MAWARA FIRGINIA
Ya, itulah namaku. Namun,orang-orang lebih sering memanggilku Mawar. Terlahir dengan mata yang bisa melihat apa yang tidak orang lain lihat, membuat Aku sering kali dijauhin oleh orang-orang yang di sekitar ku. Mereka selalu menyebutku aneh,gila,anak kutukan dan anak pembawa sial. Sewaktu kecil,Aku sedikit tertekan dengan semua ini. Namun,seiring kakiku yang memanjang dan celanaku yang bertambah cingkrang,Aku mulai terbiasa dengan sebutan itu. Aku menganggap diriku yang terbaik maka dari itu banyak orang yang tak suka. Selama ini Aku tak berbicara sendiri,Aku bersama mereka. Mereka yang tak terlihat oleh kalian. Apakah kalian tak tahu? Ah sudahlah.. Biarkan Aku hidup dengan alurku.
Rasa lelah dan kantuk menyelimuti ku malam ini. Ini adalah pertama kali Aku pulang kerumah selarut ini. Bukan tanpa alasan. Karena tugas sekolah lah yang membuat Aku baru pulang di saat semua orang sudah tertidur pulas dengan mimpi yang indah. Tadi siang aku memang sengaja langsung pulang kerumah Salsa untuk mengerjakan tugas kami yang sudah terlambat dikumpul. Beruhubung tugas banyak,akhirnya sampai malam kita mengerjakan nya. Aku berjalan masuk kerumah dan menaiki anak tangga menuju kamarku,setelah sampai didepan kamar,ku buka pintu kamar ku dan aku lihat saat itu jam menunjukan pukul 22.00 WIB.
Aku memasuki kamarku dan duduk di sofa yang ada di kamar sambil melempar kan tas kekasur. Rasa-rasa nya tidak mungkin jika Aku mandi di waktu yang sudah selarut ini. Akhirnya Aku putuskan untuk tidak mandi hari ini, meskipun sedikit lengket tapi,tidak terlalu bau juga badan ku ini. Jugaan tadi di sekolah aku enggak banyak kegiatan yang membuat berkeringat, jadi tidak masalah lah jika hari ini aku enggak mandi. Setelah cukup lama duduk di sofa sambil main android,aku berdiri dan berjalan menuju kasur berniat untuk tidur langsung tanpa mandi. Kurebahkan badan ku di atas kasur. Malam ini udara terasa sejuk,pantas saja tadi jalanan sepi, Rupanya orang-orang sudah terlelap dengan tidurya karena kesejukan malam ini. Mataku pun mulai sayu ketika memandangi langit-langit kamarku. Sepertinya besok aku akan bangun kesingan. Dan secara perlahan mataku tertutup.
ting tong....
Bel rumahku terbunyi berkali-kali. Aneh siapa yang bertamu jam segini? Aku berfikir mungkin itu orang tua ku baru pulang. Akhirnya Aku berusaha untuk bangun dari tidurku. Dengan rasa yang sedikit malas Aku berjalan dari kamar menuruni tangga untuk menuju ke pintu depan.
"maa...paaa..udah pulang?" Tanya Ku sambil terus berjalan menuruni tangga.
Tidak ada jawaban? Namun,bel rumah terus berbunyi,apakah mereka tak mendengar suara Ku?
Ku putar kunci pintunya, lalu Ku tarik pintu itu secara perlahan agar Terbuka.
Tapi,tidak ada siapa-siapa di depan? Lalu siapa yang menekan bel tadi? Mungkinkah ada orang yang jail di waktu yang semalam ini? Pertanyaan-pertanyaan yang ada difikiran ku justru membuat ku semakin penasaran. Aku berjalan perlahan kedepan seraya mataku melihat kanan kiri mencari orang yang menekan tombol bel rumah dan membangun kan Ku. Tapi tetap saja tidak ada orang itu. Aku semakin percaya bahwa ini hanya orang iseng yang sengaja menekan bel rumah. Aku hanya mengangkat bahu sambil berfikir"Orang kurang kerjaan".
Lalu Aku berjalan balik menuju ke dalam rumah untuk melanjutkan tidur Ku yang terganggu oleh orang iseng tadi. saat kaki sudah masuk kedalam rumah dan badanku berbalik arah untuk kembali menutup pintu, Tiba-tiba...
"deg"
Jantungku mendadak berhenti. Nafasku tersenggal. Mulut terkuci. Ingin Ku teriak tapi mulut ini sudah tak bisa mengucapkan kata-kata sedikit pun. Wajah setengah hancur kini berada dekat dengan wajahku. Wajah itu mempunyai dua bagian,bagian yang satu terlihat masih utuh meskipun terlihat pucat, sedangkan bagian wajah yang lainnya terlihat hancur dengan kelopak mata yang hampir copot. Bagian wajah yang busuk itu dipenuhi belatung sihingga membuat aroma yang tak enak untuk di cium. Bau busuk dan amis tercium dari tubuh sosok tersebut dan aku yakin bau itu berasal dari wajah yang hancur tersebut.
