9th (Boomerang)

2.2K 220 21
                                    

10 years ago…..

 

“Ahhh…Jennie….sakit….”

PLAK! “Diam kamu! Tidak seharusnya kamu berbicara dan menginterupsiku!” Jennie menatap lengan pemuda di hadapannya yang kini diselimuti oleh darah kental yang berasal dari luka irisan akibat silet yang tak hentinya Jennie tusuk dan gesekkan pada lengan putih pucat milik pemuda itu.

Jennie sudah gila. Jennie Kim sudah seperti psikopat. Rasa sakit hatinya sudah mengubah dirinya menjadi bertambah parah. Ia kini tidak ada bedanya dengan monster yang tidak memiliki hati.

Sudut mata Yoongi sudah basah. Pemuda itu meringis menahan rasa perih yang luar biasa yang menjalari sekujur lengannya. Hatinya juga tak kalah perih dengan lengannya. Ia tidak pernah menyangka bahwa gadis yang berhasil mencuri hatinya dan menjadi cinta pertamanya akan tega menyakiti dirinya sedemikian rupa. Yoongi tidak mengerti mengapa Jennie dapat berubah dari menjadi memujanya menjadi membencinya seperti ini. Seolah kesakitan yang Yoongi alami tidak pernah cukup untuk menyembuhkan sakit hati yang Jennie rasakan.

Jennie memandangi Yoongi dengan tampang datarnya. Pemuda itu tampak benar-benar lemah, sudah mulai kekurangan darah. Pandangan mata Yoongi sudah berkunang-kunang. Jika saja kedua lengannya tidak ditahan oleh algojo peliharaan Jennie, mungkin sekarang tubuh Yoongi sudah ambruk dan pemuda itu sudah jatuh pingsan karena tak kuasa menahan sakit dan lemas yang datang secara bersamaan.

“Kenapa? Sakit? Kamu pikir aku bertindak terlalu jahat padamu? Apakah kamu tidak sadar dengan perbuatanmu sendiri?” cecar Jennie pada Yoongi.

Gadis itu beringsut menjauhi Yoongi dan membalikkan tubuhnya membelakangi Yoongi. Pemuda itu dapat melihat tubuh Jennie yang gemetaran entah karena apa. Jennie menggenggam silet nya dengan kuat hingga buku-buku jarinya memutih dan darah bercucuran dari telapak tangannya. Ia mengabaikan rasa sakit pada telapak tangannya. Ia sebisa mungkin berusaha menenangkan dirinya dan kembali menjadi sosok Jennie Kim yang dingin dan tidak mengenal belas kasihan.

Jennie kemudian mengambil botol berisi alkohol yang berada di dekatnya. Kemudian, ia mendekati Yoongi yang kini tampak panik. Gadis itu menyeringai kala melihat sorot mata Yoongi yang penuh dengan ketakutan. Jennie membuka tutup botol berisi alkohol tersebut dan menyiramkannya begitu saja pada lengan Yoongi.

“AARRGGHHH!” Sontak, Yoongi menjerit dengan kencang hingga menggema di ruang yang tadinya sunyi. Pemuda itu bahkan menangis meraung-raung karena benar-benar merasa perih luar biasa pada lengannya. Seolah ada orang yang baru saja mencabik-cabik lengannya.

Melihat Yoongi yang menangis, Jennie justru tertawa sumbang. “Kenapa menangis? Hey, tidak seharusnya kamu menangis. Aku menyiramkan alkohol pada lenganmu agar lukamu segera sembuh. Aku baik kan? Seharusnya kamu berterima kasih padaku,” tukas Jennie dengan sarkas. Gadis itu tersenyum meledek pada Yoongi.

Yoongi menatap Jennie dengan nanar. Harga dirinya kini benar-benar hancur di hadapan gadis yang dulu selalu tak hentinya ia puja. Sumber bahagianya kini telah menjelma menjadi mimpi buruknya. Wajah pucat pemuda itu terlihat semakin pucat. Sekujur tubuhnya gemetar hebat. Takut, sedih, sakit, benci, dan kecewa semua menjadi satu. Perlakuan Jennie padanya perlahan memunculkan rasa benci di diri pemuda itu.

“Kenapa? Kenapa kamu tega sekali melakukan hal ini padaku?” tanya Yoongi pada Jennie.

Jennie terdiam sebentar sebelum menjawab pertanyaan Yoongi. “Tidakkah seharusnya kamu berkaca? Coba tanyakan pada dirimu sendiri mengapa aku menjadi seperti ini,” sahut Jennie dengan auranya yang terasa dingin. Kesakitan yang dialami oleh Yoongi tidak sedikit pun membuat gadis itu merasa sedikit kasihan pada pemuda yang merupakan cinta pertamanya. Pemuda yang menjadi ciuman pertamanya. Pemuda yang telah membagi kisah bahagia bersamanya. Pemuda yang sudah berhasil mengobati perih yang ia pendam selama ini. Pemuda yang juga menjadi sosok yang membuatnya kembali menjadi seperti monster.

Baby, Good Night (Jennie Kim & Privated) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang