Chapter 18

14.4K 388 10
                                    




     
Beberapa part ada yang aku private.jadi kalian harus follow aku dulu sebelum kalian add cerita ini ke library.

Tapi buat yg udah add cerita ini duluan, kalian remove dulu cerita ini -> follow aku dulu -> baru add lagi cerita ini ke library.



🌈🌈🌈

Axel buru buru mencabut benda yang menyumpal di kuping keponakanya itu. "Apa yang kau lakukan? Kau tidak mencium aroma gosong?!".

Aura tersentak.dan berbalik kearah belakang .Keningnya mengkerut, ia berfikir sejenak. Seperti ada yang mengganjal difikiranya apa yang ia lupakan.

" HAH SOP BUNTUT GUE!!!". Teriak Aura, berlari kearah dapur.

Axel mengikuti dari belakang. Ia heran ada saja ya manusia seperti ini di muka bumi. Sudah ceroboh, biangnya dari segala masalah, menyebalkan , menyusahkan , cerewet , dan bodoh.

Aura menyesal meninggalkan masakanya di dapur tadi. ia pikir meninggalkanya sebentar dengan menunggu masakanya matang Sambil mendengarkan lagu bisa membuatnya tidak bosan menunggnya.

Betapa mengenaskan sop buntut kesukanya. Perutnya sudah berbunyi sejak tadi. Mengapa cobaan selalu menimpa padanya, ia sudah berharap menyantap sop yang Dia buat. Ahh Betapa lezatnya.

Aura menatap dengan melas ke arah panci naas yang berada di depan-nya. Sekali lagi ia berharap ada yang tersisa untuk ia bisa makan hari ini.

" kau tidak bisa masak?!" Tanya Axel. Yang sekarang sedah menyenderkan tubuh kekarnya di pintu masuk dapur sambil melipatkan tanganya yang berurat.

" Tadi gue laper om, tuan rumah gak kasih makan." Jawab Aura dengan asal dan langsung mendapatkan tatapan elang.

" kau tidak bisa sopan sedikit dengan yang lebih tua?!". Ucap Axel dingin.

" kaku banget sih Om. Santai aja kali, kita kan cuman beda umur beberapa tahun doang. Lagian gue udah nahan dari kemarin untuk selalu bersikap formal layaknya Om dan keponakan." Balas Aura dengan jujur.

Axel tersentak. Keponakan Biadap seperti ini harus ia bakar hidup hidup. Mengapa kakak perempuanya bisa melahirkan gadis seperti ini.

Menyebalkan.

Axel masih berdiri di tempat yang sama dan melihat kelakuan keponakanya yang tidak waras. Muka bodohnya itu selalu terpangpang dengan jelas.


" Gue laper!". Ucap Aura menghentak hentakan kaki.

Tanpa Babibu Axel menarik pergelangan tangan milik Aura.

" Loh-loh mau kemana Om? Iya iya gue minta maaf. Gue janji akan sopan sama lo". Ucap Aura memohon dan berusaha menahan dirinya agar Yang menariknya kesusahan.

Axel tidak menjawab pertanyaan Aura sama sekali. " Om plis gue- eh aku janji akan sopan sama Om. Tapi plis jangan buang gue di rawa rawa." Teriak Aura dan Axel sama sekali tidak mengubris.


Axel mengambil kunci mobil yang tergeletak di atas lemari tv. Dan langsung menuju garasi dengan tetap menarik pergelangan tangan Aura.

" Om plis jangan buang gue di rawa rawa." Ucap Aura Asal - asalan Dan Axel tidak mengindahkan ucapanya.

Axel memilih mobil kesayangnya yang sering ia pakai kemana-mana. Terdengar bunyi pintu garasi terbuka dengan otomatis.Aura tetap meracau tidak jelas sejak tadi.

Lalu Axel membukakan pintu penumpang untuk Aura. Dan berlari memutar membuka pintu pengemudi.

" Om lo mau bawa gue kemana si? Plis jangan aneh aneh, Aura mohon." Tanya Aura dengan suara memelas.

