Yixing mengajak Cilla keluar dari ruangan David. Rasanya sudah terlalu lama mereka berada di dalam. Cilla sudah terlihat lebih baik, hanya matanya yang sedikit bengkak. Melangkah dengan tangan Yixing yang tersampir dibahu membuat Cilla sedikit kaku, namun bisikan Yixing di telinganya membuat Cilla merasa tenang, "Santai saja, anggap saya pacarmu. Ah tidak, anggap saja saya Luhan agar kamu bisa lebih santai."
Ruang santai yang tadinya hanya diisi oleh David ternyata sekarang mendapat tambahan, Elena. Mereka berpelukan mesra di atas sofa hitam besar menatap lurus televisi. Entah mereka yang menonton televisi atau televisi yang terpaksa menontoni mereka. Yixing memutar bola matanya malas. Sudah terlalu sering dirinya menyaksikan ini. Yixing sengaja menutup pintu sedikit keras agar orang tuanya menyadari kehadirannya dan Cilla.
Melihat anaknya telah keluar dari ruang kerja David dengan merangkul Cilla, senyum Elena semakin lebar, "Pah, akhirnya anak kamu keluar tuh." Tunjuk Elena pada Yixing dan Cilla yang berjalan mendekati keduanya. Duduk santai tepat di sofa sebelah. Tak pelak menjalankan skenario yang telah Yixing susun.
"Abis ngapain kamu Kak?" David mulai menginterogasi Yixing yang terlihat santai duduk bersama Cilla. Sesekali tangan Yixing memainkan rambut Cilla sayang, mengabaikan pertanyaan David. Sekali lagi David bertanya, namun tetap sama diabaikan Yixing. Kembali David mengulang pertanyaannya. Namun, dengan cara yang sama Yixing mengalihkan fokusnya. Berlagak tidak dengar.
"KAKAK!" Tegur David keras membuat Cilla tersentak kaget. Yixing terang saja mengeratkan rangkulannya pada bahu Cilla. Yixing tahu Papanya marah sekarang. Mau tidak mau ia harus menjawab untuk menghindari pertengkaran, tidak mungkin ia harus beradu argumen dengan David di depan Cilla, "Ya?" Jawaban singkat itu terdengar tidak ikhlas ditelinga Cilla.
Sebelum David kembali mengatakan sesuatu Elena langsung berdiri memotong, "Ayo semuanya, kita makan malam dulu. Nanti keburu dingin." Ajak Elena sembari menarik tangan David berdiri. Segera berlalu dari ruang santai. Mencegah adanya adu mulut antara David-Yixing.
🚧
Makan malam berjalan tenang, semua makan dalam diam. Sudah jadi kebiasaan di keluarga Yixing untuk tidak berbicara jika sedang makan. Amarah David tidak terlihat lagi, Yixing pun bertingkah seperti tidak ada peristiwa tarik urat sebelumnya. Cilla jadi sedikit heran dengan pola tingkah ayah-anak itu. Namun, dalam sekali lihat Cilla dapat menyimpulkan ada masalah diantara keduanya.
Selesai makan Elena dengan anggun menyilangkan alat makannya. Meminum beberapa teguk air, kemudian barulah ia membuka pembicaraan, "Jadi, kalian kapan nikah?"
Pertanyaan polos nan jujur itu membuat Cilla tersedak ludahnya sendiri. Yixing disebelahnya dengan sigap menarik gelas berisi air minum, menyodorkannya pada Cilla. Tidak lupa diambilkannya Cilla tissue, membersihkan sekitar mulut Cilla yang belepotan seperti anak umur 5 tahun yang baru saja memakan cupcake pertamanya.
Telah Yixing duga pertanyaan itu akan keluar dari bibir manis Elena. Hanya masalah waktu sampai Elena mengeluarkannya. Yixing menunggu sedari tadi saat-saat Cilla akan tersedak akibat pertanyaan ibunya. Karena itu ia sudah siaga, mengantisipasi. Ternyata benar perkiraan Yixing akan Elena yang mengatakannya setelah makan malam. Tidak salah lagi, mungkin jika Firma hukum ayahnya bangkrut ia bisa beralih profesi sebagai peramal kelas kakap. Wajah Cilla memerah akibat terbatuk-batuk. Segera Cilla menyudahi makannya.
"Ma, kita belum ada rencana mau nikah." Yixing buka suara. Tangan kanannya sibuk membersihkan mulut Cilla yang belepotan, sementara dahi Elena berkerut bingung, "Lho? Jadi kapan Kak?".
"Nantilah, belum sekarang. Lagian Cilla juga belum selesai sekolahnya." Santai Yixing menanggapi. Elena mengangguk mengerti, memilih menjadi pengertian.

KAMU SEDANG MEMBACA
Excuse Me? || Zhang Yixing
De Todo"Sorry Om. Gak sengaja" Cilla nyengir meminta maaf pada Yixing si Om-om yang tidak sengaja ditabraknya. Dilihat dari penampilannya, setelan jas mahal, jam tangan mahal serta sepatu yang mengkilap diterpa sinar matahari siang, 'pasti holkay, lah ngap...