Ku langkah kan kakiku secara perlahan untuk mundur. Sedikit demi sedikit,seenggak nya Aku menjauh dari sosok buruk rupa itu. Sosok itu terus saja memandangi Ku yang saat itu sedang ketakutan karena nya. Dia seolah-olah bahagia melihat wajahku yang pucat karena takut akan dirinya. Mata nya terus melihat kearah Ku dengan tajam dan semakin memperlihatkan kelopak mata yang hampir copot. Perlahan aku berbalik arah,lalu Aku atur nafasku. Kemudian aku lari menuju kamarku. Aku terus melangkahkan dengan cepat gerakan kaki Ku, Aku mulai menaiki satu persatu anak tangga untuk menuju ke lantai dua tempat kamarku berada. Saat tinggal hanya beberapa anak tangga lagi,tiba-tiba kakiku memaku. Ternyata kakiku sudah dipegang sosok itu dari bawah. Aku tak bisa menggerakannya, Aku pegang kakiku seraya berusaha menarik kaki ini agar terlepas dari tarikan sosok itu. Tapi,sial tenagaku tidak sekuat tenaga Dia. Sosok itu berhasil menarik kaki lemah ini, sehingga Aku terjatuh dan membuat diriku terseret dari anak tangga yang paling atas menuju ke bawah. Dadaku terasa sakit karena terseret dan terpental pental dari atas. Sebelum sampai ke bawah Aku sempat berpegangan di besi pembatas anak tangga itu. Aku berpegang dengan sekuat tenaga,namun sosok itu juga tak mau kalah,dia terus saja menarik kakiku. Rasa sakit di bagian kaki sungguh sangat terasa. Ingin sekali Aku lepas pegangan ku tapi aku tak tahu apa yang akan terjadi jika Aku lepas pegangan ku ini. Kuku dari tangan sosok itu menggores di kaki ku. Sakit. Hanya itu yang aku rasakan saat kuku itu membelah daging kaki ku. Aku tak berdaya,tubuhku lemas. Tapi tiba-tiba tarikan dari sosok itu terlepas. Aku memanfaatkan ke sempatan ini, Aku berusaha berdiri lagi dengan menahan sakit di kaki Ku. Terlihat darah berkucuran di kaki Ku, namun Aku tak mengiraukan nya. Segera aku berjalan lagi menuju ke atas untuk ke kamarku. Aku terus memegangi kakiku sambil menahan rasa perih yang amat sakit. Aku berhasil melewati anak tangga itu, dan kini aku berada di depan kamarku. Kubuka pintu kamarku dengan perlahan. Dan sosok itu lagi. Dia mucul lagi di kamarku. Dia mendekat kearahku dan mendorong tubuh ini secara kuat sehingga tubuh mungil ini terpental dan langsung jatuh ke lantai bawah. Kurasakan tulang-tulang di tubuh ini patah saat tubuhku benar-benar terbanting dari lantai dua ke lantai bawah. Darah dari bagian belakang kepala ku keluar secara perlahan, dan kurasakan dinginnya darahku. Kakiku patah menjadi dua. Aku tidak bisa lagi merasakn rasa sakit ini. Dan sosok itu kembali mendekati Ku. Dengan perlahan Dia mendidih tubuhku lalu menncekik leherku dengan sangat kuat. Urat leherku menjadi kaku. Aku kesulitan bernafas. Tapi sesok itu terus mencekik leherku dengan kuat. Belatung-belatung dari wajah Dia yang busuk berjatuhan ke wajahku,Aku sudah tidak bisa mencium bau busuk nya karena diriku sudah tidak bisa lagi bernafas. Sesaaat dia melepaskan cekikan nya itu,aku bernafas lemas. Namun,saat nafas ku baru kembali,saat aku baru mencium bau busuk nya sebentar, Tiba-tiba pisau yang dia bawa diarahkan dari atas menuju dadaku secara perlahan. Dan....
"bruk"
badanku terjatuh dari kasur. Alarmku berbunyi yang menandakan waktu sudah pagi. Dadaku sesak. Aku terbangun lalu mengatur nafasku secara perlahan.
Mimpi?. Cuma mimpi?. Ternyata kejadian itu hanya mimpi? Syukurlah...
LANJUT
⬇⬇⬇⬇
KAMU SEDANG MEMBACA
MAWAR
HorrorAku melihat mereka. Aku mendengar suara-suara itu. Aku mendengar alunan dari piano ditengah malam. Aku bisa melihat dari balik tembok. Aku tau dan hanya aku yang tau. Bau amis serta busuk terus saja mengusik hidungku, bau itu selau hadir di setiap m...