Axel tidak menjawabnya lagi. Pandanganya lurus kedepan, jalanan saat ini tidak terlalu padat.

Mobil Bmw milik Axel masuki restoran cepat saji. Axel memilih Drive thru, dia hanya terlalu malas jika berlama lama. Di luar bersama gadis yang berada di sampingnya sekarang. Gadis yang sangat menyebalkan.

" bilang dong om kalo mau ngajak Aura makan.". Kata Aura dengan di iringi cengegesan.

Axel masih diam tidak mengeluarkan suara sejak tadi.

🌸🌸🌸🌸


Aura menyelusuri lorong di sekolahnya. Kali ini dia memutuskan untuk berangkat lebih pagi dari hari biasanya. Semua ini karna Om ganteng sialan itu, membangunkanya dengan tidak manusiawi menurut Aura.

hanya ada beberapa orang saja yang sudah datang. Dikelasnya pun tidak ada seorang pun teman kelasnya yang sudah datang.

Aura berjalan kearah tempat duduknya yang berada di kedua paling belakang.

" Wagelaseh tumbenan Bidadari udah dateng pagi pagi gini". Ucap Erick ketua kelas yang kebetulan baru saja datang, lebih tepatnya seletah Aura.

Aura menaruh tasnya dan berjalan kearah pintu. " wuih iya dong secara gue rajin, pintar, soleh, pandai menabung , dan cantik." Balas Aura.

Erick hanya menggeleng mendengar ucapan Aura tadi.


" Mana si temen temen gue yang metal-metal." Kesal Aura.

Aura memilih duduk di bangku depan kelasnya.


" Aura tumben lo gak telat?."

Aura menengok ke sumber suara yang menyebut namanya.

" Laras!!. Omg Akhirnya lo dateng juga, gue dari tadi sendirian kaya Kambing conge.Lo juga tumben Dateng pagi?."Tanya Aura.

Laras tertawa. " iya nih Mamih gue Mau berangkat keSurabaya. Jadi gue dibangunin lebih pagi, Sebel gue." Gerutu Laras.

Laras masuk kedalam kelas diikuti dengan Aura.

" Kerjain apaan lo Rick?."Tanya Laras pada Erick.

" Tugas Bu endah." Jawab Erick yang masih serius dengan contekan tugas milik Ferdinan.

" Halah so soan nanya lo kampret. Mending mau ngerjain." Celetuk Aura.

" siapa bilang gue mau ngerjain setan?".ucap Laras.

" Hello Everybody Dinda Cantik jelita Di jemput Mantan berangkat sekolah nih."Teriak Dinda berjalan ke arah Aura dan Laras

" Berisik lo anak tapir." Balas Aura.

Dinda menaruh Tas di sebelah kursi Aura. " Sirik aja lo upil Badak.makanya Minta anterin dong sama Om Handsome lo."


" Siapa yang sirik? Mantan tuh sampah malah lo pungut." Kata Aura.


" Gak ada tuh di dalam kamus Gue. Kalo mantan itu sampah, mantan itu sebuah kenangan indah yang susah untuk dilupakan." Jelas Dinda Anarkis.

" Itu tandanya lo belum moveon Kutil." Celetuk Laras

Laras mendudukan pantatnya di atas meja. Dinda duduk di sebelah Aura dengan meluruskan kakinya keatas meja.


" Amel mana nih?". Tanya Dinda

" Paling Gak masuk, atau telat. Bokapnya baru pulang dari singapore. Biasalah dari Rumah istri simpananya." Jawab Laras.


Laras Memang tau semua tentang Amel begitupun sebaliknya. Mereka sudah berteman sejak Kecil, jarak rumah mereka pun hanya satu rumah saja.

" Pasti Ribut lagi Sama nyokapnya." Ucap Aura.

" Pulang sekolah ke Rumah Amel aja Kalo gitu."Usul Laras dan langsung mendapatkan Anggukan kompak dari Aura dan Dinda.

love My UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang