakan sebelum mereka melompat ke Flat Trans yang mengantarkan mereka ke ruangan gelap menuju scorch.

"Semuanya, dengar aku!" Minho berteriak lantang. "Kita telah mengetahui misi perjalanan kita. Pertama, kita harus mendapatkan obat. Ambil sebanyak yang kalian bisa. Setelah itu, kalian boleh mengambil apa pun yang dibutuhkan. Pastikan kalian mengambil sesuatu yang penting. Kita memiliki waktu tiga jam untuk mengeksplorasi. Jika kalian tidak mendapatkan apa pun setelah tiga jam, kembali. Dengar itu, kem-ba-li!" Minho menekankan satu kata terakhirnya. Dia lalu memiringkan wajahnya ke arah Thomas dan Aris, suaranya lebih pelan. "Kalian tahu yang harus dilakukan."

Thomas dan Aris mengangguk.

"Oke," Minho menyapu pandangannya kepada setiap orang. "Ini bukan perjalanan yang aman. Jadi, lebih baik berhati-hati. Aku ingin kita kembali dengan jumlah yang sama." Minho membalik badannya, menghadap Flat Trans.

After the Crank (FF TMR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang